tujuh

738 167 10
                                    

“Nat, ada yang jemput tuh.”

Nata yang sedang bersiap-siap memakai sepatu menoleh saat Mama nya memanggil dari ambang pintu kamar. “Udah datang Ma?”

Mama nya mengangguk. “Siapa? Kok Mama baru lihat.”

Nata bangkit menghampiri Mama nya. “Namanya Juna, satu kampus sama aku.”

“Temen satu jurusan?” Tanya Mama nya masih menggali informasi tentang pria yang sedang menunggu di depan rumah untuk menjemput anaknya.

“Aku belum tahu dia anak jurusan apa sih, nanti coba aku tanya deh.” Ucap Nata menutup pintu kamar lalu bergegas turun ke bawah.

Mama nya mengerutkan kening heran, kok bisa satu kampus tapi tidak tahu jurusannya. “Terus kamu mau kemana?”

“Mau nyamperin Juna lah Ma, kasian nunggu lama dia.” Nata berjalan melewati anak tangga disusul oleh Mama nya yang masih kebingungan dari belakang.

“Maksudnya kamu mau diajak kemana?”

“Di ajak makan, lumayan Ma gratis.” Cengir Nata. “Udah ya aku keluar dulu.” Pamitnya mengecup pipi Mama nya.

“Yaudah deh, hati-hati aja ya.” Sahut Mama nya pasrah. Nata mengangguk lalu berjalan kembali keluar.

Tiba diluar Nata bertemu dengan Juna yang sudah berdiri menunggunya disamping mobil sedan hitam.

“Gak lama kan? Rumah lo gak jauh cuma delapan menit aja dari rumah gue.” Ujar Juna sembari membukakan pintu mobilnya dan Nata langsung masuk tanpa menyahut.

Sebelumnya Nata memang sudah mengirim lokasi rumahnya lewat whatsapp kepada Juna sebelum pria itu berkata akan menjemputnya.

“Nyokap lo mana? Gue harus minta izin karena bawa anaknya keluar.”

“Langsung aja, tadi udah gue bilangin kok. Dia gapapa.” Jawab Nata dari dalam mobil. “Ayo.”

"Beneran?"

"Iya."

Mau tak mau Juna pun mengikut saja dengan apa yang Nata katakan, ia langsung memasuki mobilnya.

“Oh iya lo tahu Bitra kan? Temen gue yang kemarin gue kenalin.” Tanya Nata setelah memasang sabuk pengaman.

Juna terdiam sejenak, kemudian mengangguk pelan.

“Itu rumahnya.” Nata menunjuk rumah berwarna abu di sebrang rumahnya. “Jam segini pasti lagi mantengin Laptop, sibuk belajar. Kalau ada yang ganggu bakalan marah-marah. " Lanjutnya seperti paling tahu kebiasaan orang rumah itu.

Juna hanya manggut-manggut sambil tersenyum kecil. “Udah siap?” Tanyanya mengalihkan.

“Udah.” Angguk Nata.

“Oke, kita jalan sekarang ya.” Juna mulai menyalakan mobil, kemudian mobil pun melaju meninggalkan pekarang rumah. Melewati deretan rumah lainnya yang berada di perkomplekan tersebut.

£££

Mata Nata berbinar-binar melihat banyaknya makanan di atas meja. Dari hidangan pembuka, hidangan utama, hingga pencuci mulut.

BITRA, NATA, & JUNA (SELESAI)Onde histórias criam vida. Descubra agora