Ch. 1 - Jari yang Tersisa

915 89 20
                                    

1 November 1981

Sherlock tinggal sendirian, bersembunyi dibalik etalase toko roti ketika ledakan besar itu terjadi, orang-orang telah berlarian tak tentu arah dan tak terlihat satupun lagi. Meskipun telah berpengalaman menyaksikan berbagai macam hal, matanya yang abu-abu tetap menatap ngeri kepada potongan dari jasad-jasad manusia yang bersimbah darah dan tergeletak mati.

Pemandangan yang mengerikan sehari setelah Halloween itu bertambah levelnya ketika seorang pria berambut hitam panjang sebahu tertawa terbahak-bahak diantara mayat-mayat itu, seolah insiden ini merupakan lelucon paling lucu yang pernah didengarnya. Sherlock baru ingat jika dia tidak benar-benar sendirian, saat ledakan tadi terjadi orang itu sama terkejutnya dengan yang lain, tapi kenapa ia tak lari dan malah tertawa?

Ketika Sherlock memperhatikan, pria yang tertawa itu sedang memegang sebuah tongkat ramping yang panjangnya kira-kira 30 atau 40 cm. Detektif itu baru akan berdiri ketika segerombol orang memakai jubah aneh dan memegang tongkat yang mirip dengan yang dimiliki pria tadi datang entah darimana.

Sherlock kembali menunduk untuk menyembunyikan dirinya.

"Oh Merlin! Dia membunuh muggle-muggle ini!" Teriak salah satu dari mereka.

Sementara pria yang tertawa itu tiba-tiba terantai pada kedua tangannya.

"Lihat ini!" Pekik orang yang lain, menunjuk sesuatu di tanah "Bukankah ini jari milik Pettigrew? Dia mengejar Black sampai kesini, dan.. oh malang sekali nasibnya."

"Kau harus mempertanggungjawabkan kekejamanmu ini, Black!"

Pria yang bernama Black itu memberontak "Aku tidak melakukannya!"

"Kalian segera sisir lokasi ini, jika bertemu Muggle kacaukan ingatan mereka. Buat mereka mengingat bahwa ini adalah kejadian ledakan gas."

Setelah salah satu dari mereka memberi perintah, beberapa orang yang lain mulai berpencar. Namun ada seseorang yang mendekati Black dan berkata di telinganya "Semua yang terlihat menunjukkan betapa kau Black, telah mengkhianati Keluarga Potter dan membunuh muggle-muggle ini, Azkaban menunggumu, anggota orde akan sangat kecewa."

Sherlock masih belum memahami hal-hal yang sangat tabu di telinganya, tapi dia merasa kalau dirinya termasuk kedalam jenis orang yang mereka sebut dengan 'muggle' itu. Maka ia cepat-cepat menutup tirai etalase, membalik tanda 'buka' menjadi 'tutup' dan mengunci pintu masuk. Sehingga ketika salah satu dari orang-orang tadi datang dan menemukan pintu terkunci dan salah mengira jika toko itu sedang tutup, orang itu pergi tanpa memeriksa kedalam.

Setelah beberapa saat, orang-orang itu pergi dari sana dengan membawa serta tangkapan mereka, Sherlock pun keluar dari toko roti. Dia hanya punya sedikit waktu untuk memeriksa bekas kejadian itu sebelum polisi tiba, diantara jasad-jasad itu yang beberapa diantaranya terpotong di beberapa bagian tubuhnya -dia melihat sepotong jari manusia.

Dipungutnya potongan jari tersebut dan diamati dengan seksama, kerutan muncul di dahinya. Namun sirine mobil polisi terdengar dan dia cepat-cepat mengantongi jari itu.

"Sherlock?" Sapa sang Inspektur Polisi.

"Hai! Lestrade!" Saut Sherlock dengan senyuman.

"Apa yang kau lakukan disini? Sedang menyelidiki kasus ini? Apa ada misteri yang menarik perhatianmu?"

"Tidak ada" -meskipun sebenarnya banyak "Aku hanya kebetulan lewat saja, bukankah ini cuma kecelakaan? Gas yang meledak, kurasa?"

"Kami memang mendapatkan laporan seperti itu" jawab Lestrade "Tapi bagaimana kau tau?"

Sherlock Holmes and The Fall of The Dark LordWhere stories live. Discover now