Chapter 23

2.8K 338 211
                                    

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.



Seokjin menghentikan mobil nya di halaman rumahnya. Ia membawa Jisoo masih dengan keadaan yang sama, tanpa mandi atau sekedar berganti baju.




Mereka memasuki rumah besar itu, Kim Jisoo menyapa orang tua Seokjin dengan sopan, dan di ujung sana terdapat sang ibu yang tengah menatapnya bangga.




"Cantik sekali, Jisoo!" Seru ibu Seokjin. Namun gadis itu menolak untuk dikatakan cantik dengan keadaan yang lusuh seperti ini.




Mereka duduk bersama di meja makan dengan hidangan yang begitu menggugah selera. Di hadapannya, terdapat Min Jennie---adik Seokjin yang dari dulu memang tidak suka dengan Jisoo.




Kata Jennie, Jisoo adalah perebut. Perebut kasih sayang Seokjin dari nya. Seokjin lebih menyayangi Jisoo dibanding adiknya sendiri.




Mereka berdua memang tidak pernah akrab, dan Jennie juga tidak mau ikut campur dengan kehidupan gadis Kim itu.




Namun saat tengah menikmati makan malamnya, Jennie di buat terkejut dengan sesuatu di leher Jisoo. Ia memicingkan mata mencoba melihat dengan jelas, lalu kemudian ia menyeringai. "Menggelikan," ujarnya hingga mendapatkan tatapan dari sang ibu.




"Kenapa Jennie?" Tanya sang ibu.




"Kak Seokjin sangat liar ya rupanya."




Mendengar namanya disebut Seokjin yang berada di samping Jisoo lantas menghentikan makannya dan menatap bingung sang adik.




"Kenapa Jen?"




"Lihat leher Jisoo!" Tunjuknya lalu dengan cepat Jisoo menutupinya dengan tangan.




"Kak Seokjin habis ngapain sama Jisoo sampai leher Jisoo merah begitu?" Jennie mengintimidasi, Seokjin bingung padahal mereka berdua tidak melakukan apapun. Lalu Jisoo bangkit tanpa permisi meninggalkan keluarga Seokjin dan ibunya.




Ibu Jisoo dan ibu Seokjin saling melirik dan tersenyum penuh arti.




"Jisoo," panggil nya mencekal lengan Jisoo yang hendak memasuki kamar mandi.




"Ikut kakak," ujarnya membawa Jisoo ke dalam kamar.




Di dudukannya gadis itu di atas ranjang Seokjin, dan pria itu tengah menggeledah mencari sesuatu di laci meja nya. Sampai ia menemukan sebuah plester penutup luka berwarna senada dengan kulit nya.




Gadis itu menyatukan rambut panjangnya dan mendongak ketika Seokjin menyuruh nya. Lalu pria itu menempelkan plester tepat pada noda merah di leher Jisoo.




"Setidaknya dengan itu, membuat kissmark nya tidak terlihat." Ujarnya lalu menyandarkan tubuhnya di kursi yang berada tepat di depan Jisoo.




"Paper Hearts" (✓)Место, где живут истории. Откройте их для себя