18. Sunshine

42.9K 5.6K 3.6K
                                    

Gue ada di dalam kamar mandi Yuta, berendam pake air hangat di dalam bath tub-nya yang dipenuhi busa. Kaki gue menyilang dan tumit gue jadi tumpuan di bibir bath up. Gue nyandar di ujung bath tub sambil ngegigitin jempol gue, mengingat apa yang gue lakuin semalam sama Yuta.

Gue senyum-senyum kecil. Ya, we did it. We had sex last night and for fuck's sake that was the most unforgettable thing in my life. Gue akuin itu bukan kali pertama gue, but i'mma say that one is the greatest.

Yuta bener-bener ngewujudin semua fantasi gue and he gave me every pleasure that i needed. Jangan berharap soal vanilla sex kalo sama Yuta cause he prefers the rough one. Tapi dengan gilanya gue suka itu.

Chill, dia pake pengaman karna gue maupun dia sadar kalo kita berdua sama-sama belum siap untuk menghasilkan keturunan.

Pintu kamar mandi terbuka dan setelah itu munculah sosok Yuta dari balik sana. Dia pake sleeping robe warna hitam dan dari wajahnya ketara banget kalo dia baru bangun. Gue emang bangun duluan dan memutuskan buat mandi di kamar mandinya.

Yuta senyum tipis waktu dia ngelihat gue di bath tub kamar mandinya, sementara gue senyum lebar dan berhenti ngegigitin jempol tangan.

"Good morning." sapa gue.

"Morning, Sunshine." jawabnya sambil mendekat ke gue dan duduk di bibir bath tub, dekat kaki gue.

Gue ketawa karna kalimat Yuta ngebuat gue deg-degan sekaligus bahagia. Dia ngelus kaki gue pake sebelah tangannya dan nge-smirk lembut.

"How was last night? Did you sleep well in my room?" tanyanya kemudian.

Gue senyum dan ngangguk. "Perfect." jawab gue kemudian.

Yuta natap gue dengan senyuman lembutnya sembari tangannya ngelus-elus betis gue. "Then stay furthermore," katanya.

"Jangan bercanda." ujar gue.

"Memang siapa yang bercanda?" tohok Yuta, dia ngangkat sebelah kaki gue dan ngecup lembut punggung kaki gue itu. "I love you."

Gue ketawa dan pindah posisi,nyamperin dia. Kedua tangan gue menggenggam bibir bath tub dan dengan lancang gue ngecup bibir Yuta, ngebuat dia ketawa kecil.

"So what are we?" tanya gue, minta kepastian.

Yuta ngangkat dagu gue dan ngecup bibir gue sebentar. "Maunya kamu apa?" dia justru nanya balik. "Soon to be wife?"

"No way! How could you know!" protes gue sambil ketawa lecil, sadar kalo Yuta tau seluk-beluk kelebayan gue.

Gue emang selalu berpikir positif, misal gue pacaran sama Yoshi kayak waktu itu, gue selalu berpikir kalo gue bakal jadi istri Yoshi. Begitu juga sama Yuta. Entah, kayaknya emang udah sifat gue untuk jadi orang yang extra kayak gitu.

Yuta terkekeh "Atau Mrs. Nakamoto? You're obsessed with my last name, aren't you?"

"Yes, sir." jawab gue dengan manis.

Dia ngacak pucuk kepala gue sambil senyum sebelum fokusnya terarah ke bath tub. "Do you mind if i accompany you?" ijinnya tanpa natap gue, bermaksud mau ikutan nyemplung.

"Please." jawab gue.

Yuta berdiri dari bibir bath tub dan matanya natap lurus ke gue. Tangannya dengan handal sibuk ngebuka ikatan sleeping robe. Entah kenapa itu ngebuat gue berdebar. He's insane...

Dalam sekejab Yuta berhasil ngelepas tali sleeping robe-nya dan ngejatuhin benda itu ke lantai gitu aja. Dia naked bener-bener di depan gue, semakin ngebuat ritme jantung gue kacau.

Guns & Yuta ✓Where stories live. Discover now