5

20.2K 1.2K 17
                                    

  Raina terdiam menatap pantulan dirinya di cermin, ia tak menyangka akan memulai lembaran baru, saat sibuk dengan fikiran nya sendiri, Raina tak sadar saat Lucas masuk dan menatap dirinya dari pintu, terlihat sekali jika adiknya itu memaksakan tuk bahagia bahagia, dari pancaran matanya pagi ini membuat Lucas tahu isi dari fikiran adik nya.

"Dek" Sadar dari lamunannya, Raina menatap Lucas yang berjalan memasuki kamar nya, duduk di salah satu sofa kamar menghadap Raina yang masih duduk menghadap cermin yang didepannya memiliki banyak perlengkapan make-up.

"Sini duduk di samping abang" Tanpa suara Raina menghampiri abangnya, dan memilih duduk di salah satu sofa yang kosong.

"Kenapa? Cerita sama abang kamu kenapa" Tanya Lucas dengan suara yang sangat lembut.

"Gak kenapa-napa kok bang" Raina tersenyum semanis mungkin, dan itu membuat Lucas semakin yakin jika adiknya menyembunyikan sesuatu kepadanya.

"Abang tahu kamu bohong, kenapa? Abang janji gak akan bilang ke siapa-siapa, abang ngerasa kamu memaksakan sesuatu " Awalnya tadi Lucas berniat menghampiri adiknya agar mereka menuju ruang makan bersama.

"Raina kangen ayah, Raina masih sulit buat nerima keluarga ini gitu aja, saat Raina ingin membuka hati, Raina selalu terbayang dengan ayah, Raina selalu ngerasa ayah ada di samping Raina, maka dari itu Raina ngerasa gak butuh lagi sosok seorang ayah, apalagi keluarga baru seperti ini, tapi Raina kasihan sama mamah, kalo Raina marah gitu aja saat mamah mau nikah, Raina fikir, hiks, hiks,,, Raina fikir kalo Raina cegah mamah berarti Raina egois" Lirih Raina dengan menundukkan kepala, tak lupa air mata yang setia keluar begitu saja tanpa diminta.

   Tanpa sepengetahuan mereka berdua, dewi mendengar kan ucapan Raina, perlahan tapi pasti, dewi menjatuhkan air matanya, ia merasa bersalah karena menjadi seorang ibu yang egois, seharusnya ia tahu perasaan anak nya yang sebenarnya, pantas saja saat dewi bercerita penuh semangat tentang keluarga willson, Raina hanya menanggapi nya dengan senyuman saja, tidak seperti biasanya saat dirinya bercerita Raina kadang juga menimpalinya.

  Karena tak mau raina tahu, dewi memilih meninggalkan kamar Raina dengan air mata yang tak mau berhenti, niatnya yang ingin memanggil Raina untuk makan karena sudah di tunggu oleh kedua abangnya dan papa nya pun tak jadi, sungguh hatinya terlalu sakit melihat anak kandung nya menangis karena keegoisan nya itu.

  David, Andra dan argan yang melihat dewi menuruni tangga dengan tangisan pun berdiri dari duduknya, menghampiri dewi yang berjalan menuju kamar nya, langkah dewi terhenti saat argan menariknya kedalam pelukannya, membiarkan dewi menangis sesenggukan di dalam Rengkuhan nya itu.

  Sedangkan di kamar Raina sendiri, Lucas berpindah duduk di samping Raina, memeluk tubuh ramping itu yang bergetar karena menangis sesenggukan, walaupun baru kemarin Lucas mengenal Raina, ia telah menyayangi adiknya ini, dan melihat Raina menangis membuat hatinya ikut sakit.

"Kamu tahu, abang kehilangan mamah abang itu saat abang umur 4 tahun, waktu itu abang sedih banget, papah juga jarang di rumah saat mamah udah gak ada, selalu aja sibuk sama pekerjaan nya, bahkan anak-anak nya gak papah perduliin, mansion ini aja seperti gak ada kehidupan, sepi banget, abang David yang jarang di rumah, aku dan andra yang lebih memilih kumpul sama temen masing-masing, kita ngelakuin itu karna kita ngerasa kesepian di rumah, makanya kita mencari kesibukan masing-masing,

"Tapi waktu mamah dewi ada di rumah, semuanya perlahan kembali seperti semula, papah gak gila kerja kayak dulu dan berusaha meluangkan waktunya untuk kita, bang David, aku dan andra yang juga sering di rumah karena ada mamah, maka dari itu, waktu papah bilang mau menikah sama mamah, kita bertiga seneng banget, karena kita bisa ngerasain lagi seperti apa kasih sayang seorang ibu"

"Tapi Raina sulit bang" Lirih nya di dalam pelukan abang ke duanya itu.

"Perlahan dek, kamu pasti bisa, kamu tahu, mamah selalu cerita tentang kamu sama kita, tentang bandelnya kamu, lucunya kamu, bahkan sifat nyebelin nya kamu, saat kamu mau ke sini aja, kita udah gak sabar buat nyambut kamu, karena jujur, kita bertiga pengen banget punya adek cewek, dan Tuhan mengabulkan permintaan kita, yaitu kamu"

"Raina jahat ya bang? Raina egois ya bang? " Tanya Raina mendoakan wajahnya untuk melihat wajah sang abang.

  Lucas terkekeh melihat adiknya itu, sungguh ia sangat gemas melihatnya, wajah cantik kan imut itu sungguh menggugah selera, hidung dan mata yang merah itu membuat kadar ke imutan seorang Raina lebih kali-kali lipat.

"Kok ketawa? " Rengek Raina yang sebal dengan tingkah abangnya yang terkekeh itu, ia tahu bahwa abangnya menertawai dirinya.

"Gak papa sayang, udah jangan sedih" Tangan Lucas bergerak menghapus air mata Raina yang masih tersisa di kedua pipi chubby itu, "jangan nangis, abang gak suka lihat nya"

"Maaf tentang ucapan Raina tadi bang, Raina janji akan berusaha menerima keluarga baru kita ini" Ucap nya dengan nada yang sangat mantan tanpa keraguan, Lucas hanya tersenyum, ia reflek mencium pipi chubby Raina berulang kali, membuat sang pemilik pipi tertawa karena geli.

"Ya udah, ayok kita turun sarapan, nanti bisa telat sekolah kita" Mata Raina melebar lucu, tangan nya ia gunakan untuk menepuk keningnya sendiri karena lupa untuk bersekolah.

"Iya Raina sampai lupa, ayok bang ke bawah" Semangat Raina membuat Lucas tersenyum, inilah yang Lucas ingin kan, sifat manja Raina yang baru di keluarkan pagi ini.

   Mereka berjalan menuju ruang makan dengan Ber genggaman tangan, bahkan senyum Raina tak luntur saat Lucas menceritakan tentang masa kecilnya dulu waktu berjalan, sedangkan di ruang makan, ke empat orang sedang termenung sedih mendengar kan cerita dari dewi tentang Raina bicarakan tadi bersama Lucas.

  Mereka yang ada di ruang makan Mengangkat kepalanya saat mendengar suara tawa dari Raina, wajah mereka yang sedih berubah seperti tak terjadi apa-apa, seolah mereka tak mengetahui tentang pembicaraan mereka berdua, itulah yang papahnya ucapkan tadi.

"Pagi semuanya" Sapa riana dengan riang ke pada mereka semua, karena sekarang Raina berusaha untuk menerima keluarga baru nya ini.

"Pagi sayang" Ucap David, dewi dan argan

"Pagi adek abang" Ucap andra

   Raina duduk di samping andra, sedangkan Lucas duduk di samping David, mata Raina mengernyit melihat mata sembab mamahnya yang sepertinya baru selesai menangis, dewi yang merasa di perhatikan anak nya hanya tersenyum manis.

"Kenapa sayang? Mau mamah ambilin makanan? "

"Mamah habis nangis?" Selidik Raina menatap mamah nya menyelidik

"Kata siapa? Mamah gak nangis, cuman tadi mamah bantu bibik masak di dapur, terus mamah lupa kalo mama habis ngiris cabai, belum cuci tangan langsung ngucek mata karena gatal"

"Mamah ceroboh, Raina tak suka itu" Ucap Raina dengan muka cemberut lucu.

"Iya gak lagi, mamah minta maaf " Walaupun tersenyum tetapi di dalam hati nya, dewi ingin sekali menangis, memeluk anak nya itu dan mengucapkan kata maaf berulang kali karena egois.

  

Our Butterfly (Selesai) Where stories live. Discover now