Naya mengangguk lemah.

"Gue anter ke sana, mau?"

"Mau, tapi sama lo 'kan?"

Algra tersenyum tipis, mengusak pucuk kepala Naya. "Kayaknya lo kena pelet megalodon gue deh, Nay," guraunya sebelum kembali melajukan mobil.

Durasi yang dibutuhkan untuk sampai ke rumah tinggal Syafii adalah 25 menit. Baru saja 25 menit itu dilewati Algra dan Naya. Itu artinya, mereka sudah sampai di rumah bernuansa abu-abu tersebut.

Wajah Naya yang tadinya lempeng berubah antusias kala melihat rumah yang ditempati kedua orangtuanya. Bak anak kecil yang kegirangan, Naya turun dari mobil dan berlari saat satpam rumah membukakan gerbang. Padahal kan Naya bisa menumpangi mobil sampai ke dalam. Tapi sudahlah, terserah Naya saja.

"Yaaah, Mama sama Papa kemana Bik?" Belum beberapa menit wajah Naya berseri, eh malah harus lesu lagi ketika tau Mama dan Papanya tidak di rumah.

"Mama dan Papanya Mbak Naya lagi jenguk Mas Bintang di Yogyakarta," beritahu wanita yang sekiranya berumur 35 tahunan. Dia Bi Jeniper, asisten rumah tangga Susan dan Syafii.

"Memangnya Bang Bintang sakit, Bik?"

"Untuk itu Bibik kurang tau, Mbak."

"Oke deh, kalo gitu Naya pamit pulang aja."

Sedikit mengecewakan, rasa kangen Naya belum bisa terlunasi hari ini. Tapi tidak apa-apa, lain waktu pasti keluarga itu akan saling bertemu lagi.

"Bintang itu Abang lo?" tanya Algra setelah tiga perempat perjalanan pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bintang itu Abang lo?" tanya Algra setelah tiga perempat perjalanan pulang.

Gadis berambut hitam yang tak lain Naya mengalihkan pandangan dari ponsel ke suaminya. "Iya, M. Bintang Praaksara. Dia Abang gue yang paling gue sayangi...." Sudut bibir si gadis terangkat mengingat beberapa momen yang dipunya bersama sang abang.

"Gantengan mana sama gue, hm?" tanya Algra random.

"Ganteng lo sedikit," jawab Naya jujur.

Berhubung sedetik lalu mobil mereka sudah sampai di rumah, Algra cepat-cepat membuka sealt belt-nya dan membuyarkan rambut sang istri yang baru saja menyebutnya lebih ganteng daripada Abangnya.

"Ututu makasih sayangku...."

"Ganteng abang gue banyak."

Haha... Ternyata oh ternyata, ucapan Naya masih ada sambungannya.

Sontak Algra menjauhkan tangannya dari rambut indah si gadis. Lihatlah ekspresi Naya sekarang. Setelah sekian lama, ia berhasil menistakan Algra. Ah, ini menyenangkan.

"Jatah uang jajan gue potong," kata Algra dibuat ketus.

"Oke." Naya masih tersenyum jahil. "Jatah cium dan peluk juga gue pangkas!"

Sip. Satu sama!

 Satu sama!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ALGRAFIWhere stories live. Discover now