10

16.4K 1K 71
                                    

"Ehm" Kedua adik kakak yang masih berdebat tentang abang keduanya pun menoleh, menatap marvel bingung, sedangkan yang di tatap juga menatap mereka malas.

"Kita kesini bukan mau lihat perdebatan lo pada, jadi stop berdebat" Lanjut marvel sedikit geram dengan kedua adik kakak itu.

Raina baru sadar dengan keberadaan keempat sahabat abang ketiga nya itu, sangking gemasnya sama andra membuat ia sampai lupa dengan keempat sahabat abang nya yang masih ada di sana menonton perdebatan mereka.

Andra faham dengan mimik wajah adiknya yang menoleh ke arahnya dengan muka bingung, mungkin karena adiknya itu ingin mengetahui siapa saja nama dari sahabat abang nya itu, sebenarnya andra tak rela sahabat-sahabatnya mengenal Raina, karena bisa saja nanti perhatian Raina terbagi dengan sahabat-sahabatnya.

"Yang di samping adek namanya joy, yang duduk di lesehan bagian kiri itu namanya marvel, terus sampingnya kelvin, dan yang duduk di sendiri itu namanya Aldebaran" Raina menganggukkan kepalanya dengan bergumam menghafalkan nama mereka masing-masing.

"Hai, gue Raina" Kenal nya dengan wajah sumringah, iya lah sumringah, orang di hadapan dirinya ganteng-ganteng semua, siap yang gak suka coba.

"Hai Raina" Sapa ke tiga sahabat andra bersamaan, terkecuali Aldebaran, dia memang tak berbicara, tetapi menatap Raina datar tanpa ekspresi.

Toh juga Raina tak mempermasalahkan itu, mau Aldebaran benci dan tak suka kepadanya pun Raina tak perduli, selagi biaya hidupnya tak di tanggung tuh cowok, raina biasa saja, karna ini adalah hidup Raina, mau jungkir balik pun terserah Raina

"Eh ya bang, mamah mana, kok gak ada sedaritadi? " Tanya Raina karena baru sadar mamahnya tak ada di dalam rumah.

"Tadi pergi sama papah, katanya papah suruh nemenin kerja sampai pulang, mungkin sampai malam hari"mulut Raina membentuk huruf bundar sebagai jawaban bahwa ia faham.

" Ya udah kalo gitu Raina mau Jalan-jalan di taman belakang dulu" Putus Raina sembari berdiri dan pergi tanpa menjawab pertanyaan abang nya yang lagi protes tak mau di tinggal.

"Ck, lo tuh jijik banget, biarin napa pergi, dia juga butuh udara segar tanpa gangguan lo kalik" Sewot kelvin karena tak tahan dengan tingkah andra yang kelewatan jijik itu.

Andra hanya diam memanyungkan bibirnya sembari bermain handphone karena kesal, sungguh andai saja kelvin bukan sahabat nya, mungkin andra sudah dari tadi membogen wajah songong nya itu, seharusnya ia kini berada di samping Raina untuk bermanja-manja dengan adiknya, tetapi karena sahabat nya itu semuanya tak jadi.

"Gue ke kamar mandi dulu" Aldebaran berdiri memecahkan keheningan di antara mereka, semuanya menganggukkan kepala mengiyakan.

Raina duduk di samping kolam renang, membiarkan kedua kalinya terkena air, ia sangat menikmati ketenangan seperti ini, sebenarnya ia ingin duduk di ruang keluarga menonton televisi, tetapi karena masih ada sahabat abang nya, ia merasa canggung, Raina berfikir jika dia berada di sana, mungkin para sahabat abang nya merasa terganggu dengan kehadiran dirinya.

Tanpa Raina sadari, seseorang berjalan menghampiri dirinya dari arah belakang, seseorang tersebut berdiri tepat di belakang Raina, tahu bahwa ada orang di belakangnya melalui pantulan air kolam, Raina yang belum sempat menoleh kebelakang sudah terlebih dahulu di dorong seseorang tersebut, mengakibatkan dirinya kecebur dalam kolam.

Raina yang tak bisa berenang berusaha meminta tolong pada orang yang mendorong nya tadi, sudah beberapa kali ia meminta tolong, tapi hasilnya nihil, orang tersebut hanya diam menatap dirinya tenggelam dengan tatapan datar.

"Bilang lo milik gue, baru gue tolong" Suara itu, Raina kenal dengan suara itu, tapi siapa.

"Gu-gue mi-mi-lik l-lo" Senyum kemenangan terpatri di wajah tampan nya, tak mau berlama-lama berdiam diri, alhasil seseorang tersebut menyeburkan diri untuk menolong gadisnya.

Saat mereka sampai di daratan, Raina mengatur nafasnya yang tak teratur, hampir saja ia kehabisan nafas di dalam sana, karena kesal ia menatap seseorang yang mendorong dirinya nyalang, bisa-bisa nya orang tersebut melakukan hal bodoh yang mungkin bisa merenggut nyawanya hanya demi mengucapkan kata-kata yang tak berfaedah itu.

Mata yang awalnya nyalang berubah terkejut saat mengetahui siapa orang yang di samping nya itu, sungguh ini di luar dugaan nya, Raina fikir orang yang ada di sampingnya ini tak menyukai dirinya, tetapi salah, mungkin orang di sampingnya sangatlah membenci dirinya, padahal Raina tak memiliki kesalahan apa-apa, tapi dengan tidak manusiawi seseorang tersebut mendorong dirinya sampai hampir mati rasanya.

"Aldebaran" Gumam Raina merasa Terimindasi dengan orang yang ada di samping nya itu.

Tadi Aldebaran pergi dari ruang keluarga hanya ingin membaca file yang masuk dari orang kepercayaan nya, dan file itu berisi tentang semua data gadis nya, Raina rumaish willson, senyum devil terbit saat mengetahui kelemahan gadisnya, bukankah itu sebuah kebetulan gadisnya berada di dekat kolam renang, itu berarti Tuhan mau dirinya dan gadisnya bersatu untuk selamanya.

Raina yang ingin beringsut menjauh tertahan saat pinggang nya di peluk dari samping dengan kencang, saat ia berusaha melepas pelukan dari cowok tersebut bukannya terlepas pelukan nya semakin kencang dan berhasil menyakiti pinggang nya karena di tekan terlalu kencang.

"Mau kemana? " Tanya nya lembut dan tak lupa dengan salah satu tangannya yang nganggur ia buat mengusap pipi chubby Raina lembut.

"Gu-gue mau ke kamar" Cicit Raina karena merasa takut dengan aura mencekam yang Aldebaran buat

"Lo milik gue kan? " Tanya Aldebaran memastikan

"Gu-gue bukan milik lo" Cicit Raina lagi, sungguh Raina ingin menjerit rasanya saat berasa di situasi seperti ini

"Bilang lo milik gue apa lo gue taruh di kolam renang lagi"

"Gu-gue milik lo" Karena takut hal tersebut terjadi, Raina hanya pasrah menerima, toh juga nanti setelah ini mungkin dia akan lupa.

"God girl, you're mine" Ucapnya seraya memeluk tubuh Raina erat.

Tak mau gadis nya sampai sakit karena perilakunya tadi, sekarang Aldebaran menggendong Raina dari depan menuju kamar gadisnya itu, bukankah Aldebaran sudah bilang kalau ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan milik nya, dan inilah caranya, karena Aldebaran tahu, gadisnya akan menolak dengan cara halus, maka dari itu, ini adalah cara yang ampuh untuk menjadikan Raina miliknya, selamanya.

"Adek gue kenapa al? " Tanya khawatir andra saat melihat adiknya di bopong Sahabat nya dengan keadaan basah kuyup.

"Tenggelam" Jawab Aldebaran singkat sembari melangkah kali menuju lantai atas yang mana kamar Raina berada.

Andra yang khawatir pun berlari mengejar mereka, ia akan mengambil alih tubuh adiknya, karena ia tahu bahwa sahabat satu nya itu akan marah saat ada cewek yang menyentuh dirinya, ataupun berdekatan se meter pun ia akan marah.

Saat Andra ingin mengambil alih tubuh adiknya, Aldebaran menolak dengan gerakan tubuh, menatap Andra nyalang seakan tak mau Raina di sentuh oleh siapapun selain dirinya, Andra tercengang, begitupun dengan ketiga sahabat mereka yang menyaksikan dari bawah. Mereka seakan tak percaya bahwa itu benar-benar Aldebaran sangat penguasa jalanan.

"Dia milik gue, dari pada lo diam, mending li telfon dokter buat periksa gadis gue" Kembali mereka terkejut dengan ucapan Aldebaran, jadi bisa merek simpulkan bahwa Aldebaran tertarik dengan Raina.

Tetapi kenapa harus adik nya, bukannya Andra tak menyetujui hubungan Aldebaran dengan Raina, tetapi ia tak mau Raina kenapa-napa, ia sangat mengenal Aldebaran, cowok itu saat marah sangatlah me akutkan seperti monster, terus bagaimana jika Aldebaran marah dan adiknya dijadikan sasaran kemarahan nya, sungguh ia tak akan terina itu.

Andra menatap iba adiknya yang tak sadarkan diri di gendongan sahabat nya, ia haram Aldebaran, cowok itu saat sudah mengklaim sesuatu maka selamanya akan jadi milik nya, bahkan orang lain ataupun keluarga nya tak akan ia biarkan menyentuh nya, sungguh malang adik tersayang nya itu.

Our Butterfly (Selesai) Where stories live. Discover now