34. Evilest Evil of All Time

29.8K 4.3K 6.4K
                                    

5,1k words, semoga ga bosen. Tadinya mau aku jadiin 2 chapter double update tapi takutnya bakal ngebuat bingung. Ya udah aku jadiin satu aja. Scene pertama adalah kelanjutan dari chapter sebelumnya okay. Happy reading!






"Shoot, Yoshinori!" perintah om Nishimura.

"Shoot me, Chi. It's okay..." pasrah gue, ngeyakinin dia

Yoshi neguk liurnya. "Well..."

Gue pikir dia bakal mengurungkam niatnya karna ragu, tapi no, dia memang iblis yang gak punya hati jadi dia beneran melesatkan peluru itu ke badan gue.

Dor!!!

Badan gue tersentak karna tembakan itu, perlahan-lahan badan gue teruduk di lantai. Seketika darah bercucuran deras, nebus pakaian yang gue kenakan. Di sisa kesadaran gue, gue senyum tipis natap Yoshi. It's fine.

"Thank... you..." gumam gue dengan suara kecil.

Nafas Yoshi jadi menggebu, dia sedikit melotot natap gue yang sekarat. Ini mungkin kali pertama Yoshi ngebunuh orang, dia pikir rasanya menyenangkan, padahal no, untuk orang yang gak terbiasa membunuh, ngebunuh orang terasa kayak neraka.

"Now her head! Shoot her head!" perintah om Nishimura sekali lagi.

Yoshi neguk liurnya, dia mundur beberapa langkah dan menggengam pistol pake kedua tangannya, dia ngarahin pistol ke kepala gue padahal gue udah terpejam gak berdaya.

"It feels good right, Yoshinori? Ngebunuh orang terasa menyenangkan, iya kan?" ucap om Nishimura. "Now shoot her head, Brilliant!"

Tangan Yoshi sedikit bergetar.

"Come on, Yoshi! One more bullet!" aba-aba om Nishimura.

Yoshi ngangguk panik. "Okay, okay. One more bullet." katanya, nenangin dirinya.

"Now!!!"

Dor!!!

Setelah suara lesatan peluru itu, ada keheningan beberapa saat. Gue yang duduk tersandar di tembok dan terpejam lemah, sekarang justru sedikit ngerutin alis. Gue kebingungan.

Why didn't he throw his pistol to me? Instead of it, i heard a fucking gunshot.

Gue ngebuka sebelah mata, nge-check keadaan. Saat sadar sama apa yang terjadi, kedua mata gue langsung terbuka lebar, gue memekik waktu ngelihat Nishimura Tsai udah jatuh ke lantai karna satu peluru melesat di tenggorokannya.

Saking kagetnya, gue langsung berdiriㅡmasih tercengang karna shock. Sambil nutup mulut pake sebelah tangan, gue nyamperin Nishimura Tsai. Dia belum mati, tapi sekarat, kayak coba ngomong sesuatu tapi gak bisa karna tenggorokannya tersedak peluru. Matanya masih terbuka lebar, jelas dia ngelihat gue.

Gue noleh ke Yoshi, gue gak percaya. Karna gue tatap, Yoshi cuma bisa menghela nafasnya. Pelan-pelan gue mendeketan ke Yoshi.

"You..." Gue nurunin tangan dari mulut. Alis Yoshi berkerut sendu. "Fucker."

Plak!!!

"What the fuck!!?" tiba-tiba gue emosi.

Yoshi megangin pipinya yang baru aja gue serang. "I'm sorry!" kata Yoshi, balik emosi.

Gue berkacak pinggang dengan alis yang menyatu jengkel. "I thought we've made a deal?!" luap gue.

Yoshi ngejatuhin pistolnya ke lantai dan ngangkat kedua tangannya ke udaraㅡtanda menyerah. "Okay, okay i'm sorry." nyerahnya. "I hate his voice so much and i can't stand the way he yelled at me!"

Guns & Yuta ✓Where stories live. Discover now