Kanaya mengusap pucuk kepala Ara dengan lembut sebernya Kanaya masih ingin disini tetapi ia menggurungkan niatnya."Maaf yah Ra,"

"Gue anter ya,"usul Farel

Kanaya menggeleng menolak ajakan Farel."Gak usah gue bisa sendiri, duluan Rel,"

Dengan cepat Kanaya pergi deri tempat itu dengan hati yang sesak dengan pergi mungkin akan mengakhiri segalanya.Farel ingin mengikuti langkah Kanaya tapi di cegah oleh Alvin.

"1 Langah kamu keluar kamu angkat kaki dari rumah ini,"ancam Alvin membuat langkah Farel berhenti kemudian menatap Alvin keheranan.

"Jauhi dia Rel!!"

***

Kanaya pulang menggunakan taksi pandangannya terus melihat kearah jendela mobil taksi sebuah atensi mengalihkan pandangannya.Dimana di sebuah lestoran ia melihat Laras duduk dengan seseorang lelaki tapi Laras terlihat risih dengan lelaki didepanny yang mencoba mendekatinya.

"Tolong ya pak Hermawan jangan macem-macem saya disini hanya membahas kerja sama projek dengan perusahaan bapak,"ketus Laras dengan amarah

Tetapi Lelaki didepannya memasang senyum nakalnya tidak memudilikan Laras."Iya kok saya dengerin apalagi lihat wajah cantik kamu,"goda Hermawan

Sebenarnya Laras tidak kuat lagi menghadapi lelaki didepan ini tetapi ia harus memaksakan diri untuk bersamanya lelaki didepannya adalah klien besar jika sampai gagal perusahan Alvin akan rugi.

Saat Laras menjelaskan tentang masalah kerja sama antara perusaahan tanggan nakal Hermawan menyentuh tanggan Laras.Laras yang menyadari kebejatan langsung menjauhkan tangannya dari Hermawan.

Plak

Sebuah tamparan mengenai pipi Hermawan bukan berasal dari Laras melainkan dari Kanaya yang datang melihat kejadian yang dialami Laras.Kanaya tidak tinggal diam jika ada orang yang berani melecehkan Laras.

Hermawan memegangi pipinya yang terasa panas karena tamparan yang di berikan oleh Kanaya bahkan membuat pipinya merah.

Dia menatap tajam siapa yang berani menamparnya barusan."Kamu siapa hah!"

"Saya putri dari Laras Ayudia wanita,berani sekali anda menyentuh mamah saya!!"

Sekarang Hermawan melirik ke arah Laras."Bener dia anak kamu?"

Kanaya berfikir mungkin Laras tidak akan mengakuinya sebagai anaknya Kanaya bahksn tidak sanggup melihat wajah Laras.

Namun ternyata pikiran Kanaya salah jawaban Laras sungguh tidak pernah diduga.

"Iya dia anak saya,"ucap Laras lirih sambil menunduk

"Kurang ajar banget anak kamu,"

"Iya saya emang kurang ajar tapi anda lebih kurang ajar berani menyentuh mamah saya!!"hardik Kanaya

"Jadi karena anak kamu sekarang kerja sama kita batal."Hermawan sangat geram ia merobek sebuah konrak kerjasama dengan perusahaan Laras lalu beranjak berdiri menatap Kanaya tajam setelah itu pergi dengan penuh amarah.

Kanaya terduduk di kursi di samping Laras dengan lembut Kanaya menyentuh bahunya."Mamah gak papa kan?''

***

Tanggan Kanaya di seret oleh Laras kemudian di hempaskan kasar sampai Kanaya terjatuh ke lantai.

"Kamu apa-apaan sih kayak gitu? Kamu tau dia itu klien besar dan kamu buat kerja sama ini gagal!"Pekik Laras

"Maaf Mah,"sela Kanaya.

Dalam hati kecil Laras ia kasihan terhadap Kanaya tetapi saat melihat wajah Kanaya membuatnya hancur.

Mendengar keributan yang terjadi Kayra langsung turun kebawah menuruni anak tangga dengan terburu-buru.Ia takut sesuatu terjadi kepada Kanaya.

Di langkan tangga terakhir langkah Kayra terhenti melihat seseorang dihadapannya.Wajah Kanaya yang menahan kesakitan dan Laras yang memukulinnya dengan sapu.

"Mah udah cukup!!"bela Kayra menghampiri Kanaya memeluk tubuh Kanaya yang menangis dalam diam.

"Minggir Kayra!!"

"Kalau mamah pukul Kanaya mamah juga harus pukul aku juga mah!"pinta Kayra dengan sungguh-sungguh.Sudah cukup ia melihat penderitaan Kanaya tapi ia takut membantunya karena membantunya malah membuat Kanaya semakin terluka.Tapi kali ini Kayra sanggup menahan konsekuensinya."Kalau Kanaya sampai sakit aku akan sakit,kalau Kanaya terluka aku akan terluka mah,"sambungnya membuat Laras tertegun

"Dia bukan adik kandung kamu Kayra!!"bentak Laras mengatakan kebenarannya."Dia itu anak selingkuhan ayah kamu!"

Tentu saja Kayra terkejut tapi melihat kondisi Kanaya ia tidak tahu ia tidak pernah bisa membenci Kanaya.
"Aku gak peduli Kanaya akan jadi adik aku,"bela Kayra

Kanaya tersenyum gentir meski tubuhnya terasa sakit karena pukulan dari mamahnya.Ia senang kakaknya berani membelanya sampai sejauh ini.

Laras menghela nadas kasar."Sini kamu."Laras dengan paksa melepas pelukan Kayra dan menyeret tanggan Kanaya,Kayra mencoba menghalangi tetapi gagal

"Jangan mendekat Kayra kalau gak mamah akan beri hukuman lebih berat buat Kanaya,"ancam Laras membuat Kayra melangkah mundur.Kayra tak inggin Kanaya semakin terluka karenanya.

"Maaf aku gak bisa jadi kakak yang baik buat kamu Nay,"batin Kayra menatap kepergian Laras.

Dengan tubuh lemah Kanaya terus mengikuti langkah Laras.Ia pasrah dengan yang di lakukan Laras.Kanaya menatap sendu Laras.

"Apa gak mungkin mamah bisa sayang Nay?"

Tak kunjung mendapat respon dari Laras dan Kanaya terus menerus bertanya kepadaaras.''Kalau mamah memang benci Nay kenapa gak bunuh aja Nay dari dulu,"

"Asal mamah tau Nay bakal sayang banget sama mamah,mamah akan menjadi mamah terbaik di hidup sampai Nay mati,"

"Kalau Nay mati mamah bahagia kan?"tanyanya tersenyum gentir."Kalau Nay mati mamah bakal sayang sama Nay?"

Setiap kata yang terlontar dari mulut Kanaya seperti anak panak yang menusuk ke ulu hatinya yang terus menghujaminya.Dengan teganya Laras masukan ke dalam gudang dan dikunci dari luar oleh Laras.

"Ini hukuman buat kamu karena udah buat Kayra berani melawan saya!!"

Kanaya terduduk memeluk kedua lututnya di depan pintu disini tempatnya di ruangan gelap.Dulu Kanaya takut gelap tapi sekarang ia terbiasa dengan kegelapan hidup.

"Hidup akan slalu gelap bahkan setelah mati,"

Penglihatannya mulai buram samar-samar Kanaya melihat sosok dirinya yang masih kecil menangis meraung-raung karena takut akan kegelapan.Ditempat yang sama, orang yang sama dan keadaan yang sama.Sebenarnya Kanaya tidak ingin menangis tapi air matanya turun senduri tanpa ia kehendaki.

"Mamaah!"

''Mah bukain pintunya Nay taku gelap!!"

"Nay janji gak bakal nakal lagi,"

"Maafin Nay mah,''

"Jangan hukum Nay mah,"

Andai bisa Kanaya memeluk sosok dirinya kemudian mengatakan semua akan baik-baik saja sampai sosok itu menghilang dari penglihatannya.Kanaya memejamkan matanya menyatukan dirinya kedalam kegelapan.

Kejam

1 kata yang menggambarkan sosok Laras,ibu yang kejam menghukum anak yang menyanyanginya. tapi apakah setega itu dia memang setega itu kepada Kanaya.

Tangan Laras menyentuh pintu gudang itu."Maaf,"lirih Laras yang tidak didengar Kanaya.

Tbc

Ditulis sambil nunggu vaksin.takut euy divaksin.

Makasih yg udah mampir 🙏

Kanaya(On Going)Where stories live. Discover now