AKALAN ♪ 4 - Cemburu Atau Iri?

0 1 0
                                    

Follow dulu guys!
Jangan lupa vote ye!
Share juga boleh, apalagi komen.
Enjoy!
Happy reading!

IV. Cemburu Atau Iri?

♪♪♪

Akasa berjalan menuruni tangga dengan diam, selepas Delima pulang tadi Akasa langsung menuju ruangan seni. Karena tidak kunjung mendapat pesan dari group marching band tentang latihan hari ini, dia memilih mengunjungi ruangan seni tersebut.

Setibanya di sana dia bertemu dengan beberapa anggota marching yang lain.

"Latihan hari ini ngga jadi Kas, Bu Rania anaknya demam jadi ngga dateng. Katanya Minggu depan aja." Jelas salah satu yang ada di sana ketika Akasa bertanya padanya.

"Ngga latihan Kas?"

Akasa langsung mendongakkan kepalanya ketika mendengar seseorang yang mengajaknya berbicara.

"Bu Rania ngga hadir, jadinya Minggu depan." Kata Akasa yang direspon Abid dengan menganggukkan kepalanya.

"Lah tau gitu langsung pulang gue tadi," gerutu Abid kesal. "Thanks infonya Kas!"

"Sama-sama," balas Akasa.

Abid pun berjalan menjauh, terlihat dia langsung menuju gerbang untuk pulang.

Kalan yang sedari tadi memperhatikan keduanya dari lapangan basket menatap Akasa lekat, dia hanya menonton dipinggir lapangan melihat beberapa orang lainnya sedang bermain basket sebelum pulang. Bukan latihan dari tim basket, hanya bermain suka-suka.

Akasa melanjutkan langkahnya menuju gerbang, melihat itu Kalan berdiri dari duduknya lalu mengikuti Akasa dari belakang. Ingat, saat Kalan mengikuti Akasa dari belakang dia sudah memperhitungkan jaraknya agar Akasa tidak risih.

"Hai Akasa!" Sapa seorang laki-laki yang Kalan ketahui adalah salah satu anak pintar dari kelas sebelas IPA 4.

"Hai," balas Akasa pelan dengan senyumnya.

"Pulang telat? Habis ngapain? Latihan marching?" Tanya Asril beruntun membuat Akasa kebingungan untuk menjawabnya.

Melihat ekspresi bingung Akasa yang menggemaskan seperti ini membuat Asril tertawa pelan.

"Lo kok lucu sih?" Tanya Asril, Akasa mengerjabkan matanya beberapa kali mendengar pertanyaan Asril.

"Kamu apaan sih," balas Akasa sedikit salah tingkah.

Asril terkekeh, "oh ya Kas, Lo masih les di deket rumah Delima?"

"Masih,"

"Bagus ngga sih tempat lesnya?" Lontar Asril

"Kenapa?"

"Gue juga pengen les disana, karena sebentar lagi mau ujian kenaikan kelas apalagi gue mau ikut seleksi nilai raport buat kuliah. Makanya gue harus meningkatkan nilai-nilai gue." Ujar Asril, "Lo mau kuliah dimana?"

"Belum kepikiran, masih lama juga." Jawab Akasa.

"Harus prepare dari sekarang dong! Kalo bisa kita langsung jebol tu di seleksi nilai raport, jadi ngga ribet-ribet ikut tes ye kan." Akasa hanya meringis mendengar perkataan Asril memang benar sih, tapi dia memang belum kepikiran kesana. "Eh nomor Lo masih yang lama kan Kas?"

Akasa mengangguk pertanda mengiyakan.

"Gue hubungin Lo ngga papa kan? Buat nanya-nanya tentang tempat les itu, boleh?"

AKALAN (ON GOING!)Where stories live. Discover now