Bag. 33 : Perjalanan Pulang Menjadi Perjalanan Hati

435 115 1.3K
                                    

DEAR READERS...

APA ARTI BAHAGIA UNTUK KALIAN?

YUK, SALING SHARING!

______________________________________

MAAF, UNTUK BAGIAN INI MUNGKIN CERITANYA AKAN PANJANG, SEMOGA KALIAN BISA MEMBACA SAMPAI AKHIR DAN MENGAMBIL HIKMAHNYA.

______________________________________

TINGGALKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

TINGGALKAN PENGALAMAN MEMBACA KALIAN DI KOLOM KOMENTAR!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lavita.."

Karena merasa namanya dipanggil, Lavita pun menoleh ke arah suara tersebut. Tepat di belakangnya, berdiri seorang cowok yang jelas ia mengenalnya.

"Loh, lo ngapain di sini?" tanya Lavita yang heran.

Cowok di depannya merespon dengan mengerutkan keningnya. Merasa bahwa pertanyaan yang dilontarkan oleh Lavita adalah pertanyaan aneh. Kenapa aneh? Bagaimana bisa Lavita bertanya ia sedang apa sedangkan jawabannya sudah jelas, jika ia ada di peron dalam stasiun artinya ia akan naik kereta. Hal yang tak sepatutnya dipertanyakan tapi cocok untuk berbasa - basi.

Lavita nampak bingung melihat perubahan ekspresi orang di depannya itu. Ia pun sama, mengerutkan keningnya.

"Kenapa lo?" tanyanya kembali dengan sinis.

Cowok itu bergeleng. "Nggak. Nggak."

"Serius?" tanya Lavita semakin penasaran.

"Pertanyaan lo aneh."

"Loh, kok, aneh?"

"Orang kalau udah di dalam stasiun mau ngapain?"

"Naik kereta."

"Itu tahu."

Lavita terdiam sejenak. Sepersekian detik otaknya telah selesai mencerna dan seketika itupun ia justru tertawa. Menertawai pertanyaan bodohnya itu, sementara cowok di depannya hanya tersenyum.

"Ya udah, gue ralat pertanyaannya. Lo mau ke mana, Gusti?" tanya Lavita kemudian.

"Pulang."

"Hah? Pulang ke mana? Emang rumah lo di mana?" Lavita menyerang Gusti dengan pertanyaan.

"Di Manggarai."

"Serius?" cicit Lavita dengan membelalakan matanya, kaget. "Gue kira selama ini rumah lo nggak jauh dari kampus kaya Kiara. Ternyata lebih jauh dari gue, ya," sambungnya.

"Lumayanlah, kalau dilaju naik motor," jelas Gusti. "Lo, sendirian?" tanyanya.

"Nggak, kok. Gue sama kakak gue. Itu dia di sana." Lavita menunjuk ke arah tempat Dhika menunggu.

OK, FINE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang