37. A for Arvin, I for Inara

1.3K 85 59
                                    

NGGAK SEMPET NGEDIT!! JADI, KALO ADA TYPO MOHON KOMEN YA GENGS!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NGGAK SEMPET NGEDIT!! JADI, KALO ADA TYPO MOHON KOMEN YA GENGS!!

***

Sekumpulan murid kelas 12 IPA 3 di lapangan, sedang menjalankan pelajaran penjaskes. Kini mereka sedang berlari mengitari lapangan sebanyak 3 kali. Di lanjut, dengan pemanasan lainnya sebelum inti pelajaran.

Seorang guru berdiri dengan kaos olahraga, tak lupa dengan kalung peluit yang menggantung mengitari lehernya. Tangan kanannya, membawa sebuah buku absensi beserta bolpoin. Matanya mengawasi setiap muridnya.

Pritttt!!

Suara peluit yang begitu melengking terdengar sangat jelas dan mengudara. "Silakan berkumpul kembali."

Murid-murid yang tadinya sedang pemanasan, berhenti. Berlari mendekat pada Sang Guru berbadan tegap. "Untuk pemanasan kali ini sudah cukup  Materinya sekarang adalah balap lari. Nanti akan saya bacakan pasangan-pasangannya."

Mereka semua mengangguk, walaupun dengan keringat pagi membasahi kepala mereka. Setelah membacakan pasangan-pasangannya, Inara ternyata berpasangan dengan seorang gadis yang angkuh di kelasnya. Mungkin 11 12 dengan Sindy, tapi yang ini nggak terlalu cabe banget.

"Kok gue bisa sama lo sih!! Nggak asik banget!" cerca Vania, yang mendatangi Inara saat gadis itu tengah duduk meluruskan kedua kakinya.

Inara mendongak, menyipitkan sedikit matanya. "Kalo mau protes, ke Pak Agung. Jangan ke gue, males juga gue sama orang bacotan kayak lo," ucap Inara dengan sarkas.

Vania menggeram kesal. Ia mengepalkan tangannya, kemudian pergi meninggalkan Inara. Sepeninggal gadis itu, seorang anak remaja tampan berpakaian osis tanpa dasi, menghampirinya dengan membawa sebuah soft drink. Cowok itu duduk di sampingnya.

"Buat lo."

Inara menoleh, menatap minuman serta orangnya bergantian. Kemudian menggeleng. "Nggak usah, gue udah bawa tadi."

"Mungkin nanti lo butuh?" Masih menyodorkan minuman.

***

Seorang anak manusia berjenis laki-laki itu berjalan seorang diri melewati kelas-kelas yang tengah mengadakan kegiatan belajar mengajar. Pandangannya berubah, saat melihat seorang gadis yang sangat familiar duduk berdua dengan— oh shit!! Lelaki? Yang benar saja!

Menggeram marah, cowok itu langsung berlari memasuki lapangan dan menghampiri kedua orang yang seperti sedang berpacaran. Sial! Sial! Untuk membayangkannya saja, itu sudah membuatnya ingin menghajar orang itu.

"Ekhem!" Ia terbatuk sengaja. Membuat dua orang yang duduk di pinggir lapangan tadi mendongak menatapnya.

Ia lalu ikut duduk di tengah-tengah mereka. Membuat seorang cowok di sana kesal. "Lo ngapain sih nyelip-nyelip, hah!! Tempat duduk luas! Di kira badan lo kayak semut, apa!?" semprot cowok yang terganggu.

Arvin, cowok yang baru saja menghampiri Inara dan Skala. Cowok menatap kebingungan, seolah tak melihat Skala di sebelahnya. Ia malah menatap Inara. "Sayang, kok gue jadi merinding ya disini. Nggak ada orang, tapi ada yang ngomong."

"Eh iya ya, makanya kok dari tadi bulu roma gue pada bangun," ucap Inara yang ikut-ikutan.

Arvin menggenggam tangan kanan gadis itu. "Pindah yuk, kayaknya di sini emang angker."

Arvin kembali terjatuh saat hendak bangun, karena Skala yang mendorong bahunya. "Lo nggak usah kayak ****** deh. Cemen banget lo," lontar Skala mencengkeram kerah seragam Arvin.

Raut wajah Arvin mendatar. Kemudian tersenyum simpul. "Singkirin tangan kotor lo."

Namun Skala malah semakin menguatkan cengkeramannya. Membuat Inara panik. "Skal! Lo ngapain sih! Singkirin tangan lo!"

Skala menganggap ucapan Inara sebagai angin lewat.

BUGH!!

Tanpa alasan yang jelas, Skala melayangkan kepalan tangannya ke rahang Arvin. Membuat cowok itu mundur beberapa langkah.

"ARVIN!!" Gadis itu hendak mendekat, namun Arvin melarangnya.

Ia mengusap rahangnya, kemudian menatap Skala, tajam. Mendekati cowok itu dengan seringaian. Lalu menepuk bahunya. Membisikkan kata-kata yang membuat Skala bertambah marah.

"BANGSAT LO ARVIN!!"

"HEI!! SEDANG APA KALIAN!!" Suara bentakan terdengar sangat jelas. Murid yang lain berkumpul mengelilingi dua cowok itu. Pak Agung menghampiri mereka dengan marah.

"Kalian lagi!! Setelah ini, kalian pergi ke ruang BK!" perintahnya.

Skala masih mengatur nafasnya, mengepalkan tangan geram. Sementara Arvin, cowok itu di bawa Inara ke uks. Sepanjang jalan, tak hentinya gadis itu memarahi Arvin seperti seorang ibu yang memarahi anaknya karena ngeyel.

"I'm sorry." Hanya kata itu yang bisa Arvin ucapkan saat ini, karena pukulan Skala yang membuat rahangnya sedikit sakit dan meninggalkan bekas kebiruan.

"Lain kali nggak usah gitu lagi!!" omel Inara, yang khawatir. Ia membuka peralatan P3K.

"Gue nggak suka lo deket-deket sama dia," ucap Arvin memandangi bola nata Inara yang indah. "Gue nggak suka apapun yang udah jadi milik gue di deketin orang lain."

"Lo punya gue, akan selalu begitu."

Inara menghentikan gerakan tangannya yang mengobati lebam cowok itu. Matanya saling tatap. Mendengar penuturan Arvin tadi, membuat perutnya seperti di terbangi banyak kupu-kupu. Tangannya mengusap rahang cowok itu, kemudian tersenyum tulus.

"Lo harus tau, di sini …" Inara menggenggam tangan Arvin, menempelkan di mana tempat hati manusia terletak. "… cuma ada nama lo. A for Arvin," ucap Inara tulus. Membuat Arvin tersenyum.

Ia kemudian menunjuk dada Arvin. "Dan di sini, I for Inara." Gadis itu mengukir namanya di atas dada cowok itu dengan jari lentiknya.

"Thank you," ucap Arvin. Inara mengangguk. Gadis itu memejamkan matanya saat sebuah kecupan hangat mendarat di keningnya.

***

ENDING!!

MAKASIH BUAT SEMUA READERS POSESSIVE ARVIN!! THANK YOU UDAH NEMENIN SAMPAI SEJAUH INI YA GENGS!!

SEKALI LAGI AKU UCAPKAN TERIMA KASIH.

DAN AKU PENGEN BILANG, KALO POSESSIVE ARVIN UDAH TAMAT DAN NGGAK ADA BONUS PART YAA GENGS!!!





















TAPI BOONG☺️

TENANG!! INI BELUM SELESAI KOK, WKWK🥲 MAAF YA, KEMARIN NGGA UP, KARENA BELUM SEMPET NGETIK, HUHUU (T_T)

SILAKAN VOTE AND KOMEN, JIKA INGIN NEXT!!!❤️‍🔥
Jangan lupa buat follow akun ini ya!!

THANK YOU AND SEE YOUUU

POSESSIVE ARVIN [GS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang