Bagian III

96 20 0
                                    

"Aku tidak mau." Jawab Vincent cepat.

Kim Taehyung memanyunkan bibirnya, kemudian tersenyum licik.

"Apa kau yakin Yang Mulia? Kau tidak ingin melihat seperti apa masa depan?"

"A-aku tidak tahu."

Ck.

Taehyung tahu sekali jika Pangeran Vincent penasaran akan masa depan, tetapi ia mengurungkan niatnya. Entah apa alasannya. Tapi ia akan segera mengetahuinya.

"Yang Mulia, sedikit bocoran dariku. Di masa depan, kau bisa naik bermacam-macam kendaraaan, tidak hanya kuda. Kau juga akan bertemu dengan alat komunikasi bernama handphone. Kau tidak perlu menunggu lama pesanmu untuk sampai. Hanya tunggu beberapa detik, pesanmu langsung sampai! Terus juga kau bisa pergi ke tempat rekreasi seperti Lotte World."

"Handphone? Benda apa itu?"

Taehyung merogoh saku kanannya.

"Ini." Ucapnya sambil menyerahkan sebuah benda bernama handphone ke arah sang pangeran.

Pangeran Vincent menerima benda tersebut dengan ragu.

Tiba-tiba handphone tersebut bergetar dan mengeluarkan suara bising.

Kringggg. Kringggg.

Pangeran Vincent terkejut, lantas membuang handphone tersebut. Kemudian memasang wajah marah kepada Taehyung.

"K-kau membawa bom?! K-kau ingin membunuhku ya?" Ucapnya sambil menarik pedang yang tersampir di belakang hanboknya.

Melihat itu, Taehyung panik. Hei, dia tidak ingin mati disini.

"T-tidak pangeran! I-itu tadi suara alarm dari handphone ku! Aku selalu memasang alarm untuk membangunkanku! Kau tidak boleh berburuk sangka padaku dong! Aku ini kan reinkarnasimu! Masa aku ingin membunuhmu?! Jika kau mati sebelum waktunya, aku tidak akan menjadi reinkarnasimu bodoh!"

Pangeran Vincent kembali memasukkan pedangnya.

"Maaf, aku terkejut. Tiba-tiba benda asing itu bergetar di tanganku. Seperti bom."

Taehyung mendengus.

"Jadi, bagaimana atas tawaranku? Kau mau bertukar? Hanya satu tahun kok! Sampai aku lulus sekolah saja! Ayolah, aku sudah bosan bertemu Jeon Jeongguk. Anak itu menyebalkan."

"Maksudmu, kau akan menumbal-kanku untuk bertemu Jeon yang kau bilang menyebalkan itu?"

"T-tidak! Bukan itu maksudku! Jeon itu sebenarnya baik kok, hanya saja ia bersumbu pendek."

Dan aku sedang menghukum diriku sendiri. Lanjut Taehyung dalam hati.

Pangeran Vincent menimbang-nimbang tawaran tersebut. Sepertinya akan menyenangkan. Ia akan melihat dunia baru, masa depan. Dia tidak repot lagi untuk berlatih pedang, tidak harus mendatangi setiap perayaan yang membosankan, dan yang paling penting dia mungkin akan mendapat teman.

"Aku—"

Taehyung menatap Pangeran Vincent penuh harap.

"Aku—entahlah aku masih ragu."

Taehyung mendengus lelah. Ternyata membujuk Pangeran Vincent tidak semudah yang ia pikirkan.

"Ayolah Pangeran, aku mohon."

Vincent menatap wajah Taehyung yang memelas. Ia iba. Sepertinya mencoba suatu hal yang baru tidak akan menimbulkan masalah bukan?

"Baiklah, tapi kupikir aku harus mencoba dulu setidaknya dua atau tiga hari, setelah itu aku akan memutuskan untuk bertukar denganmu atau tidak."

Taehyung mengganggukkan kepalanya dengan antusias.

"Oke! Kalo begitu mulai besok kau harus bertingkah sebagai Kim Taehyung. Tapi sebelum itu, biarkan aku mengajarimu beberapa hal!"

****

Saat ini Taehyung sedang mengajarkan cara penggunaan handphone.

"Sebelum kau pergi ke masa depan, kau harus tau penggunaan beberapa barang penting di masa depan. Agar kau tidak dicurigai." Ucap Taehyung.

Vincent hanya mengangguk. Kemudian ia memperhatikan Taehyung dengan seksama.

"Oke, kita mulai dari handphone. Kau bisa menggunakan ini untuk memberi pesan kepada oranglain yang kau tahu atau kau simpan nomornya—"

Setelah panjang lebar menjelaskan kegunaan handphone, ia membuka google. Kemudian mencari beberapa gambar seperti mobil, motor, laptop, kamera, dan alat-alat canggih lainnya.

"Baiklah pangeran, aku yakin kau orang yang pintar. Kau sudah mengerti?"

Vincent mengangguk.

"Ya, aku mengerti. Lalu, kapan kita bertukar?"

"Wah kau ini tidak sabaran juga ya." Kekeh Taehyung.

Pangeran Vincent mendengus kesal.

"Kau ini niat untuk bertukar tidak? Jika hanya untuk mempermainkanku, lebih baik kau pulang. Aku harus segera tidur." Ketus Vincent.

Persetan dengan tata krama. Ia sangat lelah omong-omong.

"Kau galak sekali." Ucap Taehyung sambil memanyunkan bibirnya.

Pangeran Vincent memasang wajah datar terhadap Taehyung.

"B-baiklah, ayo kita bertukar."

*****

Taehyung dan Vincent bertukar pakaian. Taehyung mengenakan hanbok, sedangkan Vincent mengenakan kaos hitam dengan celana pendek.

"Ugh baju mu sangat nyaman, tidak ribet." Celetuk Vincent.

Taehyung tertawa. 

"Ya itulah kelebihan di masa depan, kau akan mengenakan baju yang simple. Tidak seperti hanbokmu ini yang agak ribet, tapi tidak apa. Hanbokmu sangat cocok dengan suhu disini."

"Lalu, bagaimana cara agar aku dapat pergi ke masa depan?"

"Sangat mudah! Mari ikut aku!"

Taehyung menarik Pangeran Vincent menuju sudut kamar. Ia menyingkirkan karpet kecil penghalang pintu rahasia.

"Hei sedang apa kau?" Bingung Vincent.

Taehyung hanya diam. Kemudian meletakkan tangannya di pintu rahasia, seraya mengelus permukaannya pelan mengikuti arah ukiran rangkaian bunga yang ada. 

Vincent semakin bingung. 

"Sedang apa taehyung mengelus ukiran rangkaian bunga itu? Bukankah semua lantai disini berukiran rangkaian bunga?" Batin Vincent.

Tidak menunggu lama, tiba-tiba papan tersebut bergeser. Menampilkan sebuah ruangan lain disana.

Vincent membelalak kaget. Dia baru tahu, jika di kamarnya terletak pintu penghubung masa depan.

"Ruangan yang kamu lihat itu adalah kamarku, pangeran! Pintu rahasia ini terletak dibawah tempat tidurku. Ya, memang agak ribet. Kau harus menggeser tempat tidur besar itu, baru bisa membuka pintu rahasia ini."

Taehyung hanya terdiam kaku. Dia meragu. Apa yang akan dilakukannya benar? atau akan menimbulkan bencana?

"Ayolah, tunggu apalagi? Cepat masuk!"

Taehyung mendorong pelan Pangeran Vincent.

Karna Pangeran Vincent tidak bergerak dari tempatnya, Taehyung pun berinisiatif untuk melangkah terlebih dahulu ke ruangan tersebut.

"Ayo, sini. Aman kok!" Taehyung mengulurkan tangannya kepada Pangeran Vincent.

Pangeran Vincent menyambut uluran tangan Taehyung. Kemudian ia ditarik masuk ke ruangan yang diketahui adalah kamar Taehyung di masa depan.

"Baiklah. Mulai hari ini sampai tahun depan, kau akan tinggal disini. Jika butuh sesuatu, kau bisa memanggilku dengan cara seperti yang aku lakukan tadi."

.

.

.

.

TBC

Write the Destiny [Kookv]Where stories live. Discover now