Ch. 7 - Tahanan Tak Bersalah

241 58 6
                                    

Sherlock tersenyum kepada dua penjaga itu, meskipun tak mendapat balasan. Kemudian ia membuka pintu ruangan dan masuk, John menyelinap setelahnya.

Ruangan itu berbentuk lingkaran, dindingnya sama hitam dengan aula tadi meskipun yang ini kesannya jauh dari mengkilap –malah terlihat suram dengan cahaya remang-remang dari lilin-lilin bernyala biru yang menempel disana, baik Sherlock maupun John tak tau dan tak mau tau kenapa api lilin itu berwarna biru.

Tak ada apapun di ruangan itu, kecuali sebuah meja kecil dan dua kursi di kedua sisinya.

Di salah satu kursi, duduk seorang pria berambut hitam lusuh, meskipun sedang duduk tapi Sherlock tau dia pria yang jangkung, wajahnya tak terlihat karena dia menunduk, pakaiannya tak berubah sejak terakhir kali Sherlock melihatnya di TKP ledakan tempo hari, lengan kemejanya yang digulung se-siku terlihat sangat kusut.

Setelah menutup pintu, Sherlock mendekati meja, langkah kakinya yang menggema di ruangan itu membuat si pria yang duduk mendongak. Tampaklah oleh Sherlock wajahnya yang pucat, mata yang memerah namun tak mengeluarkan air mata, serta ekspresi yang sangat menyedihkan.

"Marah, sedih, kecewa, bersalah, menyesal" kata Sherlock, mengundang John memandangnya dengan heran.

"Anda tampaknya membutuhkan telinga yang bersedia mendengarkan Anda, Mr. Black" detektif itu kemudian mendekati meja perlahan lantas mengulurkan tangannya "Perkenalkan, saya Sherlock Holmes"

"Saya tidak butuh bantuan siapapun" saut Black tanpa menghiraukan tangan yang Sherlock ulurkan, lantas kembali menunduk "Anda hanya akan membuang waktu, saya tidak keberatan membusuk di Azkaban, saya merasa pantas untuk itu"

Sherlock duduk di depan Black sementara John berdiri disampingnya, ditatapnya orang yang sedang tak karuan itu sambil memikirkan diksi nya.

"Saya hanya bilang bahwa saya bersedia mendengarkan Anda, siapa yang memberitahu Anda kalau saya menawarkan bantuan?"

"Dumbledore-"

Sherlock ber 'oh' pendek menanggapinya, meskipun menurut John ekspresinya lebih seperti mengatakan 'sudah kuduga'.

"Tapi, Mr. Black" lanjut Sherlock "Apa Anda tidak peduli kepada Harry Potter?"

Sontak Black mengangkat kepalanya dan menatap Sherlock dengan matanya yang kelam "Apa maksud Anda?"

"Dia baru berusia satu tahun dan kehilangan orang tuanya, sebagai sahabat dari suami-istri Potter, apakah Anda tidak peduli dengan kelangsungan hidupnya?"

Suara Black terdengar lebih bertenaga ketika menjawab "Dari yang saya dengar dia akan diasuh oleh kakak perempuannya Lily yang seorang Muggle, satu-satunya keluarga yang ia punya, jadi saya tak perlu khawatir"

Sherlock menggeleng sambil tersenyum, dari yang John tau selama dia menemani Sherlock berpetualang, ekspresi itu adalah ekspresi puas karena sang Detektif mendapatkan pembenaran atas teorinya.

"Petunia Evans" kata Sherlock, membuat Black melotot terkejut "Itu namanya, bukan?"

"Bagaimana Anda tau?"

"Oh, saya mengenalnya, atau lebih tepatnya mengenal keluarganya. Dia telah menikah dengan pria bernama Vernon Dursley dan sekarang tinggal di Privet Drive"

Kini bukan hanya Black, John juga terkejut. Jadi yang baru saja Sherlock pastikan adalah bahwa Petunia Dursley, istri Mr. Dursley adalah kakak dari Lily Potter. Dan mengingat deskripsi Sherlock tentang Vernon Dursley –sepertinya John tau kemana arah pembicaraan ini.

"Mungkin sekarang Harry yang malang sudah ada disana" lanjut Sherlock sambil mengedip kepada John –yang kemudian menyadari hal lain,

jika Harry Potter adalah bayi luar biasa yang telah mengalahkan Voldemort, maka kepindahannya tak mungkin ditangani oleh orang biasa.

Sherlock Holmes and The Fall of The Dark LordWhere stories live. Discover now