Enigma

62 14 0
                                    

Tidak ada yang lebih melegakan bagi Senja saat ini selain bangun di pagi hari menyadari bahwa hubungannya dengan Fajar telah kembali seperti semula. Meskipun ia menyadari bahwa mereka tidak benar-benar kembali seperti saat pertama kali mereka bertemu. Senja telah mengetahui sisi lain dari diri Fajar yang selama ini ditutupi rapat-rapat oleh pria itu. Sisi rapuh Fajar yang tidak pernah ditunjukkan ke siapapun kecuali dirinya.

Dibalik perasaan lega dirinya saat ini, Senja masih berusaha menggali informasi mengenai pria itu. Masih banyak hal yang perlu dirinya ketahui dari sosok Fajar. Alasan apa yang membuat Fajar terlihat begitu putus asa menghadapi masalah hidup pria itu. Dan Senja belum mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang ada di benaknya sejak kemarin.

Bukan Senja namanya jika tidak keras kepala untuk mencari tahu tentang hal tersebut. Ia tidak mau kejadian yang sama terulang lagi. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk membantu orang yang berarti di hidupnya. Dan ia tidak mau kehilangan orang yang berarti dalam hidupnya lagi untuk yang kedua kalinya. Tunggu. Berarti? Sejak kapan kehadiran Fajar menjadi berarti di hidup Senja?

"Besok yang jadi guest star kita siapa?"

Suara Reza membuat Senja kembali ke alam sadarnya. Ia melihat pria itu telah duduk menempati sofa di seberang dirinya sekarang.

"Pasangan selebgram yang kemarin baru nikah itu, a'." Jawab Senja.

"Oh udah fix mereka?"

"Iya. Lala kemarin udah konfirmasi juga ke manajernya." Jawab Senja meyakinkan.

Reza hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Besok adalah hari di mana mereka kembali melakukan syuting untuk konten podcast Ganeva. Topik yang dipilih pada episode kali ini adalah mengenai soulmate.

"Cakep nih topik kita kali ini. Aa udah ga sabar pengen cepet-cepet syuting jadinya." Ujar Reza sambil melihat skrip yang telah dibuat oleh Senja di handphone miliknya.

"Tumben semangat pisan, a'? Biasanya loyo." Sindir Senja.

"Biar aa' bisa tanya tips cara mengetahui if she's the right one or not, Di." Jawab Reza sambil menarik-turunkan kedua alisnya. Senja hanya menyunggingkan salah satu sudut bibirnya mendengar hal itu.

Kemudian dari arah belakang Reza terdengar suara cekikikan milik Fikri yang saat ini baru saja keluar dari ruang siaran bersama Lala.

"Maneh wae masih sibuk ngebaperin awewe sana-sini sok-sokan nanya tips soal the right one." Celetuk Fikri sambil menghampiri Senja dan Reza.

Reza berdecih, "Makanya maneh jangan diem bae kalau ada awewe yang tertarik sama maneh. Biar maneh ga iri terus sama aing, Pik." Jawab Reza sambil menyandarkan badannya ke kepala sofa.

Fikri menggelengkan kepalanya pelan sembari mengambil tempat duduk di sofa yang berada di tengah Senja dan Reza diikuti dengan Lala yang duduk di samping dirinya, "Aing ga minat jadi fuckboy kaya maneh, Ja."

"Aing ga bilang maneh kudu deketin semua awewe, anying, aing cuma nyaranin supaya maneh ga pasif sama awewe yang maneh suka." Ujar Reza sedikit kesal.

Mendengar itu, Fikri hanya mengangkat kedua bahunya tidak ingin membalas perkataan Reza. Selama Senja bekerja di studio Ganeva, ia belum pernah melihat Fikri dekat dengan perempuan. Atau mungkin dirinya yang tidak pernah tahu soal kehidupan percintaan pria itu. Hanya sekali Fikri menceritakan dirinya yang masih gagal move on dari mantan gebetannya hanya karena perbedaan keyakinan.

Senja tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya pelan, ia baru saja menyadari jika dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang gagal move on dari kisah cinta mereka di masa lalu.

Senja untuk FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang