Bab 10

586 56 5
                                    

" Kita jadi makan apa Del? yakiniku..apa sukiyaki? Kayanya sih sukiyaki lebih enak, ntar kuahnya pake yang tomyum, pedes..dan as...".

" Del...".

" DELIMA !!!". Sita memanggil sahabatnya itu dengan nada sedikit tinggi karena sedari tadi ia tak mendengar jawaban apa-apa dari Delima. Ia membalikkan badannya dan mendapati ternyata Delima jauh tertinggal di belakang, sahabatnya itu masih berdiri mematung di depan pintu masuk gramedia.

" Aishhhh...! ". Dengus Sita kesal sambil berjalan kembali menuju Delima.

" Del...". Sapa Sita sambil menepuk bahu kanan Delima.

" Kamu kenapa sih, katanya capek ko malah berdiri doang di sini? ". Tanya Sita lebih lanjut, matanya mengikuti arah ke mana Delima memandang.

" Ya Tuhan, itu bukannya Arkha? ". Sita menutup mulutnya yang menganga terkejut, di dalam pandangannya saat ini ia melihat Arkha sedang memilih-milih kacamata, tangannya menggandeng tangan seorang perempuan yang ya..lumayan cantik menurut Sita.

" Ayo kita pulang aja Sit, kapan-kapan aja ya kita makan barengnya ". Delima berkata dengan lirih, matanya nanar seperti akan menangis, ia menarik tangan Sita dan berjalan keluar menuju parkiran. Perasaannya saat ini sngat sedih dan kalut.

Sudah berjam-jam Delima cuma duduk diam di ruang tengah, semenjak pulang dari mall, ia hanya  melamun, pandangannya kosong ke arah TV yang tidak menyala, matanya tidak bisa bohong bahwa saat ini ia sedang sedih. Air matanya jatuh dengan deras di kedua pipinya yang chubby, bibirnya bergetar sesekali mengeluarkan suara terisak. Arkha begitu tega dengannya, bagaimana bisa lelaki itu bergandengan mesra dengan perempuan lain di saat ia sudah memiliki istri. Delima tau, ini adalah salahnya, andai saja ia tak pernah melakukan hal bodoh waktu itu, semua tak akan jadi serumit sekarang ini, secara tak langsung Delima sendiri yang membangun obsesi Arkha terhadap Sarah.
Hati Delima pilu, mengingat betapa Arkha nampak bahagia dengan perempuan itu tadi, beda jauh dengan saat dia di rumah bersama Delima. Memikirkan itu semua membuat Delima kembali mual,

Hoek
Hoek
Hoek

Ia berlari ke kamar mandi, membungkukkan badannya di atas wastafel, kakinya terasa lemas.
Buru-buru ia membasuh mulutnya dan keluar kamar mandi saat mendengar deru suara mobil Arkha memasuki pekarangan depan.

Pukul 9 malam Arkha baru pulang ke rumah, setelah dari mall tadi, ia lanjut menemani Sarah ke dua lokasi sesi pemotretan lagi kemudian lanjut makan malam romantis di resto salah satu hotel bintang 5 favorit Sarah.
Arkha memasuki rumah dengan bersenandung kecil, ia bahagia. Sarah membalas perasaannya di kencan pertama mereka hari ini. Hati dan pikirannya dipenuhi oleh bayang-bayang wajah cantik Sarah yang ia rindukan selama ini sebagai sosok "Dinda". Mereka berencana akan bertemu lagi besok di mall yang sama untuk membeli tas mahal idaman Sarah yang telah Arkha janjikan ke Sarah sebelumnya. Arkha akan melakukan apapun untuk membuat Sarah nyaman dan bahagia.

" Mas Arkha...", sapa Delima lembut

Raut muka Arkha mendadak berubah dingin ketika ia mendapati sosok gemuk istrinya tepat berada di depannya. Ia mengacuhkan Delima dan langsung naik ke lantai atas. Delima hanya mengelus dada pelan kemudian berjalan masuk kamar.

Delima terbangun pukul 4 pagi, ia demam tinggi, tubuhnya menggigil dan perutnya mual luar biasa. Ia bolak-balik ke kamar mandi tapi tidak ada yang bisa dimuntahkan. Kemarin ia tak makan sama sekali, terlebih setelah kejadian melihat Arkha dan Sarah, nafsu makannya menghilang. Delima terduduk di kamar mandi, hampir 15 menit ia menangis, kemudian bangkit mengambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh. Setelahnya, ia memutuskan untuk menyapu rumah, menjemur baju yang semalam telah selesai dicuci, menyirami bunga-bunga di pekarangan kecil belakang rumahnya sambil menghirup udara pagi. Setelah semua selesai pada pukul setengah 7 pagi, ia beranjak ke dapur, meletakkan gelas kosong di atas meja kemudian mengambil dua sendok madu, memasukkannya ke dalam gelas dan menuangkan air hangat, mengaduk, kemudian meminumnya. Mualnya sedikit hilang, ia membuka kulkas dan mendapati sepotong red velvet pemberian Sita kemarin, kemudian memakannya. Itulah sarapannya hari ini setelah kemarin tak makan sama sekali.
Delima melangkah ke halaman depan rumah dengan bertelanjang kaki. Menikmati sentuhan dari rumput yang sedikit basah karena embun di bawah kakinya, cara ini yang bisa ia lakukan untuk mengalihkan fokusnya dari Arkha.

Beep
Beep

Terdengar suara kunci mobil terbuka, di belakangnya saat ini muncul Arkha dengan kemeja rapi sedang melangkah menuju mobil, kemudian menghidupkannya. Kurang dari 5 menit akhirnya mobil pajero putih itu bergerak meninggalkan rumah.

Mungkin Arkha akan menemui Sarah.

Delima menarik nafas, lalu kembali masuk rumah, menutup pintunya pelan. Kini yang ia rasakan adalah kepedihan dan kesepian yang semakin nyata.

Malamnya, Arkha pulang selepas magrib. Dia masuk rumah, menaiki tangga dengan buru-buru tanpa mematikan mesin mobilnya yang terpakir di carport halaman depan rumah. Beberapa menit kemudian ia turun dengan membawa tas ransel di punggung dan sebuah laptop di tangan kanan. Delima sudah tau Arkha hendak pergi ke mana, seperti perjanjian tertulisnya waktu itu bahwa setiap minggu malam Arkha akan pergi ke kota C, karena senin - rabu dia harus kuliah dan mengurus kantor keluarganya. Ia akan kembali rabu malam hari, atau kadang kamis pagi. Selepas kepergian Arkha, Delima mengunci pintu, memilih untuk masuk kamar, membuka laptopnya, mencari-cari film yang bisa ia tonton, kemudian merebahkan diri.

Tbc >>>

~~ Hai readers yang baik hati, minta tolong tekan bintangnya ya untuk vote cerita ini, biar authornya makin semangat begadang nulis Bab kelanjutannya 😂. Love you & Thank you ~~
Xoxoxoxo

Beautiful LiesWhere stories live. Discover now