Bertemu

6.6K 624 56
                                    

Halo semua, sebelumnya aku ucapkan terimakasih bagi yang sudah mampir. Ini adalah ff BakuDeku pertamaku.

Niatku bikin ini karena emang terlalu cinta sama pair BakuDeku, sebenernya suka juga sih sama TodoDeku, jadi TodoBakuDeku juga bolehlah xD cuma paling cinta sama BakuDeku, karena itulah lahir book ini, meskipun cuma book gak jelas karena ini cuma hasil dari kebucinan tak tertolongku terhadap pair terkece terbadai di BNHA ini xD

Jadi, ceritanya gak bakal berat. Aku mau buat cerita yang ringan2 saja. Dan tiap chapternya bakal sedikit. Tapi, aku harap bisa rajin update tiap hari hehe

Jadi, selamat membaca ^^

***

"Midoriya, tunggu!"

Izuku berjalan dengan tergesa dan masuk ke tengah kerumunan orang-orang yang menyeberang jalan setelah rambu pejalan kaki berubah menjadi hijau. Sementara orang yang memanggilnya sedikit kesulitan saat berdesakan sambil harus mencari-cari orang yang dikejarnya agar tidak kehilangan jejak.

'Sangat tidak beruntung. Kenapa aku harus bertemu dengan Todoroki-kun disini?!' batin Izuku seraya menutupi wajah dengan ransel miliknya.

Kenapa pula dia harus bertemu dengan orang yang paling ingin dia hindari disini?

"Midoriya! Midoriya!"

Lelaki bernama Todoroki itu tanpa tahu malu berteriak-teriak mengundang atensi semua orang di jalanan sore itu. Izuku jadi malu setengah mati! Saat tiba di seberang jalan, dia segera berbelok ke arah kanan. Langkahnya semakin cepat dengan kepala menunduk sampai tidak sengaja menubruk seseorang berperawakan tinggi.

Izuku mendongak sambil mengusap hidungnya. Menemukan lelaki bertopi dan berkacamata hitam yang setengah wajahnya tertutup masker hitam. Lelaki manis berambut hijau berantakan itu dengan panik berseru, "M-maafkan aku! Maafkan aku!"

Lelaki di hadapannya hanya terdiam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Izuku hendak membungkuk sebagai bentuk penyempurna permintaan maafnya ketika suara Todoroki semakin jelas terdengar dari belakang.

"Oh, tidak!" serunya panik. Mata bulatnya mencari-cari jalur kabur yang tepat di sekitarnya sampai berakhir pada lelaki di hadapannya. Kemudian sebuah ide yang sedikit gila muncul di kepalanya.

'Ini memalukan. Tapi tidak ada cara lain!'

"Tuan, bisa tolong ikut aku sebentar?" pinta Izuku yang segera menarik lelaki tinggi itu tanpa repot-repot menunggu jawaban. Sementara yang ditarik sama sekali tidak mengatakan apa-apa dan tampak pasrah mengikuti lelaki yang lebih mungil.

Jauh di belakang, Todoroki yang sudah kelelahan masih terus mencari keberadaan Midoriya Izuku yang sangat dia rindukan. Todoroki itu sedang rindu-rindunya pada Izuku dan secara kebetulan dia bertemu dengannya saat di jalan pulang dari kantor ayahnya. Banyak sekali hal yang ingin dia katakan pada lelaki manis bersurai hijau itu, jadi tanpa berpikir panjang dia segera mengejarnya. Bahkan jika ada kesempatan dia akan meminta Izuku untuk menerimanya lagi, memulai kembali hubungan mereka yang telah kandas dua tahun lalu.

Lelaki dengan surai dwiwarna itu kehilangan jejak sang mantan terkasih. Namun, dia masih gigih mencarinya kemanapun hingga tiba di sebuah taman kota. Dengan langkah cepat seraya mengedarkan pandangan guna mencari Izuku, dia melihat dua orang yang tengah duduk di sebuah bangku bercat putih. Niat awal ingin bertanya barangkali dua orang itu menemukan sesosok malaikat berambut hijau dengan freckles di kedua pipi. Tapi terhenti saat melihat kedua orang itu tampak sangat menempel satu sama lain, bahkan seseorang yang tubuhnya lebih kecil tengah dipeluk dengan tubuh yang dibungkus oleh mantel yang dikenakan seseorang di sampingnya. Todoroki yang melihatnya jadi canggung sendiri dan.... sedikit iri? Jadi, dia undur diri. Lagipula jika jadi bertanya, dia hanya akan mengganggu sepasang kekasih yang tengah lovey dovey itu. Diganggu saat sedang bermesraan dengan kekasih itu sangat menyebalkan. Todoroki pernah merasakannya. Dulu.

Izuku mendesah lega saat Todoroki sudah menjauh pergi hingga tak terlihat. Sadar akan sesuatu, Izuku dengan panik menjauh dari lelaki di sampingnya dan berdiri untuk membungkuk berkali-kali.

"Maafkan aku! Aku sangat tidak tahu malu. Maafkan aku!"

"Mn."

Izuku mengangkat kepala untuk menatap lelaki yang akhirnya bersuara itu meskipun hanya sedikit. Sambil menyatukan kedua ujung telunjuknya dia berkata, "Anu... Maaf karena membuatmu terlibat dalam masalahku. A-aku sungguh tidak bisa memikirkan cara yang lebih baik saking paniknya. Jadi... sebagai permintaan maafku, bagaimana jika kutraktir makan malam?"

Tidak ada jawaban selama beberapa detik. Izuku semakin panik. Takut jika lelaki itu tiba-tiba saja mengamuk. Tubuh Izuku lebih kecil, dia akan K.O seketika hanya dengan sekali tendangan dari kaki panjang lelaki itu. Dia menatap takut-takut pada lelaki yang masih setia mengenakan kacamata hitamnya meskipun langit sudah semakin gelap. Aneh sekali.

"Rumahmu," ucap lelaki itu tiba-tiba.

Izuku mengerjap kebingungan. "Rumahku?" ulangnya tak mengerti. Kenapa dia menanyakan rumah Izuku? Mau merampok atau apa?

"Kau tinggal dengan keluargamu?" tanya si jangkung kali ini.

Izuku mengerutkan dahi. Kenapa lelaki di depannya ini menanyakan hal seperti itu? Dia jadi takut sendiri. Jangan-jangan lelaki itu benar-benar akan merampoknya? Oh tidak. Izuku belum kaya.

"A-anu... tuan, kenapa kau menanyakan itu?" Izuku merasa menjadi orang yang kurang ajar dengan bertanya seperti itu, padahal dia tidak salah. Sekarang malah panik sendiri. "M-maksudku... anu... itu... a-"

"Tsk. Kau tidak berubah ya? Selalu saja mudah panik. Apa kau kira aku ini penjahat?" ucap lelaki itu seraya berdiri. Dia melepas kacamata hitam dan menurunkan masker yang menutupi setengah wajahnya. Topinya dia tarik sedikit untuk menampilkan wajahnya lebih jelas.

Izuku seketika membelalakan mata saat melihat sosok di hadapannya. Sosok yang sangat dia kenal sejak kecil dan tidak dia temui lagi sejak lulus SMA lima tahun lalu.

"K-Kacchan?!"

.

.

Bersambung...

Bertemu Kembali [ BakuDeku ] ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon