08. Ungkapan

3.4K 447 29
                                    

Setelah pertemuan sore kemarin membuat Deka merasa canggung kepada Davychi karena sudah seenaknya memeluk tubuh gadis tersebut tanpa seizin pemiliknya. Jujur saja, Deka merasa bersalah walau Davychi sudah memaklumi nya.

Untung saja itu adalah Davychi, gadis yang selalu punya banyak cara agar bisa mengembalikan kondisi seperti semula. Tak segan Davychi mengajak Deka untuk berkeliling taman dan membuat mereka kulineran dadakkan karena banyaknya pedagang yang berada di luar taman.

Biasanya Deka akan mengirim pesan apa pun agar dia tak merasa kesepian. Tapi entah mengapa sudah satu hari dia merasa malu untuk memulai chat tersebut. Davychi juga seperti tak ada niatan untuk mengirimnya pesan terlebih dahulu. Alhasil, lelaki itu menghela napasnya pasrah dan kembali fokus kepada pekerjaannya.

Hari ini cukup banyak pekerjaan karena kemarin dia menundanya. Saat ingin kembali fokus kepada pekerjaannya, tiba-tiba sekretaris Deka memasuki ruangan tersebut dengan mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Masuk," kata Deka.

Pintu tersebut terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang masih muda dengan wajah dominan Asian namun memiliki pipi sedikit cubby terlihat manis dibentuk wajahnya.

"Selamat siang Pak Deka, perusahaan dari keluarga Atmaja yang kemarin Bapak temui mengundang Bapak untuk makan siang setelah ini di cafe sebrang kantor." ucap wanita tersebut dengan nada sopannya.

Deka mengangguk. "Baiklah, bilang padanya saya akan kesana 10 menit lagi," kata Deka. Wanita itu mengangguk, saat dirinya ingin berbalik, Deka kembali membuka suara.

"Ah ya, Amel tolong bilang kepada Tuan Atmaja bahwa makan siang tanpa orang lain termasuk calon istrinya, karena jika ingin membahas tentang kerja sama perusahaan, saya lebih suka secara private." ucapnya lagi.

Wanita bernama Amel itu menganggukkan kepalanya lagi dan langsung berpamitan untuk memberi informasi lagi kepada perusahaan Atmaja.

Deka harap dia tidak akan bertemu calon istri dari anak tunggal Atmaja itu. Lelaki itu menghembuskan napasnya lelah, entah mengapa hari ini pikirannya sangat sumpek.

———————

"Kenapa harus gue dari banyaknya murid perempuan disini?" tanya Davychi dengan memicingkan matanya menatap lelaki di depannya tersebut.

"Cinta itu gak bisa ditebak sama apa kemauannya hati. Gue malah lebih heran kenapa gue malah sukanya sama elo." kata lelaki tersebut yang bingung dengan perasaannya sendiri.

"Dih aneh lo,"

Lelaki tersebut mengangkat kedua bahunya. "Jadi gimana?" tanyanya seolah meminta kejelasan.

"Gimana apanya?" tanya Davychi pura-pura bodoh.

"Gue sumpahin bloon beneran ya lo?!" kesalnya.

Gadis itu tertawa, tawanya cukup indah dan renyah, siapapun yang mendengarnya mungkin bisa jatuh cinta dengan gadis tersebut.

"Jangan ketawa kaya gitu," entah sebuah perintah atau larangan, nampaknya lelaki tersebut merasa tak suka.

"Kenapa?"

"Nanti gue tambah jatuh cinta, emang lo mau tanggung jawab?"

My Lil Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang