30. SORRY

20K 4.4K 582
                                    

Kangen juga liat Dzaki dan Gomgom fanboying Twice haha
*
*
*

"Tugas akhir kamu udah jalan belom?" tanya Haura pada Adnan.

Saat ini mereka makan ramen di Kokas. Setelah menonton film dan window shopping di mall, Haura mengajak Adnan makan.

"Udah. Kalau lancar mudah-mudahan awal semester depan udah selesai. Kamu juga, kan?" tanya Adnan lalu menyeruput oca.

"Insya Allah iya. Aku udah mulai kontak pakar buat penelitian juga sih. Mudah-mudahan minggu depan udah ada jawabannya," jawab Haura.

"Aku pengin cepat-cepat lulus biar cepat kerja juga."

"Kamu nggak mau lanjut S2 langsung aja?"

Adnan menggeleng. "Kerja dulu deh. Entar kalau emang butuh S2 ya baru aku lanjut. Kamu mau langsung S2?"

"Penginnya gitu."

"Pasti pengin S2 di luar, ya? LDR lagi dong kita," Adnan mengerucutkan bibir. Lucu.

Pipi Haura memerah. "Apaan. Kan sekarang kita udah putus."

Adnan tersenyum jail. "Putus tuh kalau kedua pihak menyetujui. Dari awal aku nggak pernah mau putus kok." Adnan menjulurkan lidah.

Haura terkekeh.

"Past is just a past. Nggak perlu diinget-inget lagi. Semoga kejadian kemarin bikin kita makin saling considerate. Udah gitu aja," ucap Adnan tegas.

"Kan kamu duluan yang bikin gitu," timpal Haura.

Adnan mengangguk. "Ya. My bad. Yang penting sekarang kan kita udah baik-baik aja. Kalau kita berantem aku khawatir sama kamu, Ra. I know you're not an open book. Kamu bakal pilih-pilih banget buat sharing masalah kamu ke orang lain sementara kamu nggak selamanya bisa pendam semuanya sendiri."

"Emang kamu kalau ada masalah cerita ke banyak orang? Selain aku maksudnya," tanya Haura.

"Nggak juga sih. But I always find a way to release my stress. Kalau udah overwhelmed paling curhat ke temen tongkrongan. Buat minta point of view yang berbeda," lanjut Adnan. "Kalau aku perhatiin, kamu cukup akrab sama teman-teman KP kamu. That's a good sign. Aku seneng liatnya."

Haura terdiam sejenak. Dia memikirkan kata-kata Adnan.

"Kita temenan dari kecil. Kamu jarang banget cerita tentang teman-teman kamu ke aku. Tapi sekarang kamu lumayan sering cerita tentang Gomgom, Dzaki, Anneke, Dilla, Mbak Feli. Aku sampai hafal," Adnan tertawa ringan setelah mengatakannya.

"Masa?"

"Tadi abis nonton kamu cerita kan pas kita berantem kamu nonton bareng mereka. Kamu bilang Gomgom bucin banget ke Anneke"

Haura tersenyum. "Emang bucin. Saling bucin sih mereka. Kak Dzaki sering ngeledekin Gomgom terus Gomgom bales ngeledekin status jomblo Kak Dzaki."

"Dzaki jomblo?"

"Iya. Dulu sempet deketin Dilla, tapi mereka udah nggak deket lagi," jawab Haura. Haura berpikir sejenak, bimbang apakah dia harus menceritakan kecurigaannya soal sikap Dzaki pada Haura belakangan ini atau tidak kepada Adnan.

Saat bertemu di warung padang tadi saja Haura merasa Dzaki kembali ketus padanya. Padahal belakangan ini sudah melunak.

"Jangan-jangan dia suka sama kamu," celetuk Adnan.

Haura mendelikkan matanya. Dia langsung menggeleng kuat. "Ih sotoy. Nggak."

Adnan tersenyum jail. "Dia udah nembak kamu?"

KERJA PRAKTIKWhere stories live. Discover now