S² MALU

1.1K 194 8
                                    

Aku membuka mataku dan mengerjap pelan. Sepertinya aku sudah kembali kedalam kamar. Karena aku melihat atap yang tidak asing.

Aku segera bangun dan berjalan menuju kamar mandi hal yang pertama harus dilakukan adalan membasuh wajah dan menyikat gigi.

"Aishh" Aku mengacak rambutku sendiri setelah melihat diriku di pantulan cermin.

Aku menyentuh bibirku dan menggeleng cepat.

"Tidak apa yang kau pikirkan Daisy" geramku pelan.

Namun kejadian semalam masih terbayang jelas di dalam otakku. Aku menggeleng dan segera menyambar sikat gigi di depan.

"Lupakan lupakan lupakannn" geramku.

Aku menghela nafas dan keluar dari kamar mandi. Aku kemudian mengambil ponsel dan menelfon Kenan.

"Halo Kenan sepertinya hari ini aku tidak jadi bertemu dengan Raiden dulu" kataku sembari meremas seprei kasur.

"..."

"Ya karena ada sesuatu yang harus aku lakukan"

Aku menghela nafas pelan setelah menutup telfonnya. Aku melemparkan ponselku keatas kasur lalu mengacak rambutku sendiri.

"Sialan mana mungkin aku akan menemuinya setelah kejadian memalukan itu"

Ponselku kembali bergetar dan tertera nama Eve disana. Aku segera mengangkatnya lalu terdiam sesaat setelah Eve berbicara.

"Aku akan kesana" kataku lalu berlari ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

*Tap*

*Tap*

*Tap*

*Tap*

Aku berlarian di lorong rumah sakit kemudian mendorong pintu ruang rawat inap dimana Eve berada.

*Ceklek*

Aku melihat Eve tengah berbaring diatas kasur rumah sakit. Dia memberiku kabar buruk, Eve terlibat kecelakaan di jalan dan harus dilarikan kerumah sakit, beruntung lukanya tidak terlalu parah.

Hanya patah tulang.

"Kau ini kenapa ceroboh sekali! Sampai seperti ini?!" geramku sembari mendekati Eve dan mengabaikan dokter dan perawat disana.

"Aku lalai tidak papa aku tidak mati kan"

Aku berdecak pelan, aku sangat khawatir mengingat pernikahan Eve yang tinggal beberapa minggu lagi.

"Cell sudahlah jangan tatap aku seperti itu"

Aku mendengus lalu duduk di sebelah Eve, aku menatap sebelah tangannya yang terdapat banyak perban.

"Kenapa kau tidak mengajak calon suami itu saja kalau kau akan berpergian heh?" tanyaku.

"Dia sedang sibuk, bagaimana aku menganggunya"

Aku beralih menatap kearah dokter yang kini berdiri di sebelahku.

"Dok apa p-" Aku terdiam melihat siapa dokternya.

Astaga apa kau lupa Daisy! Rumah sakit ini tempat dimana Ben bekerja!.

"Ehh.. " Aku ditarik keluar oleh dokter yang merupakan Ben. Aku menatap Eve yang nampak kebingungan, sialan sekarang bagaimana!.

Aku dibawa ke dalam ruangannya dia lalu berbalik dan mendorongku ke belakang pintu.

"B-Ben... K-kkau.. "

Astaga lidahku bahkan kelu!. Pria itu menatapku lekat, saat dia akan mendekat aku segera mendorongnya kuat.

"Tidak, jangan macam-macam kau sudah beristri!" teriakku.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Where stories live. Discover now