3

21.9K 1.7K 5
                                    

   Tak terasa tiga hari telah berlalu, mansion ini pun menjadi ribut hanya karena mempersiapkan segala kebutuhan Raina adik mereka, karena hari ini, adik yang mereka tunggu-tunggu akan tiba di mansion, mereka bertiga bahkan sampai izin sekolah dan bekerja hanya untuk mempersiapkan kamar yang nyaman untuk calon adiknya itu, sedangkan dewi, ia sibuk memasak makanan kesukaan Raina, ke tiga anak laki-laki nya dan juga suaminya itu.

   Para maid dan bodyguard pun hanya diam sembari menatap bingung dengan tingkah para tuan rumah ini, mereka bisa saja menyuruh maid dan bodyguard untuk melakukan semua itu, tetapi mereka tak mau menyerahkan pekerjaan itu kepada orang lain, karena bagi mereka, semua tatanan kamar akan mereka yang atur agar adik mereka merasa nyaman dan tak terganggu kenyamanan nya sedikit pun, tadi padi papah mereka juga mau ikut mempersiapkan segala kebutuhan Raina, tetapi dengan keras nyonya di rumah itu menolak, tak mau suaminya itu ikut-ikutan seperti anak mereka.

  Acara ketiga pemuda itupun akhirnya selesai, dengan peluh yang sudah banjir di seluruh tubuh, mereka keluar dari kamar adik perempuan mereka untuk membersihkan diri di kamar masing-masing, setelah membersihkan diri, mereka berjala menuju ke arah dapur, di sana masih ada dewi yang berkutat dengan masakannya.

"Mamah masih lama masaknya? " Tanya David karena merasa kasihan dengan mamahnya itu yang terlihat sudah sangat letih.

"Sebentar lagi selesai ini" Jawab dewi dengan senyum ceria, yang mana dengan senyumnya itu membuat orang lain tanpa sadar membalas senyum sang mamah.

   Di lain sisi, perjalanan Raina yang ia tempuh selama beberapa jam membuat Raina capek sendiri, apa lagi sekarang ia di buat bingung melihat gerbang menjulang tinggi yang ada di hadapannya itu, padahal raina yakin kalau alamat yang di berikan mamahnya adalah alamat benar, larut dalam lamunannya sampai Raina tak sadar jika salah satu bodyguard yang menjaga pintu gerbang masuk menghampiri mobil milik Raina.

"Permisi, ada apa nona kemari? " Tanya bodyguard tersebut sedikit ramah walaupu nada bicaranya dingin.

'' mau tanya pak, apakan ini benar rumah nya pak argan willson? "

"Iya, apa adek memiliki kepentingan dengan beliau? "

"Oh tidak, saya anak dari dewi sekar ayu" Tahu dengan nama tersebut, bodyguard yang bertanya dengan dingin itu tiba-tiba membungkuk hormat, membuat Raina bingung saja.

"Maafkan saya nona karena telah lancang berbicara seperti itu kepada Anda" Raina semakin bingung dengan tingkah bodyguard tersebut, karena tak mau membuang waktu, akhirnya Raina memilih memasukkan mobilnya ke dalam halaman mansion saat pintu gerbang di buka.

  Raina akui bahwa rumah baru nya ini lebih besar dari rumah lamanya yang mungkin tiga kali lipatnya, tubuh Raina terdiam saat ia ingin mengetuk pintu, sungguh ia takut kalau saja keluarga dari ayah barunya tak mau menerima dirinya di dalam rumah ini, jika itu terjadi, apa itu artinya dia akan berpisah dengan mamah nya, tidak, Raina tidak akan membiarkan orang tua satu-satunya pergi meninggalkan nya begitu saja.

  Secara perlahan tangan Raina membunyikan bel rumah barunya itu, sedangkan di dalam rumah, ketiga anak willson sibuk untuk mencicipi semua makanan yang di buat mamah nya, bahkan mereka tak menyadari jika dewi sudah selesai membersihkan diri, dan berjalan menuju ke arah mereka.

  Bel rumah berbunyi, dewi yang mendengarkan suara tersebut pun bergegas membuka pintu mansion, membiarkan anak-anak nya yang masih sibuk dengan makanan masing-masing tanpa memperdulikan Bel rumah yang berbunyi, mereka berfikir jika itu mungkin teman dari mamah nya, atau tidak pesanan yang mamahnya pesan untuk adik baru mereka yang tetcinta penggila marshmello, mamahnya bahkan membeli tiga kardus untuk adik kecil mereka nanti, berjaga-jaga jika marshmello di rumah cepat habis.

"Ya ampun sayang" Teriak dewi saat Raina berdiri di hadapannya, tanpa berfikir apa pun, dewi memeluk anak nya yang sangat ia rindukan.

"Ayo ke dalam, ada abang-abang mu di dalam" Ajak dewi, mamahnya raina bersemangat.

"Raina punya abang mah? " Tanya Raina antusias, membuat dewi tersenyum hangat, syukur lah jika Raina mau menerima keluarga barunya itu.

"Iya, tiga malah" Mulut Raina membulat lucu, sungguh jika saja ini bukan anak nya, mungkin dewi sudah lama Mengunyel-ngunyel pipi bakpau nya itu.

"Siapa saja mah? " Girang Raina.

"Abang mu yang pertama namanya bang David, sekarang abang mu udah kerja di perusahaannya papah mu, sedangkan abangmu yang ke dua, namanya Lucas, masih sekolah udah kelas dua belas tapi, yang terakhir namanya andra, anak ke tiga, satu angkatan sama kamu, tapi andra lebih tua satu tahun dari kamu" Terang dewi tanpa sadar mereka telah sampai di ruang keluarga.

   Tak tahu kah mereka berdua jika di dalam ruang keluarga telah ada tiga anak willson yang sedang menatap Raina dengan pandangan berbeda-beda, dewi yang sadar dengan tatapan ketiga anak nya itu hanya tersenyum geli melihatnya.

"Kalian bertiga sini" Ujar dewi dengan senyum geli nya itu.

"Hai, aku Raina, kalian abang-abang aku ya? " Tuduh Raina dengan mata menyipit tak lupa jari telunjuk nya mengarah ke mereka bertiga yang masih mematung menahan gemas

Our Butterfly (Selesai) Where stories live. Discover now