"Dih, turunin! Lo bau asem!" Naya sedikit meronta agar dibiarkan turun.

"Ck, lo juga belum mandi, masih bau joging!" balas si cowok.

"Jigong kali!"

"Nah, itu tau!"

Kali ini Naya mendapatkan peluang untuk berdiri, namun bukannya pergi, ia malah berlabuh lagi di pangkuan Algra. Tapi kali ini dengan gaya berbeda-mereka saling berhadapan dan saling menatap pula. Kalau ada kaum jomblo yang lihat, bisa dipastikan iri dengki melanda, haha.

"Aaa kok ganteng sih," gumam Naya. Tangannya yang bergelayut di leher Algra memudahkan kegiatan tatap menatapnya pagi ini.

Algra sengaja memajukan kepalanya. "Aaa kok cantik sih," katanya dengan kalimat dan nada bicara yang sengaja disamakan dengan Naya.

"Jangan tinggalin gue ya." Naya tak memperdulikan balasan Algra yang mirip dengan tuturannya, ia tersenyum, kemudian memeluk suami yang ia bilang ganteng barusan.

"Nggak akan, lo juga jangan tinggalin gue." Dibalik pelukan itu, Algra merasakan kalau Naya mengangguk sebagai jawaban.

Hampir sepuluh menit dua remaja itu saling berpelukan sampai-sampai tak ingat kalau sekarang sudah jam 7.

"Mandi bareng sekali-kali, ayo," ajak Algra.

"Bareng sama siapa? Sama Bunda, Mama, Papa, Ayah, Bang Bintang, Bang Alvi, Al-"

"Kita berdua aja, gue dan lo." Algra melonggarkan pelukan, menatap Naya dari jarak kurang lebih 5 cm.

Naya menggeleng. "Nggak dulu, makasih."

Algra ikut mengangguk-angguk. Sedikit banyak ia paham kalau gadisnya ini belum siap dengan hal-hal yang lebih jauh. Tentu Naya yang sering membaca cerita Wattpad paham kalau cowok mengajak mandi bareng pastinya bukan sekedar mandi saja.

"Cium dulu sebagai gantinya," ucap Algra.

"Katanya bau jigong."

"Ralat!" Algra memiringkan kepalanya, menjuruskan pandangan pada bibir ranum Naya. "No bukti sama dengan hoaks," cicitnya lirih, tatapannya tak lepas dari sana.

Naya memejamkan mata pertanda ia setuju dengan apa yang akan dilakukan suaminya.

Cup

Algra melumat bibir Naya cukup agresif. Ciuman yang awalnya hanya sampai bibir berlanjut ke leher jenjang sang istri. Sepertinya asik sekali melakukannya, sampai-sampai kancing piyama yang dipakai Naya terlepas. Tangannya ingin meraih sesuatu namun tidak kesampaian karena tepisan keburu datang.

"Hayo, mau syusu manis cap nona kan?" tukas Naya sedikit mengingat kata-kata Algra saat di Wisata Gunung Pancar kemarin.

"Dikit." Algra menyengir kuda, menatap Naya penuh harap. Tadinya satu langkah lagi ia berhasil menikmatinya.

"Suka banget nenen, emang rasanya apa sih? Kan susu gue sama sekali nggak ada ASI-nya!"

"Rasanya terlalu candu buat gue, bahkan setelah ng***p disitu, frekuensi rokok gue berkurang," jujur Algra.

Naya mengangguk-angguk dan membulatkan mulut seperti mengatakan 'oh' berulang kali.

"Jadi boleh nggak?"

"Nih." Naya menyodorkannya.

Stop. Tidak perlu dibayangkan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ALGRAFIWhere stories live. Discover now