ℳ𝒶𝓉𝑒

7.4K 986 10
                                    

Jaemin bosan didalam istana karena kepergian Jeno yang secara tiba-tiba bersama bibi Wen dan Taeyong yang belum saja memberinya kabar membuat Jaemin khawatir karena sudah tiga jam berlalu tapi Taeyong belum saja memberinya kabar.

"Aku akan kerumah, kau boleh mengikutiku tapi sampai diperbatasan tidak lebih"ucap Jaemin kepada guardnya yang selalu berdiri didepan pintu kamar saat Jeno tidak ada diistana.

Meski dalam keadaan cemas Jaemin berjalan dengan riang karena mengingat hari ini dia bisa bermain bersama Taeyong walaupun tidak terlalu lama itu membuatnya bahagia.

"Maaf luna, tapi kau berjalan diarah yang salah"ucap sang guards saat menyadari bahwa jalan yang Jaemin lewati tidak sesuai dengan jalan menuju rumahnya.

"Aku sengaja, ada sesuatu yang perlu aku bawa untuk kerumah"ucap Jaemin membuat sang guards memberi jalan lagi karena tadi tubuh Jaemin dihalangi guards.

Selama perjalanan Jaemin bahagia. tapi semua kebahagianya hilang saat mendengar dua orang yang berbincang cukup serius membuat dirinya diam ditempat tanpa ada pergerakan sama sekali.

Telinga Jaemin sangat kenal denga suara bariton yang memenuhi tempat yang tadi dia dan Taeyong datangi, perlahan air mata Jaemin menetes tanpa izinya membuat sang guards bingung harus berbuat apa.

"Luna.."ucap sang guards sangat kecil bahkan suaranya lebih kecil dari suara nyamuk yang mengangu tidur dimalam hari.

"Kau boleh pulang keistana. aku akan pulang kerumah sendiri"

"Akan saya antar sampai pebatasan"

"Beraninya kau membantah kepadaku"ucap Jaemin dengan nada rendahnya membuat sang guards mundur dan tidak sengaja menginjak ranting pohon yang berserakan memenuhi hutan.

"Siapa?"tanya suara bariton itu membuat Jaemin dan sang guards terdiam.

"Keluar atau aku bunuh kau"

"Datanglah pada alphamu, jika dia bertanya sedang apakau jawab saja bertugas"ucap Jaemin yang langsung merubah dirinya menjadi serigala dan pergi sangat cepat.

Guards bermata coklat itu bingung harus melakukan apa membuat dia terjebak dalam diamnya, "Kau?!"tanya sang alpha membuat guards semakin terdiam.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"JAWAB!"

"Sejak kapan kau disini?"

Jeno terus mengeluarkan suara keras kepada sang guards membuat bibi Wen mendekatinya, "Tenangkan dirimu ,biar bibi yang berbicara"ucap bibi Wen sambil mengelus tangan Jeno.

"Bicaralah"ucap bibi Wen sangat lembut.

"Maaf- saya sudah lancang mendenagr semua yang alpha bicarakan"ucap sang Guards.

"Dimana Jaemin?"tanya bibi Wen membuat Jeno dan Guards terdiam.

"Apa kau dan Jaemin mendengar semuahnya?"tanya bibi Wen lagi.

"Ia"jawab sang guard yang udah pasrah.

Bugh!

Tubuh Jeno terjatuh sangat keras bahkan tanganya tergores cukup panjang karena terkena patahan ranting yang tajam, "KAU BENAR-BENAR SEORANG BAJINGAN!"teriak Mark dengan tatapan penuh amarah.

"Apa maksudmu!"ucap Jeno yang sudah berdiri kembali.

"Tidak seharunya kau berbicara seperti itu disaat Jaemin berada disekitarmu"ucap Mark membuat Jeno mencari sosok Jaemin.

"Dimana Jaemin?"tanya Jeno dengan muka cemas dan bingung.

"Tidak akan kembali padamu"jawab Mark sangat tidak searah dengan pertanyaan Jeno.

"Bicara dengan benar!"

"Percayalah kau sudah menyia-nyiakan sosok luna yang sangat mencintaimu"ucap Mark menatap Jeno dengan tatapan tajam dan pergi bersama guards yang selama ini mengikuti Jaemin.

SELAMAT TIDUR NYENYAK 🖤

MATE [NOMIN]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz