39

6.7K 476 49
                                    

"Abang raina ke kamar dulu ya" Pamitnya pada abang pertama, saat mendapatkan anggukan dari David, raina memilih melangkah meninggalkan ruang tamu, dipertengahan perjalanan langkah raina terhenti saat ada dua lengan kekar memeluk dirinya erat, tanpa menoleh raina sudah tahu milik siapa lengan tersebut.

"Maaf, aku minta maaf, maafin aku sayang, aku salah, aku bodoh, seharusnya aku gak bilang gitu ke kamu, maaf sayang, Maaf, jangan kayak gini, aku gak kuat kamu giniin" Lirih aldebaran semakin mempererat pelukannya, tak sudi kehilangan kembali separuh jiwa nya itu.

"Lepas al, kita udah gak punya hubungan apa-apa lagi" Walaupun sulit untuk mengucapkan nya, namun raina berusaha menahan tangis agar tak di bilang cengeng setelah aldebaran telah mengatai dirinya murahan.

"Engga kamu masih tunangan aku, maafin aku, aku mohon" Bukan nya melepaskan pelukan nya, aldebaran malah semakin mempererat pelukan nya, mengabaikan setiap luka di wajah dan tubuh nya yang terasa sakit jika di buat bergerak sedikit saja, tapi ia tak perduli, aldebaran akan melakukan apapun agar gadis nya kembali kepadanya, walaupun dengan cara kotor sekalipun, jika dia tidak bisa mendapatkan raina, maka orang lain juga tak akan bisa mendapatkan gadis nya itu, hanya dia, tak boleh ada yang lain.

"Pliss biarin aku hidup tenang sebulan aja, aku capek kamu kekang terus, aku juga mau Ngehabisin waktu sama temen-temen aku, aku mau menikmati masa muda aku tanpa kekangan dari kamu, jadi aku mohon sama kamu, beri waktu aku satu bulan buat ngerasain itu semua, tanpa gangguan dari kamu" Mohon raina setelah berhasil melepaskan pelukan erat aldebaran, walaupun harus menggunakan tenaga ekstra sekalipun.

Wajah aldebaran berubah menjadi merah padam, mati-matian aldebaran menahan amarah nya agar kejadian kemarin malam tak terulang lagi, jika permintaan raina seperti itu, jujur aldebaran tak bisa mengabulkan nya, satu menit saja aldebaran tak mendengar suara raina bawaan nya marah-marah terus, apalagi satu bulan, bisa hancur markas di jadikan pelampiasan amarah aldebaran, atau yang lebih parah nya lagi sekolah yang mungkin akan aldebaran hancurkan.

"Satu bulan ya? " Dengan mantan raina menganggukkan kepala, sebenarnya raina sadar jika aldebaran mati-matian menahan amarah, tapi ini raina lakukan untuk membalas dendam dengan apa yang Aldebaran lakukan kepadanya kemarin, biar impas, Sama-sama tersiksa nya.

"Gak bisa kurang? " Dengan cepat raina menggeleng tanda tak mau dikurangi, menghela nafas kasar aldebaran menatap raina penuh frustasi.

"Baik satu bulan, tapi setelah itu kita kayak dulu lagi, oke? " Dengan semangat raina menganggukkan kepala nya, lihat saja, akan raina buat aldebaran mencak-mencak akan perbuatan nya, sudah banyak sekali rencana yang akan raina lakukan untuk membuat seorang aldebaran seperti kesetanan nanti.

"Aku Terima, tapi dengan syarat malam ini aku gak mau jauh-jauh dari kamu, dan besok terakhir kamu di bandung, kita pulang dua hari lagi, oke? " Tawar aldebaran membuat Raina tersenyum smirk, tak tahu saja aldebaran jika besok adalah pembukaan pintu neraka buat siapapun yang berani mendekati cowok tersebut, lihat saja besok.

"Oke, tapi aku juga punya syarat sama kamu, selama satu bulan aku bebas, disaat aku menghabiskan waktu bersama seseorang, kamu gak boleh marah ke aku apalagi ke seseorang itu, jika aku dengan kamu nyakitin orang yang aku ajak ngobrol sekalipun, kesepakatan kita bertambah satu bulan lagi, gimana? " Tawar balik raina, sepertinya raina tak sabar menanti hari tersebut, walaupun imut-imut gini, raina orang nya pendendam jika hatinya sudah di sakiti.

Prinsip raina, kamu baik raina akan baik, kamu jutek raina juga jutek, dan segala apapun yang kamu lakukan ke raina, maka akan raina lakukan ke kamu, bisa jadi lebih dari yang kamu lakukan, sikap kamu jika berhadapan dengan raina, maka kamu seperti mengaca, jadi jangan salahkan raina jika raina melakukan semua itu.

"O-oke" aldebaran pun menyetujui permintaan raina, Walaupun dengan perasaan curiga bercampur tak Terima, hanya satu bulan, tak lebih, setelah itu kau akan mengikat diri nya di hubungan yang lebih suci lagi, itulah fikir aldebaran, seakan dengan perkataan itu bisa menenangkan hati, padahal didalam hati sudah berisik meneriaki kata tidak.

Dengan senyuman manis raina berjalan meninggal aldebaran yang masih termenung atas keputusan nya itu, saat tahu raina sudah tak ada di hadapan nya lagi, dengan terburu-buru aldebaran mengejar raina masuk kedalam kamar gadis tersebut, di atas kasur sana gadis nya sudah berbaring dengan leptop yang mempertontonkan drama Korea, mendengus kesal aldebaran menghampiri raina.

Menidurkan diri di samping gadis yang amat ia rindukan, dengan sekali sentakan raina masuk kedalam bekapan hangat aldebaran, jujur raina juga sangat merindukan kehangatan cowok di samping nya itu, tapi ia juga harus memberi pelajaran agar aldebaran tak semena-mena seperti kemarin-marin.

Bahkan mereka sudah tak perduli lagi dengan leptop yang pada awalnya berada di atas tubuh raina, kini tergeletak mengenaskan di bawah kasur, mendapatkan balasan dari raina, aldebaran semakin mempererat pelukannya, menghirup rakus aroma tubuh gadis nya dari leher, seolah dirinya adalah seorang vampir yang haus akan Darah dan karena suatu hal si vampir belum pernah meminum darah segar selama sepuluh tahun.

Sedangkan raina yang diperlakukan seperti itu hanya diam saja, malahan raina sangat menikmati itu, sepertinya aldebaran sangatlah merindukan dirinya , lagian cuma untuk satu malam ini saja sebelum besok kebebasan dirinya di mulai, kini aldebaran bukan hanya sekedar mencium rakus leher raina.

Malahan lebih dari menghirup, karena Bibir aldebaran sudah mendarat beberapa kali di leher raina, bukan hanya kecupan, tetapi juga beberapa gigitan dileher raina, seperti nya gigitan itu sudah membekas berwarna biru keunguan, sebelum raina protes, aldebaran malah membawa tubuh raina agar tidur menghadap dirinya dengan raina berada di atas tubuh aldebaran, mau bergerak juga tak bisa karena aldebaran sangatlah kencang memeluk tubuh imutnya itu, padahal luka cowok itu belum di obati.

"Malam ini pakai cincin pertunangan kita lagi ya? Besok kalo mau kamu lepas juga gak papa, tapi kalo kamu udah selesai persyaratan yang kamu buat, kamu pake lagi, oke? Biar aku tahu kalau kamu pake cincin kita berarti kamu udah maafin aku, ya? " Ucap aldebaran penuh harap, ia sungguh sangat takut jika raina tak mau lagi memakai cincin pertunangan mereka.

''oke" Jawab raina membiarkan aldebaran memasangkan kembali cincin yang pernah ia buang kemarin, karena ini terakhir bersama raina dalam kurang satu bulan mendatang, maka aldebaran akan menghabiskan waktu bersama raina melepas rindu yang amat mendalam semalam tanpa ada niatan tidur sekalipun.

"Kamu bikin aku kelimpungan baby, jadi Terima hukum mu" Raina yang awalnya ingin menolak diberikan hukum kini hanya bisa diam, karena dengan cepat aldebaran memakan habis bibirnya, dari lembut secara perlahan berubah panas, ciuman bibir mereka bukan sekedar selama lima menit atau sepuluh menit, tetapi lebih dari tiga jam, saat salah satu dari mereka kehabisan nafas, maka aldebaran akan berhenti memangut Bibir raina, tidak juga menjauhkan bibir mereka, melainkan Aldebaran hanya mendiamkan bibir nya menempel pada bibir raina, setelah raina tidak kehabisan nafas lagi, baru aldebaran akan memakna bibir mungil raina dengan rakus.

Our Butterfly (Selesai) Where stories live. Discover now