11. Kejadian di Koridor

1.7K 119 43
                                    

Hai All!! Thanx udah mau baca cerita ini💙
Bantu taburkan bintang dan komentar kalian ya.. aku tunggu notifnya 🥰

Semoga cerita ini ga mengecewakan kalian 😉

HAPPY 1K READERS ARVIN🎊🎉
Serius gak nyangka banget😭
Makasih banget-banget buat kalian✨✨

So,

—Ketika harapan terlalu dibanggakan, maka kenyataan sendiri yang akan menghancurkan;)—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika harapan terlalu dibanggakan, maka kenyataan sendiri yang akan menghancurkan;)—

***

Siang ini, tepatnya di jam istirahat pertama. Ketiga pemuda tampan dengan pakaian urakan itu berdiri di atas rooftop sambil menikmati putung rokok mereka. Arvin berdiri di pagar pembatas dengan tangannya sebagai topangan badannya. Pemuda itu berdiri di antara kedua sahabatnya. Bagaimana tak urakan? Pakaian mereka kancing atasnya terbuka, baju yang di keluarkan sudah seperti berandalan. Apalagi Arvin, dasi cowok itu di ikat di keningnya sebagai bandana.

Sedangkan Awan dan Caka hanya melonggarkan dasi mereka, dibiarkan menggantung bebas di kerahnya. Arvin menatap pemandangan di depan dengan muka datarnya.

"Udah tau siapa yang nganterin Inara balik?"

Kedua sahabatnya menoleh kearahnya. Awan mengangguk kilat. "Udah"

"Siapa"

"Skala, dia itu emang udah suka Inara dari dulu. Bahkan dia pernah nembak Inara di lapangan Antartika Vin" jelas Caka, dengan mimik muka serius.

Arvin tertawa sinis, ia mencengkram pagar itu kuat. Skala, ternyata orang itu. Berani sekali orang itu mengusik apa yang sudah ia tandai sebagai miliknya.

"Mau kita apain dia Vin?" Tanya Caka.

Arvin tersenyum devil. "Itu biar gue yang urus dia. Lo berdua cukup bantu gue ngawasin Inara"

"Siap paduka bapak Arvin!"

***

"Ra, lo mau ke kantin kan? Barengan yuk"

Inara tetap melanjutkan langkahnya tanpa merespon seorang pemuda yang terus saja mengajaknya bicara.

"Ra, tungguin gue dong"

Inara langsung menepis kasar tangan pemuda itu saat ingin menyentuh lengannya. Ia menatap pemuda itu tajam. "Lo bisa gak sih Skal, gak usah ngikutin gue!"

Skala, cowok itu hanya memasang tampang sinis. "Nggak"

"Mau lo apa sih sebenarnya, hah!"

Skala maju satu langkah mendekati Inara, membuat langkah gadis itu spontan mundur. Sialnya koridor ini jarang dilewati para murid.

"Lo mau tau apa mau gue.." tanya Skala dengan suara rendah. Inara hanya bisa menahan nafasnya saat wajah cowok itu masih berada di samping telinganya. "Yang gue mau, lo jadi milik gue. Begitupun sebaliknya"

POSESSIVE ARVIN [GS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang