WILLIAM

1.3K 257 0
                                    

Setelah aku makan aku dan William berjalan-jalan sejenak di sekitar rumah sakit. Aku tidak menutupi rambutku lagi, karena Jack kalah beradu mulut denganku tadi. Namun aku masih harus memakai masker.

William masih tertawa melihatku yang badmodd. Lagi pula wajarkan kalau aku ada disini? Jika seseorang bertanya maka akan aku jawab sedang mengunjungi seseorang.

"Will! Berhenti tertawa" kataku sembari menatapnya tajam.

Aku bersiap melayangkan pukulanku namun William terlebih dulu menarikku agar berjalan lagi.

"Baiklah-baiklah" dia tersenyum dan aku menyentakkan tangannya.

Kami berdua duduk di taman, aku memakai hodie besar yang hangat. Hanya telapak tanganku saja yang kedinginan. Aku sebenarnya menyukai udara dingin.

"Will bagaimana sekolah tadi? Apa ada berita yang menghebohkan?". Tanyaku.

"Tidak ada, sebenarnya ada satu"

Aku beralih menatapnya. Dia kemudian mulai bercerita.
"Siapa gadis yang ada di bazar?"

"Yuki?" tanyaku.

Will mengangguk dan kembali bersuara "Ya, dia berkelahi dengan Irene. Perkelahian biasa, tapi kalau ada kau disana pasti akan sangat menyenangkan".

Aku berdecak, lalu kembali menatapnya "Siapa yang menghentikan perkelahian mereka?" tanyaku.

"Kenan"

Aku mengangguk, sudah aku duga. Kalau Raiden pasti tidak akan melakukan itu. Dia belum bisa menerima Yuki sebagai adiknya. Tapi aku merasa ada yang aneh. Aku kembali menatap William.

"Kau tidak membantunya?"

"Untuk apa?"

Aku terdiam, Will seharunya kau membantu Yuki.

"Will"

"Hm"

"Menurutmu bagaimana Yuki?"

"Kenapa kau menanyakan hal itu?" tanyanya.

"Hanya bertanya saja" kataku sembari mengalihkan pandangan menuju jalanan di depan.

"Dia cantik"

Ya itu pasti.

"Tapi ada seseorang yang lebih cantik darinya"

Aku menyerngit setelah mendengar perkataannya barusan. Siapa? Rose? Atau gadis yang dia ceritakan saat di perpustakaan?.

"Siapa? Rose? " tanyaku.

"Kalau dia cantik karena make-up" kata Will.

"Lalu?"

"Kau, kau cantik apa adanya tanpa polesan make-up di wajahmu"

Aku terdiam, kembali menatapnya. Kau pikir aku akan terbang dengan pujianmu itu?!.

"Cell kenapa wajahmu seperti itu?"

"Lalu bagaimana? Harus bersemu merah seperti wanita yang sering kau goda?" tanyaku.

Dia tertawa, tawa yang sangat indah. Hei Daisy apa yang kau pikirkan!.

"Ck, terus saja tertawa sampai kau puas" kataku sembari mengalihkan wajah kearah lain.

"Kau sangat berbeda dengan gadis lain, ini yang membuatmu menjadi menarik"

Aku diam tidak menggubris ucapannya, dia sedang mencoba menggodaku seperti gadis lainnya, percaya itu.

"Cell aku kira Raiden atau Kenan akan ada disini"

Aku menghela nafas, mereka bahkan tidak memberiku kabar.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon