20 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai didanau sepi namun sangat indah dipandang

"Bagus banget" Liora terkagum kagum

"Lo suka?"

"Suka bangett" ucapnya ceria. Namun seketika senyumnya pudar seketika " ngapain lo ajak gue kesini? Mana ni tempat sepi, lo ga mau macem macem kan?" Tanyanya curiga sambil menutup dadanya dengan kedua tangannya.

Bara tersenyum smirk kemudian berjalan mendekat kearah Liora. Liora yang melihat Bara berjalan mendekatinya reflek mundur.

Saat Bara sudah 3 langkah didepan Liora ia langsung menyemburkan tawanya.

"HAAHAHAHHAAH"

Liora yang menyadari dirinya dikerjain langsung menatap Bara tajam

"Bangsat" umpatnya

"Ya ga mungkin lah ra gue macem macem. Walaupum gue brengsek tapi gue tau batasan kali"

"Nyenye"

"Yaudah ayo" Bara menggenggam tangan Liora dan membawanya ketepi danau kemudian duduk diatas rumput.

Liora duduk bersila sambil memandangi danau yang begitu indah. Liora tersentak kaget saat Bara tiba tiba menarik kakinya dan meluruskannya.

Tanpa aba aba Bara langsung menidurkan kepalanya diatas Paha Liora yang menjadi bantalan.

"Lo apa apansi Bar" kesalnya

"Biarin kaya gini dulu ra" ucapnya bersidekap dada sambil memejamkan matanya.

"Lo bilang tadi lo mau curhat" ucap Liora "mau ngomongin apa?"

"Ini tentang orang tua gue"

"Emangnya kenapa?"

"Akhir akhir ini mereka sibuk dengan urusan masing masing ra" ucapnya memulai pembicaraan

Liora hanya diam saja, membiarkan Bara mengucapkan keluh kesahnya tanpa berniat memotongnya.

"Mereka udah ga peduli sama gue lagi ra, bahkan semalam waktu jam 11 malam gue mau kedapur buat ambil air, gue dengar bokap gue lagi Video call sama perempuan"

"Dan lo tau Apa yang gue denger?"

"Apa?"

"Gue denger ada suara anak kecil dan tu anak manggil bokap gue papa ra" ucapnya dengan mata berkaca kaca

"Disitu hati gue bener bener hancur ra gue ga nyangka orang yang gue panggil papa ternyata berhianat sama nyokap gue" buliran bening berhasil lolos dari matanya.

"Dan besoknya pas gue mau berangkat kesekolah, gue mau kekamar nyokap gue buat salim tangannya dan izin berangkat kesekolah, tapi pas didepan pintu gue denger sendiri nyokap gue telfonan sama laki-laki. dan laki-laki itu manggil mama gue sayang ra"

"Disitu dunia gue bener bener hancur ra, gue gatau harus gimana. Mereka udah ga peduli lagi sama gue"

"Mereka cuma mikirin kebahagiaan mereka doang ra, tanpa mikirin perasaan gue sebagai anak mereka" isaknya dengan air mata yang mengalir deras.

Liora memandang wajah bara yang masih setia berbaring diatas pahanya. Wajah ceria yang biasanya Bara tunjukkan kepada Liora kini berganti dengan wajah sedih, dan kecewa.

"Setiap gue pulang sekolah, pasti gue selalu dengar bentakan, teriakan, suara pecahan piring, vas bunga dan sebagainya"

"Kadang gue pengen nyerah aja ra, gue cape, gue ga kuat"

"Gak! Lo ga boleh nyerah Bar! Lo harus kuat"

"Gue gatau lagi harus gimana ra gue udah putus asa, Terlihat baik oleh fisik terbunuh secara mental,di hakimi oleh ekspetasi di hajar oleh realita"

ALDO-LIORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang