15. Heaven on Earth

37K 6K 5.7K
                                    

"Ini aneh," ucap Yuta seraya berjalan mondar-mandir ke sana kemari, kebingungan sendiri. "Ini aneh banget." ucapnya sekali lagi.

Shotaro menghembuskan nafasnya dan melipat kedua tangannya di depan dada, punggungnya bersandar pada dinding ruangan. Ia benar-benar sudah selesai dengan pria bermarga Nakamoto itu, ia menyerah.

Dokter yang duduk di kursi meja kerja itu sedikit menurunkan kacamatanya, memperhatikan Yuta yang sedang uring-uringan sendiri.

Benar sekali, Yuta dan Shotaro sedang berada di dalam ruang periksa sebuah rumah sakit. Oh jangan tanya kenapa, tentu saja karna Yuta. Entah ada ide apa sampai-sampai pria berwajah sangar itu memaksa Shotaro untuk menemaninya melakukan check up di sebuah rumah sakit.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan, dokter menyatakan bahwa tubuh Yuta sangat-sangat sehat, tapi entah kenapa pria itu justru malah tidak terima dan tidak percaya.

"Yuta-kun, duduk." suruh Shotaro dengan pasrah, karna Yuta sama sekali tidak bisa tenang.

Yuta berhenti berjalan mondar-mandir dan berdiri di depan meja kerja sang dokter. "Pasti diagnosa dokter keliru. Saya yakin ada yang salah sama badan saya. Tolong kita periksa ulang." katanya.

"Goddamnit!" sebut Shotaro karna ia benar-benar sudah muak dengan Yuta. Yuta menoleh ke arahnya. "You're fine, gentleman!" muaknya.

Yuta kembali fokus ke dokter. Ia mulai menjelaskan dengan sungguh-sungguh, bahkan kedua tangannya ikut bergerak memperagakan. "Dokter tau, setiap saya ngeliat cewe ini jantung saya rasanya aneh banget. It's weird! Everytime i see this girl, my blood is boiling and i feel like... like... like i'm half alive..." jelasnya dengan kebingungan.

Shotaro membuang nafasnya. Demi apapun, ia sangatlah ingin memukul kepala Yuta, tapi itu tidak mungkin ia lakukan karna sudah pasti Yuta akan menghabisi nyawanya duluan.

"Dan!" tambah Yuta. "Everytime i think about this girl, saya ngerasa perut saya geli, kayak ada... kupu-kupu?" bingungnya sendiri. "Rasanya aneh... Tapi saya suka... Tapi aneh..."

"Semuanya normal, tuan Nakamoto." jawab dokter itu. "Tidak ada penyakit serius di tubuh anda. Hanya kadar alkohol dan gula anda yang sedikit melewati batas normal jadi mulai sekarang tolong kurangㅡ"

Tiba-tiba Yuta tertawa paksa dan suara itu melenggelegar nyaring di dalam ruangan. "Saya tau ada yang salah." yakinnya. "Mungkin batu ginjal? Atau serangan jantung? Atau..." ucapnya menggantung, ia berpikir sejenak sebelum ia memekik dan menoleh ke Shotaro yang sedang berdiri pasrah. "Shotaro, kita ke psikiater sekarang. Mungkin ini gejala skizofrenia atau gangguan mental atauㅡ" simpulnya sendiri.

"Yuta-kun!" muak Shotaro. "It's love, okay! You love that girl and you're fine! You're not ill or crazy or whatever it is you think you are, cause you're just falling in love!" jelasnya dengan emosi yang dibumbui kekesalan.

Yuta terdiam sejenak karna penjelasan Shotaro, alisnya berkerut kebingungan. "Love?" bingungnya seolah dia tidak mengerti 'love' itu kata dalam bahasa apa.

•••••

"Rui, lo kenapa? Kok daritadi nyuekin kita sih? Apa perasaan kita doang?" tanya Giselle.

Dia berdiri di depan meja gue. Gue lagi di kelas dan emang duduk di shaf depan. Sejak masuk kelas sampai kelas selesai ini, gue gak ada ngomong sama temen-temen gue. Gue tau mereka segerombol itu pasti kebingungan dan bertanya-tanya kenapa gue gak kayak biasanya.

Mereka ngumpul di belakang ㅡdi tempat duduk Hitomi dan kayaknya ngomongin kenapa gue hari ini cuek banget. Giselle-lah yang nyamperin gue dan nanya, setelah sebelumnya panggilan mereka gak ada yang gue sahut.

Guns & Yuta ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon