24. CARE TOO MUCH

20K 4.1K 420
                                    

EoD baru comeback. Lagunya bagus banget huhu

Happy weekend BTW

Semoga update ini bisa menghibur teman-teman semua

Happy reading
*
*
*

"Sayang banget nggak sih kalau Haura beneran putus sama pacarnya? Mereka kek couple goals gitu. Sama-sama cemerlang di kampus," ucap Anneke pada Gomgom yang sedang fokus mengerjakan tugas di Kantek.

Di sore hari yang agak berangin, Gomgom dan Anneke memilih Kantek sebagai tempat untuk mengerjakan tugas. Seperti mahasiswa pada umumnya, fokus mengerjakan tugas selalu terbagi ketika gosip sudah dibawa ke permukaan.

"Nggak semua hubungan langgeng kali, Beb. Karena LDR juga kayaknya. Komunikasi pasti jelek. Kita yang ketemu hampir setiap hari aja bisa berantem karena miskom, apalagi mereka," sahut Gomgom.

Gomgom mengambil kesimpulan Haura putus dengan pacarnya setelah menyaksikan mata Haura yang sembab saat dia dan Dzaki datang ke kosan Haura untuk mengucapkan selamat karena sudah seminar proposal dan saat melihat Haura menangis di bioskop. Ditambah lagi dengan hasil stalking Anneke yang mengatakan bahwa pacar Haura tidak mengucapkan apa pun di hari sempro Haura, kesimpulan itu dianggap valid.

"Tapi sayang banget tau. Kan mereka udah lama banget pacarannya. Apalagi Haura kemarin nangisnya tuh sampai sesak gitu loh. Masih cinta mati tuh pasti," sambung Anneke sambil mengaduk jus mangganya dengan sedotan.

"Iya sih. Baru kemarin lihat Haura kayak gitu. Ternyata Haura masih normal, ya. Kalau putus ya nangis," Gomgom terkekeh.

Anneke menarik rambut keriting pacarnya. "Kamu kira dia robot. Haura juga punya perasaan.Terus dia sedih gitu kira-kira curhatnya sama siapa, ya? Aku asli nggak bisa banget kalau sedih dipendem sendiri. Berantem kecil sama kamu aja semua temen dekat aku tau."

Gomgom memasang wajah masam. Emang pacarnya ini paling nggak bisa menjaga rahasia. "Pasti kamu cerita yang jelek-jelek tentang aku ke mereka? Udah nggak ada muka aku di depan teman-teman kamu."

Anneke menyengir. "Jangan ngambek dong, Sayang. Yang penting kan sekarang udah baikan. Tapi aku penasaran banget. Haura putus apa nggak cerita gitu ke temennya? Cerita ke kamu atau Kak Dzaki gitu?"

"Ke aku sih nggak. Nggak tau kalau ke Bang Dzaki," jawab Gomgom. Dia memicingkan mata, terus berkata dengan nada pelan ke Anneke, "menurut kamu mungkin nggak Haura curhat ke Bang Dzaki?"

"Lah kenapa tanya aku? Kan kalian yang sering bareng."

"Aku nggak bisa make sure sih. Tapi aku ngerasa Bang Dzaki dan Haura akrab. I mean, Haura nggak sedingin dulu ke Bang Dzaki. Bang Dzaki juga nggak sesinis dulu ke Haura. Tapi emang untuk sampai tahap curhat-curhatan sih aku nggak tau. Yang pasti treatment bang Dzaki ke Haura tuh berubah cukup signifikan."

"Bagus dong. Kalian udah sering bareng-bareng kalau Kak Dzaki masih annoying sih berarti dia nggak tau diri," balas Anneke lagi.

Gomgom mengangguk-anggukkan kepala. Benar juga kata pacarnya.

Tapi—

"Woy pasangan alay. Ngebucin mulu lo berdua," suara Dzaki tiba-tiba terdengar.

Dzaki mengambil tempat duduk di hadapan Gomgom dan Anneke dan dengan santai mencomot snack yang terletak di atas meja.

"Lo kok kayak jelangkung, Bang? Datang tak diundang," tanya Gomgom. "Abis dari mana? Rapat?"

Dzaki mengangguk. "Terus tadi nongkrong bentar sama anak-anak di sono," Dzaki menunjuk smoking area. "Mau balik eh ngeliat lo berdua ngebucin. Mata gue sakit."

KERJA PRAKTIKOnde histórias criam vida. Descubra agora