9

16K 1K 25
                                    

   Raina memasuki mansion dengan hati berbunga-bunga, tak sabar rasanya untuk membagi cerita bersama mamah nya tentang hari pertama ia bersekolah, tadi andra sudah menawarkan diri untuk mengajak Raina pulang, tapi karena Raina sedang marah dengan andra, ia menolak keras, jadi ia pulang bersama lucas.

"Raina pulang" Teriak Raina tanpa menyadari bahwa ada banyak orang yang sedang berkumpul di ruang keluarga mansion nya, siapa lagi kalau bukan ke empat sahabat abang ke tiganya itu.

"Jangan teriak dek" Tegur Lucas yang ada di belakang adik nya.

"Lho, kok banyak orang" Gumamnya yang masih bisa di dengar oleh mereka semua.

"Ganti baju dulu, nanti turun lagi" Peringat Lucas dan menarik halus tangan Raina menuju lantai atas.

  Saat Raina turun menuju ruang keluarga, andra menarik tangan Raina halus untuk duduk di antara dirinya dan joy, memeluk tubuh adiknya rindu dengan dagu ia taruh di lekukan leher adik nya yang imut itu.

"Raina masih marah lho sama abang" Andra tak memperdulikan ucapan merajuk Raina, yang ia perdulikan adalah perasaan rindu kepada adik tersayang nya itu, seperti nya pilihan marah kepada Raina bukanlah pilihan yang bagus.

"Maaf, abang cuman kesel aja sama kamu, padahal tadi pagi abang udah mau bawa kamu lho, tapi kamunya malah milih banget Lucas"

"Raina gak milih bang Lucas, kan Raina nyuruh nya buat hompimpa gunting batu kertas, kalo debat itu gak adil namanya bang" Terang Raina memberi tahu fikiran nya tadi pagi.

"Yaudah kali gitu sebagai gantinya hari ini kamu ikut kemanapun abang pergi" Mutlak andra tak bisa di bantah lagi

"Aduh, Raina gak bisa bang, Raina udah janji sama bang Lucas buat ikut dia hari ini kerumah temen nya" Ucap Raina tak enak hati melihat perubahan wajah andra menjadi marah.

"Tuhkan bang Lucas lagi, bang Lucas lagi, nanti kalo bang David udah pulang pasti sama bang David, lha kapan nya sama aku, masa aku terus yang ngalah" Rajuk andra dengan wajah murung, Raina sampai dibuat kelabakan sendiri.

   Sedangkan keempat sahabat abang nya berusaha menahan kekehan mereka karena melihat wajah imut Raina yang sedang panik, andai saja mereka memiliki adik seperti Raina, mereka berjanji untuk tidak membiarkan semua orang melihat wajah adiknya kecuali anggota keluarga.

"Adek di rumah aja gak papa sama cecunguk satu itu, daripada nanti ngamuk kayak gorila" Raina menolehkan wajahnya menatap abang keduanya yang baru tiba di ruang keluarga, menatap andra dengan sengit, sedangkan andra yang ditatap Lucas hanya bodo amat melanjutkan ngambek nya pada Raina dengan bermain handphone, tak lupa wajahnya ia tekuk masam.

"Raina di rumah gak papa? " Tanya Raina dengan wajah polos menatap lucas, sedangkan yang di tatap menghela nafas kasar, sungguh Lucas tak mau adiknya jauh dari nya.

"Hari ini gak papa, gak tahu kalo besok, mungkin abang bawa kabur kamu buat Jalan-jalan tanpa tuh anak babi"

"Enak aja anak babi, abang aja yang sewot sama andra, kita lihat aja besok, Raina bakalan sama andra 24 jam non stop" Teriak andra tak lupa masih mempertahankan wajah masam nya.

  Tanpa memperdulikan andra, Lucas berjalan keluar mansion, sebelum pergi ia sempat mencium kedua pipi chubby adiknya yang sangat ia sayangi itu, keempat sahabat andra menatap raian kasihan karena harus di monopoli ketiga abang tirinya tanpa henti, dan tak lupa ada salah satu mata yang sedaritadi menatap rain lembut, bahkan ia menahan rasa marahnya saat Raina duduk disamping joy.

  Cowok yang menatap Raina lembut sedari tadi sesekali menatap joy dingin, ia masih memaklumi ketiga abang tiri Raina menempel pada gadis nya, iya gadis nya, saat pertama kali ia melihat Raina, ia merasa hati dan tubuhnya bergejolak menginginkan Raina untuk diri nya untuk selamanya, dan rasa ini pertama kali nya ia rasakan di dalam hidup nya.

   Saat ia menatap Raina ataupun berdekatan, tubuhnya seolah ingin sekali memeluk tubuh mungil Raina, dan menyembunyikan wajah raina di dada bidang nya, seolah ia tak mau semua orang melihat wajah imut itu selain dirinya, dia memang tak pernah berurusan dengan namanya makhluk bernama prempuan, karena saat ada cewek yang mendekati nya, ia merasa risih dan terganggu, tapi berbeda dengan Raina, ia merasa sangat menginginkan Raina untuk selalu di dekatnya, memeluk dan memenangkan nya.

  Dia memang memaklumi ketiga abang Raina, walaupun ada rasa tak rela di hati nya saat melihat itu, tapi untuk orang lain, bahkan sahabat nya sendiri, ia tak bisa, ini pertama kalinya ia menginginkan sesuatu, dan itu adalah Raina, lihat saja nanti, Raina akan ada di pelukan nya, cepat ataupun lambat, kalau dia tak bisa mendapatkan Raina, maka orang lain juga sama.

Our Butterfly (Selesai) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon