Chapter 40 : Baby

6.7K 606 30
                                    

♚♚♚

Tiga bulan berlalu, kini Lalisa sedang berada di kantor Marco, ayahnya. Alih-alih menjadi pelatih sebuah tim eSport, ayahnya menyuruhnya untuk menggantikan dirinya menjadi seorang CEO, itu membuat Lisa sakit kepala.

"Appa, aku tidak ingin menjadi seorang CEO. Jika itu terjadi, bagaimana dengan karirku didunia eSport." Dengan frustasi, ia membujuk ayahnya untuk berhenti menyuruhnya menjadi CEO. "Jika aku mempunyai anak selain kau, aku tidak akan memaksamu."

Memang benar, sayangnya Lalisa adalah anak tunggal, satu-satunya pewaris keluarga Manoban. Lalisa memijat kepalanya dan terus menghela nafas. Hingga ia memikirkan sebuah solusi.

"Aku ingin bertanya sebelum menyetujui ini" ujarnya dan Marco menatap anaknya itu dengan serius, dan mengantisipasi apa yang akan ditanyakan oleh Lalisa. "Apa itu?" Lalisa tampak menghela nafas sebelum berbicara, "Apakah dengan menjabat sebagai CEO, aku akan tetap bebas menjalani karirku sebagai pelatih dari tim eSport, dan sebagai Streamer?"

Seakan telah mengetahui apa yang akan dikatakan oleh putri setengah laki-laki itu, Marco tersenyum dan menjawab, "Sepertinya hal itu akan dapat dilakukan jika pekerjaanmu disini telah beres. Mengenai apakah kau masih tetap akan menjadi pelatih, aku tidak dapat menjamin itu. Tapi aku bisa memberikan solusi untukmu." Lalisa mengangkat alisnya, ia membutuhkan penjelasan dari ayahnya.

"Maksudmu appa?" Marco tersenyum kembali dan menjawab, "Kau dapat membeli saham di agensi eSportmu, bisa setengahnya, atau kau dapat membeli semuanya." Jawaban mudah dari Marco membuat Lalisa tidak tahu harus tertawa atau menangis.

"Appa, saham disana tidaklah murah..." Ujar Lalisa dengan ragu. "Itu sebabnya kau harus bekerja keras." Marco melebarkan senyumnya kemudian menatap kembali komputer yang ada di ruang kerjanya. "Nah, aku menganggap kau menyetujuinya Lisa. Besok pagi kau datang dan aku akan memperkenalkan kau sebagai CEO yang baru. Sekarang, kau bisa pulang. Jennie akan memarahiku jika suaminya pulang terlambat." Marco tersenyum lebar saat ia melirik dan mendapati Lalisa yang wajahnya memperlihatkan emosi yang sulit.

Baru saja Lalisa akan pergi, ponselnya terlebih dahulu berdering, dan itu dari Yejin, eommanya. Jadi ia segera menjawab panggilan itu dan dapat dengan jelas mendengar suara Yejin yang terlihat sangat khawatir.

"Yeoboseyo eo-"

"Lisa! Cepatlah pulang! Istrimu mengalami kontraksi!!" Lalisa segera menatap kosong pintu didepannya. "A-apa? Aku akan segera pulang!"

Melihat anaknya cemas setelah mendapatkan panggilan, dengan penasaran Marco bertanya, "Ada apa Lisa?

"Jennie perutnya mengalami kontraksi! Aku harus segera pulang!" Mendengar itu, Marco tercengang, dan segera memakai jasnya dan berkata, "Aku ikut!"

Setelah itu mereka segera berlari untuk mencapai lift, sekretaris Marco yang melihat itu segera bertanya, "Mr. Manoban, apa yang terjadi?" Marco berbalik melihat sekretarisnya itu dan menjawab, "Menantuku akan segera melahirkan! Aku meminta tolong untuk meng-handle perusahaan ini terlebih dahulu, aku akan segera kembali!" Setelah mengatakan demikian, Marco menarik Lalisa untuk turun melewati tangga saja, dan Lalisa segera menuruti ayahnya.

Kedua kepala keluarga itu turun dengan tergesa-gesa, yang satu mengkhawatirkan istrinya, yang lainnya mengkhawatirkan menantunya. Keduanya tampak seperti suami dari Jennie, Marco mengalami kecemasan yang berlebihan.

"Larilah lebih cepat bajingan kecil! Kau tidak mengkhawatirkan cucuku?!" Gerutu Marco yang mendapati Lalisa melambat. Dengan berdecak Lalisa menjawab, "Ck! Sabarlah sedikit appa, Jennie adalah istriku, bukan istrimu!"

Falling in Love with a Little Gamers [JENLISA] [G!P]Where stories live. Discover now