Bagian empatpuluh satu

26.6K 1.5K 205
                                    

Vote dan komentar, jangan ketinggalan okayy

Happy reading 🤍

__________

Raffa membalas senyuman Shasa yang duduk tidak jauh dari pintu masuk. Raffa segera menempatkan diri di kursi seberangnya. Dapat Raffa lihat dengan jelas Shasa yang begitu rapi hari ini.

"Lo mau ketemu seseorang?" tanya Raffa.

Shasa mengangguk semangat. "Iya. Hari ini anniversary ke-10 sama Aby," jawab Shasa dengan riang.

Raffa tercenung sejenak. Niatnya untuk mengatakan sesuatu pada Shasa menjadi surut. Tetapi jika tidak sekarang, Raffa tidak tahu akan berapa lama lagi mereka harus pura-pura tidak tahu seperti ini. Ini hanya tentang waktu yang akan menjawab. Dan sekarang saatnya.

"Ah, sudah selama itu, ya."

Shasa tersenyum menanggapi itu. "Sudah lama juga kita gak ngobrol lama, Raf. Terakhir kali kapan, ya?" Shasa bertanya-tanya sendiri.

"Entah. Gue juga lupa," sahut Raffa.

"Jadi? Lo mau ngomong apa sama gue?" Shasa menanyakan tujuan mereka bertemu. Shasa tidak bisa berlama-lama.

Raffa berdehem singkat sebelum memulai berbicara lagi. "Sebelumnya, gue minta maaf karena harus ngasih tau ini ke lo. Tapi gue juga gak bisa diem dan pura-pura gak tau apapun."

"Aby udah nikah, Sha."

Shasa terlihat tidak terkejut. Tatapannya lebih ke  bingung. "Lo lagi nge-prank gue?" Shasa celingukan mencari keberadaan seseorang.
"Tapi Aby mana?"

Raffa tersenyum tipis. Sudah ia duga jika reaksi Shasa akan seperti ini. Raffa merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Setelahnya, Raffa menunjukkan sebuah foto pernikahan pada Shasa yang membuat Shasa terdiam. Shasa sangat mengenali kedua orang di foto tersebut.

"Lo tau Zara, kan? Kalian pernah gak sengaja ketemu dan mulai deket beberapa minggu lalu. Dia istri Aby. Mereka dijodohkan dan sudah menikah dari beberapa bulan lalu. Pernikahan mereka dilangsungkan tertutup, karena permintaan Aby sendiri. Hanya para pemegang saham terbesar dan orang terdekat yang diundang. Bahkan gak ada media yang angkat berita tentang Aby sampai detik ini. Itu semua di bawah kuasa Aby."

Shasa tidak merespon apapun. Ia masih memandangi foto itu lama.

"Boleh gue lanjut?" tanya Raffa sebelum melanjutkan perkataannya.

Shasa mengangguk pelan. Antara sadar dan tidak sadar. Ini seperti mimpi baginya. Mimpi buruk yang datang di hari yang seharusnya ia sangat bahagia tanpa memikirkan apapun. Apalagi status ia dan Aby. 

Raffa menarik napasnya dalam. "Gue ngasih tau ini bukan karena pengen lo pisah sama Aby. Tapi karena lo termasuk perempuan yang ada di hidup Aby, lo berhak tau, Sha."

Raffa menghembuskan napasnya sekali. "Selain itu, gue sayang Zara sebagai seorang wanita. Gue gak bisa diem aja liat Zara dipermainkan dalam pernikahan dia sendiri. Terkesan ikut campur, tapi Zara sendiri masih bagian hidup gue sampai saat dia belum bahagia sepenuhnya. Gue belum bisa lepas Zara, kalo dia belum bahagia. Gue juga gak mau Aby lebih menyakiti kalian secara perlahan lebih lama. Dan lo, lo pasti gak mau kebohongan ini terus berlanjut, bukan?"

Tahta Hati [End]Where stories live. Discover now