terungkap

915 64 0
                                    

Hari ini tepat seminggu setelah acara pertandingan basket putra. Dengan langkah gontai Igi berjalan memasuki kelasnya.

"Aca ada yang mau gue omongin ke lo" ucap Igi.

Aca menaikan sebelah alisnya "mau ngomong apa?"

"Nanti pulang sekolah di parkiran" jawab Igi.

******

Saat ini mereka Igi dan Aca berada di parkiran, tepatnya di bawah pohon. Mereka sama-sama terdiam hingga salah satu dari mereka memecah keheningan.

"Lo mau ngomong apa Gi?"

"Gimana kalau seandainya gue itu aslinya cowok?" tanya Igi.

Aca terkejut "ma-maksud lo, lo transgender gitu?"

"Nggak lah gila aja" tukas Igi

"Lo percaya sama yang namanya transmigrasi jiwa?" tanya Igi lagi

"Maksud lo, lo itu transmigrasi gitu?"

Igi menghela napasnya berat "Iya, gue aslinya cowok tapi malah terjebak di raga cewek"

"Jadi lo..? Astaga gue nggak nyangka kalau lo itu cowok" ucap Aca tanpa mengalihkan pandangannya dari Igi.

"Siapa yang tau kalau lo itu cowok?" tanya Aca.

"Cuma lo doang yang tau Ca" jawab Igi.

"Tapi kenapa lo kasih tau gue?"

"Karna lo spesial" goda Igi. Aca melotot mendengar itu.

Igi terkekeh "Lupain mending pulang udah sore Ca"

"Yaudah gue duluan, sopir gue udah nunggu di warung depan" ucap Aca.

"Hati-hati"

Igi menyalakan motornya dan melesat keluar dari area sekolah. Dan disinilah Igi sekarang. Di danau yang pernah ia kunjungi dulu. Saat ini dia hanya butuh ketenangan. Sebentar lagi, sebentar lagi dia akan balik ke jiwa aslinya. Rasanya berat tapi ini yang dia tunggu-tunggu daridulu.

Setelah merasa tenang Igi kembali menuju rumahnya.

"Assalamu'alaikum Igi pulang"

"Waalaikumsalam dari mana aja Gi jam segini baru pulang?" tanya sang mamah.

"Mampir ke danau mah"

"Bersih-bersih gih abis itu turun makan malam" Igi menganggukan kepadanya.

******

Gue nggak tau harus gimana sekarang. Pikiran gue nggak tenang. Seandainya gue balik ke tubuh gue mamah sama papah pasti sedih banget. Tapi kalau gue nggak balik bunda sama ayah juga bakalan sedih. Agghhh kenapa ini harus terjadi sama gue Tuhan.

Astaga gue nggak boleh ngeluh. Ini jalan yang terbaik bagi gue. Apapun nanti yang terjadi semoga mamah, papah dan sahabat gue bisa nerima semuanya.

.

.

.

Next

Transmigrasi Bara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang