Chapter 19

3.1K 383 126
                                    

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.





Gara - gara Taehyung, malam ini Jisoo tertidur dengan pulasnya hingga ia tak sadar jika hari sudah pagi. Setelah kegiatan belajarnya semalam, Taehyung mengusap tubuhnya hingga ia terlelap, bahkan Jisoo sampai mimpi indah karena nya.




Heran sekali pagi ini Taehyung juga tidak datang membangunkannya.




Ia berjalan cepat sampai pada halaman rumahnya ia di buat melongo. Bukan Taehyung yang datang, melainkan Seokjin. Tak biasanya Taehyung lupa untuk menjemputnya.




"Taehyung, dimana?"




Seokjin mengedikkan bahunya, "aku sampai disini memang tidak ada Taehyung. Justru tante Kim tadi menelpon untuk mengantar mu kuliah karena kau kesiangan."




Sial, ibu nya memang tidak tahu diri. Bertingkah seenaknya tanpa bertanya pada Jisoo.




"Tunggu sebentar, ku hubungi Taehyung."




Taehyung tidak menjawabnya, melainkan mengirimi nya sebuah pesan singkat.




Kim Taehyung-ku (๑˙❥˙๑)

Jisoo, maaf. Aku benar - benar kesiangan hingga tak bisa menjemput mu. Kau bisa jalan sendiri 'kan?




Gadis itu mendengus kesal, selama mengenal Taehyung---atau pada saat dulu Taehyung masih menganggap nya beban, lelaki itu tak pernah melewatkan satu hari saja untuk menjemputnya.




Mau tak mau Jisoo menyetujui ajakan Seokjin untuk mengantarnya.





Seokjin masih sama, terlalu banyak bicara. Jika dulu Jisoo sangat senang mendengar cerita Seokjin, lain halnya dengan sekarang. Ia ingin cepat sampai kampus, ingin menemui Taehyung.




"Jisoo sudah sarapan?"




Gadis itu menggeleng, bagaimana bisa ia sarapan bangun saja kesiangan.




"Kita sarapan dulu, ya."




"Tidak perlu, kak Seokjin. Ah aku akan benar - benar terlambat jika tidak cepat."





Seokjin tertawa gemas, apa yang dikatakan ibu Jisoo ternyata salah selama ini. Jisoo tak semalas itu jika harus pergi ke kampus.




Sampai ia menghentikan mobil nya di depan kampus, Jisoo berpamitan untuk turun, sebelumnya ia telah mengucapkan banyak terimakasih karena kebaikan Seokjin hari ini.




Lantas ia berlari mencari keberadaan kekasihnya. Sampai atensinya tertuju pada lelaki yang kini tengah asyik duduk di bawah pohon rindang, dengan earphone yang menyumpal telinga nya.




"Paper Hearts" (✓)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt