18. NIGHT RIDE

129 6 0
                                    

Tak terasa sudah hari sabtu saja, aletta tadi mengabari gara bahwa hari ini ia akan libur berjualan, entah alasannya apa gara tak ingin tahu lebih banyak.

Kebetulan hari ini malam minggu, tadinya gara berniat mengajak aletta keluar bersama berdua, menaiki motor lalu keliling kota bandung, tapi aletta menolak karena ada urusan lain. Gara memakluminya, karena tak semua tentang urusan aletta ia harus tahu.

Berakhir dengan malam minggu bersama teman-teman tongkrongannya, gara sudah tiba pukul setengah 8 tadi setelah solat isya selesai.

“pada dimana, gi?” gara duduk di depan warung yang biasa mereka jadikan tongkrongan, jika sekolah mereka akan nongkrong di warjok biasa tapi sekarang tongkrongannya sedikit jauh dari kawasan sekolah.

“tadi anak-anak chat masih pada di jalan, kalau akbar lagi minta ijin sama ortu rafli katanya.”

Gara tertawa mendengar bahwa rafli masih memiliki strict parents dari jamannya masuk SMA.

“gue juga bingung sama si rafli, udah strict parents masih aja terobos nongkrong.”

“gak papa, cobain main sama anak rumahan kayaknya lebih seru.”

Agi menganggukan kepalanya, membenarkan ucapan gara. Disini yang punya strict parents hanya rafli, tapi jika sudah nongkrong bersama suasananya entah kenapa jadi lebih asik.

“jadi nih night ride?” evan— anak pemilik warung itu turut nimbrung dalam perbincangan mereka.

“iya, ini dadakan. Gara-gara gak ada partner malam mingguan ceunah.”

“lo mau ikut nggak van? Lumayan jalan-jalan malem siapa tau ketemu cewek.” ajak gara pada evan.

Evan menggeleng, “males ah, gue mau jaga warung aja.”

“lo mah di warung mulu, kali-kali jalan sama kita. kapan lagi ya kan?”

“jalan-jalan gak dapet duit, gue mending jaga warung, dapet duit!”

Deru motor terdengar bersautan dari arah sana kemudian sedikit-sedikit0 mulai melaju mendekat ke arah gara dan juga agi, ternyata itu rombongan teman-teman mereka yang akan ikut night ride.

“widih! Tumben si jian ikut?” gara berdecak kagum, sudah lama sekali jian tidak ikut menongkrong bersamanya jika di luar sekolah.

“bujuk pawangnya dulu pasti.” Sahut agi.

Semuanya tertawa, kecuali jian yang sekrerang sudah memasang wajah senggol bacoknya.

“gue lagi marahan sama savira.” Curhat jian, wajahnya tampak lesu.

Gara menepuk pundak partner ributnya di sekolah ini, “yang sabar ya brok.”

“night ride masa gak bolehin bawa cewek sih?!” ucap dewa protes.

“ini boy's time, bawa ceweknya entar-entaran aja!” seru bagas membuat semua yang di sana menyetujuinya.

Semuanya masih bersantai ria di warung. ada yang sedang ngopi, ngerokok, serta bermain kartu dengan di temani bedak tabur yang jika kalah harus di poleskan bedak itu.

“buset, game ardan gak maen-maen!” gara menatap layar ponsel ardan yang menampilkan permainan Barbie make-up kesayangannya.

“ini gue lagi ngumpulin duit buat beli lipstick baru si roro.” Fyi, nama Barbie yang ardan mainkan diberikan nama roro sebab mukanya yang sangat amat cantik jelita.

“kemaren gue beli eyeshadow baru si memes, ar.” info rafli yang juga membuka permainan Barbie sejenis dengan milik ardan.

“memes!” gara tertawa mendengar nama barbie kepunyaan rafli.

ALGARA [COMPLETED] Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora