17

11.5K 706 4
                                    

Tubuh kecil raina menggeliat tak nyaman dalam tidurnya saat merasakan daging basah menerpa seluruh wajah raian secara keseluruhan, perlahan mata bulat raina terbuka dengan perasaan tak Terima, di lihat nya Aldebaran yang sedang menindih tubuh raina yang terlentang, terkekeh geli melihat wajah masam gadisnya sebelum kembali mencium seluruh wajah pujaan hatinya itu.

"Al,, raina masih ngantuk" Rengek raina menyembunyikan wajahnya di dada bidang Aldebaran, agar Aldebaran tak mencium dirinya lagi, sesekali ia menggesekkan wajahnya di dada bidang Aldebaran karena gatal.

Masih dalam posisi yang sama, Aldebaran memeluk tubuh raina sayang, dan tak lupa menyangga kedua sikunya agar tak membebani gadisnya yang ada di bawah nya itu, karena tak bisa mencium wajah imut gadisnya, alhasil leher yang kini menjadi sasaran nya, awalnya memang kecupan, tapi semakin lama berubah menjadi gigitan dan jilatan, tenang, tak sampai menimbulkan bekas kok, karena Aldebaran tahu batasan agar tak merusak masa depan gadisnya itu.

"Mau ikut gak? " Gumam Aldebaran yang masih setia menghirup leher raina tanpa ada niatan untuk berpindah tempat.

"Kemana? " Tanya raina sembari menyisir rambut hitam legam milik Aldebaran secara halus.

"Ke markas" Sebenarnya Aldebaran sungguh sangat tak rela membawa raina ke markas, bukan karena apa, tapi membayangkan semua anak-anak menatap raina membuat Aldebaran emosi sendiri, tapi karena ini genting dan tak mau pisah dari raina, mau tak mau ia harus membawa gadisnya ke markas.

"Mau mau mau" Girang raina dengan senyuman cerahnya.

"Yaudah siap-siap gih, aku tunggu di bawah"

Raina tersenyum cerah di dalam mobil yang berjalan menuju markas adarma, pernah raina dengan dari salsa jika adarma tak pernah mau berurusan dengan yang namanya perempuan, karena menurut mereka, semua itu tak penting karena mereka lebih mementingkan prioritas persahabatan mereka, jadi bisa di bilang raina adalah cewek pertama yang akan menginjak kaki di sana.

Sesampainya di markas, raina menatap penuh minat semua orang yang sedang berkumpul, ada yang duduk di sofa, ada juga yang duduk lesehan, jika dihitung terlalu banyak, mungkin sekitar dua ratus tujuan tiga orang yang ada di sini, kebayang banyak nya orang yang ada di sana, itupun masih ada ratusan anak adarma yang tak ikut kumpul karena ada keperluan masih-masing.

Atensi mereka semua yang ada di sana menuju satu objek, di hadapan mereka berdiri bidadari yang begitu sangat sempurna di mata mereka, mereka semua tahu bahwa raina adalah kekasih ketua mereka, tapi mereka yang beda sekolahan hanya bisa melihat foto raina dari instagram, tapi mereka sangat tak menyangka bahwa raina begitu sangatlah cantik dan imut saat di dunia nyata, melebihi dunia maya.

Sedangkan disisi raina, jika cewek lain yang di bawa ke sana, pasti mereka akan mati-matian menahan gerogi dan malu saat di tatap dan berada di sana sendirian, jangan di tanyakan raina kenapa biasa saja seolah telah biasa di Tatap seperti itu, kan sudah raina bilang kalo teman raina di bandung itu kebanyakan cowok, dan ada yang anggota geng motor dan ada juga yang enggak, kadang raina juga suka main di markas yang ada di bandung, apalagi salah satu alumni ketua geng tersebut telah menganggap raina sebagai adiknya sendiri.

"Mata lo semua bangsa" Bentak Aldebaran karena tak Terima kekasih nya di Tatap seperti itu.

Sadar dari Keterpakuan, mereka langsung mencari kesibukan sendiri-sendiri, agar tak menjadi santapan maut dari Aldebaran, di sana juga inti adarma gelagapan sendiri karena mereka juga ikut seperti yang lainnya, entahlah padahal mereka sudah melihat raina berulang kali, tapi tetap saja saat bertemu aura raina membuat mereka terpaku.

"Ayo duduk" Aldebaran membawa raina di tempat duduk yang selama ini ia duduki, tak ada siapa pun yang berani menduduki nya, bahkan inti adarma saja tak mau ambil resiko, karena tempat duduk itu telah di disain khusus untuk Aldebaran beristirahat.

"Abang" Sapa raina sembari mendada-dadakan tangannya, andra yang sadar di panggil adiknya pun tersenyum dan memberikan kiss jauh sebelum kembali bermain game lagi.

Posisi raina yang duduk menyamping di pangkuan Aldebaran sangat menguntungkan beberapa anggota yang sudah berkumpul dan duduk di sana, tak mau ambil pusing dengan itu, raina memilih mengalungkan tangan nya di leher Aldebaran, menyembunyikan wajahnya didada bidang itu secara nyaman, raina suka bersender di dada Aldebaran, karena ia selalu suka mendengarkan degupan jantung Aldebaran yang sangat tak beraturan, buat para jomblo iri aja, pikir mereka semua yang menyaksikan ke uwuwuw an dua insan.

"Kapan mereka nantang kita tawuran? " Ucap Aldebaran memecahkan keheningan yang sempat terjadi saat semua orang berkumpul di sana, owalah soal tawuran, pikir raina.

Kini bukan semua anka adarma berada di sana tanpa terkecuali, menghadiri rapat yang membahas tentang strategi dari sang pemimpin, sudah dari dulu adarma tak pernah kalah dalam bidang apapun, jadi jangan remehkan mereka jika mau melawan mereka semua.

"Kemaren, katanya besok malam di jalan renda " Jawab afgan, selaku orang yang di tantangan langsung dengan anggota devilsattack.

Rapat kembali berjalan dengan lancar, raina akui bahwa tunangannya ini pandai mengatur strategi, pantas Aldebaran di jadikan ketua, selain tegas, dan pintar dalam bertarung tak lupa mengatur strategi, Aldebaran juga memiliki wibawa yang sangat kentara, sungguh sangatlah hebat tunangan nya ini.

Raina yang bosan dengan situasi seperti ini mulai bermain menggambar pola tak tentu di dada bidang Aldebaran, saat rapat berlangsung, sesekali Aldebaran mencium rambut raina, kadang juga mencuri ciuman di pipi chubby tunangan nya itu, apalah daya orang-orang yang jomblo saat melihatnya.

"Kamu bosan? " Tanya Aldebaran, suara yang awalnya tegas dalam memimpin rapat kini menjadi sangat lembut sembari mencium pipi kiri raina selama dua kali.

"Gak papa kok, lanjut aja" Gumam raina menggesekkan wajahnya di dada bidang Aldebaran berulang kali.

Kembali rapat berlangsung setelah berhenti sebentar, selama sepuluh menit berlangsung, sudah cukup, raina tak bisa menahan diri untuk diam lagi, tanpa memperdulikan Aldebaran, raina berdiri dari pangkuan Aldebaran, saat akan berjalan, tangan nya di cekal lembut oleh tunangan nya.

"Mau kemana? " Tanya Aldebaran kembali menghentikan rapat nya sebentar.

"Terusin aja gak papa, jangan perduliin raina, raina cuma bosan aja, makanya raina mau Jalan-jalan"

"Jalan-jalan di mana? "

"Kelilingi sini" Tunjuk raina di arah taman belakang markas.

"Aku temenin"

"Jangan" Tolak raina dengan kedua tangan di taruh di pinggang, melotot kan matanya seolah-olah berubah menjadi garang, tapi sungguh, bukannya mrnjadi galak, jatuhnya malahan imut banget, para anggota yang melihat ekspresi raina ingin sekali rasanya mengarungi raina untuk di bawa pulang, sangking gemes nya.

"Kasihan mereka kalo kamu bubarin rapat gitu aja karena raina, mereka juga masih punya acara sendiri-sendiri, kalo kamu bubarin nanti kasihan bolak-balik, kan udah raina bilang, jangan perduliin raina" Lanjut raina dengan bibir merucut lucu, ayolah, mereka hampir saja tak bisa menahan diri untuk mencubit pipi chubby dengan wajah imut itu, mereka saja segemas itu, apalagi Aldebaran yang sedari tadi berusaha keras menahan dirinya agar tak mencium dan membawa raina di dalam bekapan nya, sungguh ia tak rela membagi semua ekspresi raina kepada orang lain.

"Ya udah, tapi jangan sampai keluar dari gerbang markas, oke"

"Oke" Seru raina setelah mendapat kan izin dari tunangan nya, tak mau membuang waktu, raina berjalan menuju apa yang ingin dia lihat sembari bersenandung kecil, mengabaikan orang-orang yang ada di sana yang sedang menahan diri agar tak mencubit pipi chubby itu.

Our Butterfly (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang