36. To-Get-Her (last)

2K 384 73
                                    

Mobil yang membawa Davychi sampai disebuah tempat yang cukup unik. Namun karena wajah Davychi yang tertutup oleh plastik besar, gadis itu tak bisa melihat seperti apa bentuk bangunan tersebut.

"Lepasin, woy! Jangan sampe gue ngomong kasar ya sama kalian!" ucap Davychi yang terus memberontak.

Tubuhnya ditekan untuk duduk disebuah bangku, kedua tangannya tak diikat, dibiarkan begitu saja membuat Davychi dengan cepat membuka plastik besar yang membungkus kepalanya tersebut.

Cahaya didalam ruangan tersebut tidak terlalu terang. Hanya ada remang-remang cahaya dari balik jendela yang tertutup. Entah tempat apa ini, namun Davychi merasa bahwa tempat ini tidak terlalu seram jika dirinya tengah diculik oleh seseorang.

Matanya tak sengaja menatap sosok lelaki jangkung di depannya yang bersedekap dada, keningnya mengernyit, lalu matanya menyipit.

"Faris? Lo kan adeknya—"

"Mas Deka?" kata lelaki tersebut menyela ucapan Davychi.

Gadis itu mengangguk bingung, sedangkan lelaki itu tertawa kecil. "Iya, gue emang adeknya, masih inget juga lo sama muka gue." kata Faris.

Davychi yang masih bingung pun hanya menyimak, lalu matanya menyapu seluruh ruangan tersebut. Hanya ada dirinya dan Faris diruangan itu. Davychi berpikir bahwa orang yang menculiknya tadi bukan hanya satu orang.

"Maksudnya apa lo bawa gue kesini? Pake acara kaya mau nyulik orang segala." kata Davychi langsung mengingat pertanyaan itu.

Kedua tangan Faris yang tadinya bersedekap kini terlepas. Dia menarik satu bangku lainnya di depan Davychi dengan jarak sekitar satu meter mereka duduk berhadapan.

"Gue juga gak tau." jawab Faris dengan entengnya.

"Lah?"

"Lo mau ke Surabaya, kan?" tanya lelaki tersebut mengalihkan pembicaraan.

Gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lo tau perkembangan Kakak gue pasca operasi jantungnya?" tanyanya lagi.

Kali ini gadis itu menggeleng. Benar sekali, setelah kejadian antara Winsley dan Davychi. Gadis itu jadi tidak fokus dengan perkembangan Deka, namun sesekali dia menanyai kabar Deka lewat Jenessa atau pun Saga saja.

"Pantes," ucapnya dengan tertawa meremehkan.

"Maksudnya?" kini Davychi melayangkan pertanyaan dengan seribu kebingungan, karena Faris tidak langsung to the point.

Dengan membenarkan posisi duduknya dengan sedikit tegak dan satu kaki kanannya diangkat menumpu kaki kiri, lelaki itu kembali membuka suara.

"Operasi Mas Deka berjalan lancar, tapi setelah operasi, dia ngerasa sedih karena lo orang pertama yang dia cari, dan karena elo orang terakhir yang dia liat sebelum keadaannya koma,"

"Gue sebenernya gak nuntut lo buat selalu ada waktu buat Kakak gue. Tapi setidaknya, kalo lo emang beneran suka sama Kakak gue, ya lo buktiin. Gue tau lo pasti ada rasa sama Kakak gue. Tapi akhir-akhir ini lo seolah ngehilang dan seenak jidatnya lo kek ngasih harapan ke Kakak gue."

Ucapan panjang lebar tersebut terhenti saat Davychi mengangkat tangannya.

"Lo bisa to the point gak sih?" ujar gadis tersebut sedikit kesal dengan Faris yang bertele-tele.

"Yakin lo mau tau?"

"Langsung bilang aja!"

Tawa kecil itu keluar dari mulut Faris. "Oke, jadi... Kakak gue bakal nikah dalam waktu yang dekat." ucap lelaki itu mampu membuat Davychi terpaku.

My Lil Girl [COMPLETED]Where stories live. Discover now