Ch. 11 - Perangkap Tikus

217 47 3
                                    

4 November 1981

Sherlock sedang melakukan peregangan ketika John turun dari kamarnya untuk sarapan, meskipun ia tak jadi menyeruput kopinya karena melihat perapian di ruang duduk mereka porak poranda, sebuah palu besar tergeletak tak jauh dari situ.

"Apa-apaan yang kau lakukan kepada perapian kita?!" Tanya John, marah namun heran pula.

Detektif itu tidak menjawab, dia hanya duduk di meja makan lalu memungut sesuatu dari sana dan memberikannya kepada John –yang menyautnya tak sabar namun seketika merasa aneh saat menyentuh kertasnya, baru saja ia mau bertanya –Sherlock berkata lebih dulu

"Itu bukan kertas, itu selembar perkamen yang terbuat dari kulit domba"

John pun membacanya

Mr. Sherlock Holmes yang terhormat,

Saya dan beberapa orang lainnya akan datang ke kediaman Anda lewat perapian, tepat pukul sembilan nanti. Jadi saya minta Anda jangan terkejut ketika api perapian Anda berubah menjadi hijau, dan Anda tidak perlu membalas.

Albus Dumbledore

NB : Burung hantunya galak

"Jariku dipatuk tadi-" keluh Sherlock menunjukkan jari telunjuknya yang diplester.

John melipat surat itu "Jadi kau menghancurkan perapiannya untuk-"

"Memperluas jalan keluar bagi mereka" potong Sherlock "Seharusnya mereka bisa mengembalikan wujudnya dengan mudah seperti tabung uji dulu."

"Kau tidak penasaran bagaimana mereka bisa kesini lewat perapian?" Tanya John sambil menyeringai.

Sherlock menjawab perlahan "Sejujurnya.. aku penasaran, memangnya kau tau?"

"Ha!" Seru John "Tentu saja aku tau" dia terdengar bangga karena mengetahui sesuatu yang tak Sherlock ketahui "Pertama kau harus masuk ke perapian yang warna apinya berubah jadi hijau, tapi api itu sama sekali tidak panas, lalu kau lemparkan semacam bubuk ke api sambil mengucapkan tujuanmu. Lalu kau akan berputar-putar sampai akhirnya tiba di tempat tujuan."

Sherlock menatap sahabatnya itu dengan sinis "Kau berbicara seolah kau pernah berpergian dengan perapian-"

John menjawab sambil tertawa "I did, waktu aku mencarimu kemarin-"

Sherlock mendengus, kemudian berkata "Itu hal yang bagus bagaimana kau langsung berpikir untuk menemui Henry, dan kebetulan Remus Lupin ada disana-"

"Hey-" kata John "Aku kan belum cerita-"

Kini giliran Sherlock yang tersenyum "Penyihir yang kau kenal hanya empat; Albus Dumbledore, McGonagall, Henry Bolt, dan Sirius Black, tapi satu-satunya yang bisa kau temui adalah Henry. Sirius Black langsung kita coret karena dia masih ditahan, Albus Dumbledore adalah orang penting –meskipun ia sepertinya tertarik kepada Muggle, sulit kubayangkan kalau dia akan berkunjung ke cafe kaum kita di situasi seperti ini.

McGonagall sama sekali tak ada urusannya dengan ini, lalu Severus Snape sendiri yang berkata bahwa Dumbledore yang memerintahnya. Jadi, orang yang namanya kudengar samar-samar waktu itu –yaitu Remus Lupin, pasti kau temui secara tidak sengaja di cafe nya Henry."

John memasukkan sarapannya ke mulut dengan kasar, Sherlock selalu tau lebih banyak darinya, selalu bisa menebak lebih tepat darinya –terkadang itu menyebalkan, tapi memang seperti itulah seharusnya.

Ketika waktu sudah hampir menunjukkan pukul sembilan, Sherlock dan John berdiri berdampingan –sekitar dua meter didepan perapian ruang duduk mereka.

Sherlock Holmes and The Fall of The Dark LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang