Bagian II

110 24 0
                                    

Kerajaan Gyeongbok 1857

Tok Tok Tok

"Masuk."

Terlihat seorang pemuda berpakaian hanbok mewah khas Kerajaan Gyeongbok sedang sibuk dengan buku-buku dihadapannya.

"Ampun Yang Mulia Pangeran, saya diutus Yang Mulia Raja untuk memberitahu Pangeran agar besok bersiap menuju aula kerajaan. Akan diadakan acara perayaan kemenangan atas penaklukan kerajaan Changdeok. Dan Pangeran diperintahkan untuk hadir di acara tersebut." Ucap pelayan pribadi Vincent.

Sang pangeran yang diketahui bernama Vincent menghela napas lelah.

Sejujurnya, dia sangat ingin berteriak kepada ayahnya Sang Raja Gyeongbuk untuk berhenti merayakan kemenangan atas peperangan.

"Bagaimana bisa mengadakan perayaan saat setelah banyaknya keluarga yg kehilangan orang terkasih akibat peperangan penaklukan kekuasaan." Ucapnya dalam hati.

Tiba-tiba terdengar suara.

Brak

Seperti pintu dibanting.

Vincent terperanjat dari duduk santainya. sehingga membuat pelayan yang ada dihadapannya memasang wajah bingung sekaligus cemas.

"Ada apa Yang Mulia? Mengapa Yang Mulia seperti terkejut akan sesuatu?" ucap sang pelayan.

"Apa mereka tidak mendengarnya?" Batin Vincent.

"Tidak apa, kau bisa pergi sekarang." Ucap Vincent.

*****

Keesokan harinya,

Perayaan berlangsung meriah. Makanan mewah, Musik khas kerajaan Gyeongbuk, dan Para Penari kerajaan menjadi hiburan kali ini. Semuanya bersuka cita dan terlihat menikmati acara tersebut.

Terkecuali Pangeran Vincent. Ia menatap datar acara perayaan di depannya dengan malas serta senyum yang dipaksakan.

"Sungguh membosankan."

Kemudian menghela napas lagi.

Entah ke-berapa kalinya Vincent menghela napas. Seperti sudah menjadi kebiasaannya. Ia pun tidak ingin pusing akan hal itu, asal tidak melanggar tata krama kerajaan tidak masalah.

Tiba-tiba seseorang menghampirinya dan duduk tepat disamping Pangeran Vincent.

"Apa ini membosankan?"

Pangeran Vincent terperanjat. Kemudian memalingkan wajahnya menghadap orang tersebut.

"Tidak sama sekali Putra Mahkota, saya sangat menikmati acara yang dibuat oleh Yang Mulia Raja hari ini."

Seseorang yang disebut Putra Mahkota terkekeh.

"Adikku, kau tidak perlu menyembunyikan hal yang tidak kau sukai, setidaknya di hadapanku. Wajahmu tidak bisa berbohong, omong-omong."

Vincent menunduk. Ia merasa bersalah karena membohongi Putra Mahkota yaitu kakak kandungnya. Orang yang paling mengerti akan dirinya.

"Maaf Putra Mahkota, anda bisa menghukum saya." ucap Vincent masih dalam keadaan menunduk.

Putra Mahkota terkekeh lagi. Kemudian mengarahkan tangannya ke pucuk kepala Vincent dan mengelusnya pelan.

"Angkat kepalamu, Adikku. Aku tidak akan menghukummu."

Pangeran Vincent mengangkat kepalanya.

"Tapi saya melakukan kesalahan kepada anda Putra Mahkota. Saya tidak jujur terhadap anda."

Write the Destiny [Kookv]Where stories live. Discover now