ℳ𝒶𝓉𝑒

10.2K 1.2K 28
                                    

 Walau enggan kembali ke istana. Jeno menapakkan kedua kakinya didepan pintu aula, ini titah sang luna memintanya untuk kembali saat matahari terbit karena ada yang inggin ia bicarakan.

"Kemari" titah sang alpha saat merasakan kehadiran Jeno di balik pintu.

Lelaki itu ikut hadir didalam aula membuat Jeno semakin malas, ia tau apa yang akan terjadi setelah ini. "Dia Na Jaemin, Anak ketua dari pack aurora" ucapan sang alpha yang sama sekali tidak jeno hiraukan.

Jaemin mengulas senyumnya tipis kepada Jeno yang duduk dihadapanya.

"Dia adalah matemu" unjar sang alpha dengan menekankan kata Mate. 

"Jangan membicarakan hal yang tidak masuk akal"ucap Jeno ketus membuat senyum diwajah Jaemin menghilang.

"Ayah tidak memberikan sebuah pertanyaan dan kau tidak memiliki hak untuk menolak"

"Aku akan berkelana" Jeno sudah siap pergi dari aula pertemuaan.

"Jika menolak kau akan mendapat hukuman"ucap sang alpha membuat Jeno semakin menatap tajam ayahnya.

"Urus dirimu sendiri. aku tidak akan bertanggung jawab" ucap Jeno sembari pergi dari

"Urus saja sendiri aku tidak akan bertangung jawab atas semuahnya"ucap Jeno sambil pergi dari ruang aula.

·̩̩̥͙**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ℳ𝒶𝓉𝑒˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*·̩̩̥͙

Jaemin izin untuk menemui Jeno, ia memikirkan ini dengan sangat matang dan sudah mengumpulkan seluruh keberanian dirinya. Kedua kakinya terus melangkah menuju salah satu taman istana yang terdapat sosok Jeno berdiri menatap hutan.

"Jeno"ucap Jaemin yang terdengar seperti sebuah bisikan.

Jeno tidak menggubris kehadiran Jaemin, ia hanya diam menatap halaman belakang istana.

"Aku-" ucap Jaemin terhenti saat Jeno membuka mulutnya.

"Mangapa kau setuju?"tanya Jeno dengan nada ketus kepada Jaemin yang berada dibelakang tubuhnya.

Jaemin tak berani menatap Jeno, matanya terus terpaku pada jari jemarinya yang ia mainkan untuk menghilangkan rasa takut. "Bunda pernah bicara untuk membalas budi atas kebaikan packmu kepada packku dimasa lampau"

"Mengapa harus menjadi mateku?" tanya Jeno, pertanyaan yang cukup menusuk dada Jaemin.

"Akupun tak tahu. klanku tak mempunyai apapun untuk membayar semua kebaikan klanmu dan ini adalah putusan Alpha" ucap Jaemin.

Jeno membuang nafas dengan kasar saat tahu ini adalah keputusan sang ayah, "Apa kau tak memiliki kekasih?" tanya Jeno yang membalikan badanya. Saat ini Jeno dan Jaemin berhadapan.

Jaemin menjawab dengan mengelengkan kepalanya, itu terlihat oleh Jeno yang sadar akan ketakutan Jaemin

Mata Jeno menatap tubuh Jaemin yang berdiri dihadapanya dengan arah mata menatap tanah, "Tidak"jawab Jaemin mengelengkan kepalanya.

"Jika berbicara tataplah lawan bicaramu"ucap Jeno membuat Jaemin langsung mengangkat wajahnya dan matanya menatap manik hitam legam Jeno yang menatapnya dingin.

"Jangan berharap lebih atas hubungan ini karena kau hanya orang asing yang membalas budi terhadap pack ku"

Jeno meningalkan Jaemin yang terdiam memikirkan semua kalimat yang Jeno ucapkan tadi kepadanya sampai dia merasakan bahwa ada sosok alpha lain berada disebelahnya.

"Jangan dibawa serius"ucap Mark yang dari tadi mendengar semua percakapan mereka.

"Ah..Tidak ko aku-"

"Tapi kau melamun"

"Aku memikirkan bagaimana caranya pulang karena ini sudah malam"

"Kau akan segera menikah dengan Jeno jadi kau memiliki hak didalam istana ini"ucap Mark membuat Jaemin terdiam beberapa saat.

"Sudah malam ayo masuk sebelum luna memarahiku karena kau masih diluar kamar"ucap Mark

Betapa beruntungnya jika memiliki mate seperti Mark. ucap Jaemin dalam hati sambil menatap pungung Mark yang berjalan didepanya untuk memberi tahu dimana kamarnya.

"Sebenarnya dia tidak sedingin dan sejahat itu jadi bersabarlah untuk menghadapinya"ucap Mark saat mereka sampai didepan kamar Jaemin.

"Aku akan mencobanya, terimakasih Mark"ucap Jaemin dengan senyum indahnya menatap dua manik coklat Mark yang mengkilat.

"Sama-sama, beristrahatlah dengan nyaman jika ada apa-apa pangil saja pelayan"ucap Mark sebelum dia pergi dari hadapan Jaemin.

MATE [NOMIN]Where stories live. Discover now