tiga puluh enam

415 106 18
                                    

"Gimana kalau yang ini?"

"Jelek." Bitra berkomentar seperkian detik setelah melihat baju yang Nata tunjukan kepadanya.

Tentu saja responnya itu membuat Nata memberengut. "Semua aja jelek, lihat dulu yang teliti."

Saat ini keduanya tengah berada di salah satu mall. Bitra mengantar Nata berbelanja baju untuk gadis itu pakai di wisuda pacarnya nanti. Awalnya Bitra menolak, karena ia pikir akan menyedihkan sekali rasanya. Namun karena Nata adalah si pemaksa yang tak akan menyerah, jadi disinilah keberadaannya sekarang.

"Ya emang jelek." Sahutnya menghela napas. "Jangan yang sexy sih Ta, kayak gak ada baju lain aja."

"Sexy apa nya sih Bitrong?"

"Itu dress nya gak ada lengan, oblong gitu. Pokoknya gue gak suka, cari yang lain."

Nata mendengus, namun tetap saja menurut. Gadis itu mengembalikan baju nya ke tempat semula. Lalu kembali mencari yang lain. "Ini gimana?"

"Gue gak suka."

"Kan bukan lo yang pake juga Bit, ini buat gue."

"Iya gue gak suka liatnya kalo lo pake baju itu. Katanya lo mau saran dari gue, tapi gue koreksi malah sewot."

"Tapi ini udah baju kesekian juta nya yang gak lo suka, masih mending lo bantu cariin. Ini dari tadi cuma ngomen gak suka, jelek, gak suka, jelek." Ujar Nata meledek cara bicara Bitra.

Melihat wajah kesal Nata, Bitra bangkit dari duduknya. Kemudian bantu mencari baju di yang berjajar di rak.

"Ini aja." Gumamnya memberikan satu gantungan kepada Nata.

Nata menatap jengkel. "Ini dress ibu-ibu Bit, ngojreng gini kayak mau kosidahan."

Bitra tersenyum geli. Sebenarnya ia memang sengaja memberi baju tersebut, karena akan lucu saja melihat reaksi Nata yang semakin kesal.

"Bercanda."

"Jangan banyak bercanda deh, gue tuh serius!"

Bitra menyimpan kembali hanger ditangannya. Matanya mengamati deretan yang ada di depan dengan serius sekarang, lantas meraih satu gantungan lagi yang menurutnya cocok dan sesuai untuk Nata pakai di acara formal itu.

"Ini."

Nata menerimanya, kemudian mengamatinya sejenak dari cermin besar. "Ini beneran bagus di gue?" Tanyannya.

"Baju nya bagus sih."

"Gue nya?"

"Cantik." Ucapnya namun hanya dalam hati. "Biasa aja." Lanjutnya yang membuat Nata mendeliknya tajam.

"Oke sip."

"Oke apaan?"

"Iya gue beli yang ini." Ujarnya. "Cantik sih menurut gue juga, warna peach kan cocok banget ya di kulit gue yang putih dan kinclong ini."

Bitra memutar bola matanya malas. "Cepetan kalo emang cocok."

Nata mendekatkan lengannya dengan lengan milik Bitra, kulitnya yang sudah putih ini tetap terlihat lebih tan jika di samakan dengan warna kulit Bitra. "Give me your white skin." Ucapnya sembari memajukan bibirnya gemas.

"Nih buat lo semua." Jawab Bitra menyimpan telapak tangannya yang besar pada wajah mungil milik Nata sampai benar-benar tertutupi.

"Ish, nyebelin lo."

"Cepetan keburu sore."

"Iya bawel." Nata menjawab ketus kemudian melangkah cepat menuju kasir. Sedangkan Bitra keluar lebih dulu menunggunya di depan pintu toko.

BITRA, NATA, & JUNA (SELESAI)Where stories live. Discover now