tiga puluh lima

409 107 27
                                    

Libur semester telah tiba, hari-hari yang sangat di nantikan bagi hampir semua kalangan mahasiswa. Dimana mereka bisa bersantai tanpa memikirkan tugas, ber-holiday, atau mengisi aktivitas lain yang sulit untuk di lakukan ketika kuliah masih berlangsung.

"Lo balik beneran?" Tanya Juna tak tahu sudah ke berapakalinya dia menanyakan pertanyaan yang sama, yang pasti tidak sekali dua kali.

"Ngapain bercanda?" Sahut Bitra masih sibuk memasukan baju-baju nya ke dalam koper. Karena perlu di ingatkan, Bitra tinggal lebih dari satu bulan di apartement Juna. Jadi bisa bayangkan sendiri berapa banyak baju dan barang lainnya yang ia bawa kesini.

"Emang udah siap menyaksikan keromantisan pasutri yang membuat lo ingin menjadi penikor?"

Bitra berdecak malas. "Lebay lo." Timpalnya sembari melempar gantungan baju ke arah Juna. Namun langsung Juna tangkap.

"Tapi bagus deh, seenggaknya sekarang gue punya privasi disini. Karena semenjak ada lo gue gak bisa ngapa-ngapain."

Bitra mendelik tajam. "Lo daripada banyak ngomong, mending bantuin gue lipetin baju." Sarannya melihat Juna yang sedari tadi hanya berduduk santai di atas kursi dan terus menerus mengomentari hidupnya.

Juna dengan cepat menggeleng. "Gak, terimakasih."

Bitra tak menanggapi lagi, karena tidak mau juga sepagi ini harus berdebat dengan pria liberal itu.

"Oh iya, planning ambil skripsi semester 7 jadi?" Tanya Juna lagi setelah jeda beberapa saat saling diam.

Bitra mengangguk mengiyakan. Dari awal kuliah pun ia sudah membuat rencana jangka panjang seperti memenuhi target IPK dan SKS. Di semester sebelumnya juga ia sudah mengambil sebanyak mungkin SKS agar meringankan beban di akhir semesternya dan ia bisa fokus mengerjakan skripsi saja. IPK nya selama ini pun tak pernah kurang dari 3.50. Memang otak cerdas, mungkin gelar cum laude bisa ia dapatkan saat wisuda nanti.

"Si ambisius." Olok Juna memandang malas.

"Keren kan gue? Bisa ngalahin alumnus Columbia University? Eh tapi lo di drop out kan ya? Berarti bukan alumnus kalo gitu. Haha." Olok balik Bitra.

"Gila lo, enggak ada gue di DO."

"Jaket gue dong." Sahut Bitra tak menanggapi lagi dan memerintah untuk memberikan jaketnya yang tersangkut pada kursi yang Juna duduki.

"Gue kagak di DO ya." Ucap Juna lagi sembari melempar jaket ke arah pemiliknya.

Bitra memakai jaketnya setelah menutup resleting kopernya. "Gue balik sekarang." Ujarnya lagi-lagi mengabaikan penolakan Juna saat ia mengatakan bahwa Juna di drop out dari kampus sebelumnya itu.

"Oke, sampai jumpa ya, selamat berlibur selamat bersenang-senang." Balas Juna datar. Kemudian menyibukan kembali dengan laptopnya yang menyala di atas meja. "Kenapa belum pergi? Masih ada yang ketinggalan?" Tanyanya setelah beberapa detik terlewati namun Bitra masih bergeming di tempatnya.

"Anterin."

Juna mengeluh malas.

"Gue kan kesini gak bawa kendaraan sama sekali, jadi lo harus anterin gue balik."

"Naik taxi aja."

"Kenapa gak sama lo aja?"

"Gue lagi males."

"Gue tunggu dibawah."

"LO TUH!" Rasanya Juna ingin sekali memukul temannya itu agar tidak memerintah seenak jidat.

BITRA, NATA, & JUNA (SELESAI)Where stories live. Discover now