[7] I Miss You

Começar do início
                                    

Asya mengunyah makanan di dalam mulutnya dengan wajah masam karena kesal, dan itu membuat Arsen merasa gemas padanya.

Jadi laki-laki itupun mengulurkan salah satu tangannya dan menyentuh pipi Asya untuk ia cubit, namun gadis itu menepisnya, "Nggak usah pegang-pegang, Asya ngambek" ketusnya

Arsen tertawa kecil lalu malah kembali mengulurkan kedua tangannya untuk mencubit kedua pipi Asya dengan gemas, tidak memperdulikan penolakan dari gadis itu.

Asya semakin kesal dibuatnya, namun gadis itu tidak bisa melakukan apa-apa pada Arsen.

"Kakak inget dulu kamu selalu nangis setiap kali pipinya dicubit paksa kayak gini, kenapa sekarang nggak nangis lagi hm? Padahal kan lucu gitu, mukanya merah" goda Arsen tanpa melepaskan cubitannya di kedua pipi Asya

"Ish, udah lephas, shakit tau?!" kesal Asya sedikit tidak jelas

(Cobain deh cubit dua pipi sambil ngomong "Ish, udah lepas, sakit tau?!", Jadinya gitu nggak?😭)

"Nggak mau, nggak mau, wlee…" ejek Arsen sambil menjulurkan lidahnya di akhir

Asya mengambil garpu di atas piringnya lalu mengarahkannya pada tangan Arsen, "Tusuk nih" ancamnya

"Uuu takut…" kata Arsen dengan nada dibuat-buat, membuat Asya semakin kesal

Tapi sesaat kemudian Arsen melepaskan cubitannya dan berkata, "Uh… pipinya merah"

"Pukul nih" pekik Asya kesal sambil mengangkat sendok sayur dan mengarahkannya pada Arsen

Arsen memundurkan sedikit tubuhnya agar tidak terkena cipratan kuah bekas diletakkannya sendok sayur itu.

"Hayoloh mejanya kotor, dimarahin Bunda nanti"

"Kak Io!"

"Ahahaha…" Arsen pun tertawa

Di sisi lain, Ara yang sudah berada di dalam kamarnya dan sang suami tengah mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dimana Alex berada? Tidak ada siapapun yang bisa ia lihat di sini.

"Kak Alex" panggilnya mendekat ke arah kasur

Tadi Asya mengatakan jika Alex belum ingin bangun, lalu kenapa sekarang hanya ada selimut yang berantakan di atas kasur tanpa ada pemiliknya?

Grep...

Bruk...

Ara menghembuskan napas kesal saat merasakan pelukan dari arah belakangnya disusul dorongan untuk jatuh ke atas kasur yang disebabkan oleh sang suami.

"Berat" ujar Ara dengan wajah masam

Mendengar hal itu membuat Alex membalikkan posisi mereka sehingga kini ia terlentang dengan Ara di atasnya yang juga terlentang menatap langit-langit kamar.

"Kak Alex…"

"I miss you" sela Alex menyembunyikan wajahnya di belakang leher dan bahu Ara

"Setiap hari kan udah ketemu" balas Ara mulai memainkan jemari Alex yang melingkari perutnya

"Hm, tapi aku kangen momen-momen kita sebelum punya anak. Waktu kamu masih polos dan malah aku racunin sama hal-hal yang belum kamu tau, waktu kamu manja sama aku, waktu kamu meluk aku setiap kali seneng atau takut, dan waktu-waktu lainnya yang cuma ada kita berdua di situ--"

"Terus mau gimana lagi? Masa' iya anak-anak kita mau dibuang" gurau Ara melepaskan lilitan tangan Alex dan beranjak dari atas tubuh suaminya

"Sayang…" protes Alex saat melihat Ara turun dari ranjang

A's familyOnde histórias criam vida. Descubra agora