14.

1.3K 143 69
                                    

Happy Reading

.

.

.

Hari ini jadwal Azka menjalankan aktivitas di kantor. Perusahaan di cabang Bekasi mulai membaik beberapa hari yang lalu, ada investor yang besar-besaran melakukan investasi yang tak lain investor itu adalah papi istrinya.

Flashback On.

Pulang dengan keadaan lusuh dan terlihat puccat. "Gue pulang!" seru Azka melempar asal tas miliknya.

"Wah pas banget, aku lagi masak ayam goreng loh! Ayo cicip"

"Eh tapi mandi dulu sana, bauk busuk tau."

"BERISIK." Bentak Azka. Kim berlari menuju kamar berurai air mata.

"E- NG- Maksud gue.." Azka berlari menyusul Kim, pertama kali baginya membentak sang isri tanpa alasan yang jelas.

Azka menggedor pintu kamar milik Kimberlly, suara tangisan begitu jelas teerdengar. "Gue gak bermaksud bentak lo, maaf."

2 jam ia menangis, lama bukan? Kim lo gak boleh gitu, kok gitu aja nangis, batin Kim. Ia menghapus air matanya dan segera keluar. Saat membuka pintu, Azka terbaring lemah di depan kamar.

Kimberlly meletakkan tangannya di kening Azka dan merasakan suhu yang tidak biasa. "Kak, bangun." Ia terus mengulangi perkataannya itu dan menampar pelan pipi Azka berulang kali.

Tak ada jawaban, ia menggotong tubuh Azka yang jauh lebih besar daripadanya menuju kamar sebelah. Ia segera turun kebawa mengambil air dan kompresan. Kim mulai meletakkan kompresan di kening Azka. "Cepat sembuh kak."

"Air kompresannya udah keruh, bentar aku ganti dulu." Katanya pada Azka yang tertidur.

Kim berjalan menuju dapur, ia membuang air kompresan lalu mengganti dengan air baru termasuk kain lapnya. Melihat tas Azka sembarangan di taruh, Kim berjalan dan segera membereskannya.

Saat membereskan, tak sengaja surat-surat penting keluar dari tas lalu Kim membacanya. Air mata lolos begitu saja saat membaca itu, ia segera menelfon papinya untuk membantu menyelamatkan perusahaan sang suami.

Awalnya papinya sangat berat mengabulkan permintaan Kim. Bagaimana tidak, Kim meminta papinya berinvestasi sebesar 2M. Namun dari bantuan sang mami yang ikut membujuk, papi Dava pun luluh. Kim berjalan membawa kompresan yang baru dan segera mengompres Azka kembali.

Azka terbangun dari tidurnya, ia merasa sedikit baikan. Matanya tertuju pada Kim yang terlelap tidur di dekatnya. Ia mengelus rambut Kim secara halus sehingga membuat Kim terbangun.

Flashback off.

Perlahan demi perlahan Azka mulai memperbaiki perusahaannya. Pertama ia harus membayar pesangon para pekerja yang belum sempat ia bayar, lalu yang kedua ia mencari investor lain dan memperkerjakan kembali karyawan yang ia pecat.

"Senang berkerja sama dengan anda!" seru Azka menjabat rekan baru bisnisnya.

Meeting kali ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam. Kemudian ia membereskan kursi dan meja yang barusan ia pakai, mengecek barang sekali lagi agar tidak ada yang ketinggalan.

Setelah semuanya aman dan beres, ia melangkahkan kaki menuju Restaurabt terkenal untuk duduk bersantai menantikan seseorang. Seseorang tiba-tiba menghampiri lalu memeluknya dari belakang. Awalnya Azka mengelus tangan yang mengikat lehernya. Saat membalikkan badan, ia segera untuk melepaskan pelukan itu.

Azkim [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang