Bagian VI

99 22 8
                                    

Saat ini Vincent sedang berada di kantin sekolah bersama Jimin.

"Lo mau makan apa Tae? gue traktir mumpung lagi baik nih." Ucap Jimin.

"Traktir?"

"Iya serius gue! Cepetan mau apa?"

"Traktir itu makanan apa? Rusa panggang?"

Jimin melotot.

"Tae, jangan bercanda!"

"Aku tidak bercanda, Jimin." Balasnya kalem.

"Lo biasanya paling heboh sama traktiran! Sekarang lo bertingkah seolah tidak tahu apa itu traktir?!"

Vincent tergugu kaku.

"Taehyung, lo aneh banget. Sumpah! Dan apa lo bilang? Rusa panggang? Sejak kapan kantin sekolah menjual rusa panggang?"

"Jangan bilang lo—" Selidik Jimin.

"A-apa?"

Vincent takut sekali. Dia sedang berusaha untuk terlihat biasa saja. Tangannya di bawah meja sudah bergetar omong-omong.

"Lo—"

"WOY ADA YANG BERANTEM!" Teriak salah seorang siswa.

Vincent menghela napas lega.

"Untung saja." Batin Vincent.

****

Vincent dan Jimin segera datang ke tempat kejadian.

Jeongguk. Orang itu Jeongguk. Entah apa yang membuat ia suka sekali beradu fisik, baik itu dengan Taehyung atau siswa lain.

Vincent menatap Jeongguk dengan serius. Jeongguk menoleh, kemudian membalas tatapan Vincent. Entah kenapa, Vincent merasa tatapan Jeongguk menyimpan sebuah kesedihan, kesepian. Namun Jeongguk sangat pintar menutupinya.

"Oh! Musuh bebuyutannya datang ternyata!" Ucap seseorang yang bertengkar dengan Jeongguk.

Sontak semua siswa menoleh ke arah Vincent.

Vincent merasa risih dengan tatapan siswa lain, bahkan ada juga yang berbisik-bisik.

Vincent membaca name tag siswa yang dengan sengaja membawa-bawa dirinya.

Jackson. Siswa itu bernama Jackson. Vincent tidak mengenali siapa dia, Taehyung juga tidak memberi tahu apapun perihal Jackson.

"Kenapa lo diam aja Tae? Gak mau join gue buat mukulin nih sumbu pendek? Kesempatan emas lo nih!" Ucap Jackson lagi.

Vincent melangkah mendekati Jackson dan Jeongguk. Jackson tersenyum licik, ia yakin Jeongguk akan habis babak belur oleh Taehyung.

Tanpa disangka-sangka, Vincent mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Jeongguk.

Semua orang terkejut. Tak terkecuali Jackson, Jimin bahkan Jeongguk.

Jackson menggeram kesal.

"Apa-apaan lo Kim Taehyung?!" Bentak Jackson.

Vincent mengabaikan Jackson. Ia makin mendekatkan diri kearah Jeongguk. Lalu merangkulnya. Membantu Jeongguk untuk berdiri.

"Bajingan Kim Taehyung!"

Bugh

Jackson memukul Vincent hingga jatuh terduduk. Kemudian ia menghampiri Vincent dan menarik kerah bajunya.

"Maksud lo apa sialan?! Gue nyuruh lo buat mukul Jeongguk, bukan bantu dia! Lo cari masalah sama gue Kim!"

Vincent mendorong Jackson menjauh.

"Denger baik-baik Jackson. Kita tidak saling mengenal. Kita juga bukan teman atau siapapun itu. Jadi masalah mu milikmu, jangan membawa namaku!" Bentak Vincent.

Prok. Prok.

"Bagus sekali Kim, bagus. Jadi sekarang lo bersekutu dengan Jeon itu? Wah tidak dapat dipercaya, musuh abadi bersatu? Ck. Kau terlalu banyak menonton drama sepertinya."

Vincent mengabaikan Jackson. Ia menghampiri Jeongguk yg terlihat tidak berdaya.

"Ayo berdiri, aku bantu." Ucap Vincent sambil mensejajarkan badannya ke arah Jeongguk.

Jeongguk menoleh dan memperhatikan wajah Vincent dalam diam. Kemudian mengangkat tangannya membalas rangkulan Vincent.

Kejadian itu menjadi tontonan seluruh siswa yg berada disana. Bahkan sebagian dari mereka mengabadikan momen langka antara musuh bebuyutan tersebut.

****

"Taehyung." Panggil Jeongguk.

"Ya?"

"Kenapa?"

Vincent menaikkan alisnya sebelah.

"Apa yang kenapa?"

"Lo."

Vincent memutar bola matanya malas.

"Bicara yang benar, Jeon."

"Kenapa lo nolong gue?"

"Memangnya kenapa?"

"Jawab pertanyaan gue dulu, Kim!"

"Jeon, dengar. Aku manusia. Aku punya rasa iba terhadap sesama manusia. Jadi bukan hal yang aneh jika aku menolongmu."

"Justru kalo lo nolong gue, lo aneh Tae." Batin Jeongguk.

"Lo bukannya benci sama gue?"

Vincent gelagapan. Bagaimana ia bisa lupa bahwa Taehyung sangat membenci Jeongguk.

"Aku ingin berubah." Celetuk Vincent.

Jeongguk menghentikan langkahnya. Menoleh ke arah Vincent dengan tatapan menelisik.

"K-kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Sial. Kenapa aku gugup begini." Batin Vincent.

Jeongguk masih memperhatikan  Vincent dengan intens.

"J-jeongguk hentikan tatapanmu itu! Sekarang ayo kita pergi ke ruang kesehatan!"

****

Vincent membantu membaringkan Jeongguk di ranjang UKS. Saat akan beranjak dari sana, Jeongguk menahan lengan Vincent.

"Tunggu."

Vincent menoleh, kemudian memberikan tatapan bertanya.

"Ada yang mau gue omongin."

"Silahkan. Tapi setelah aku mengobatimu."

Vincent mengobati Jeongguk dengan telaten. Sejujurnya, ia sedikit bingung dengan obat-obatan disini. Kebanyakan memakai bahan yang Vincent tidak tau itu apa. Biasanya jika di kerajaan, Vincent akan membuat ramuan pereda rasa sakit.

Untung saja Jeongguk membantunya mengarahkan obat apa yang ia perlukan.

"Jeongguk adalah orang baik, tetapi mengapa Taehyung sangat membenci Jeongguk?" Batin Vincent.

Setelah selesai mengobati Jeongguk, Vincent duduk di kursi yang tersedia di pinggir ranjang UKS.

"Jeongguk, kau bilang tadi ingin bicara. Silahkan bicara sekarang."

"Dimana Taehyung?"

Vincent membeku.

"Maksudmu a-apa? I-ini aku Taehyung!"

"Gue tanya, dimana Taehyung?"

"Jeong—"

"Gue tau, lo bukan Taehyung."

.
.
.
.

TBC

Write the Destiny [Kookv]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt