Bab 1

1K 58 1
                                    

Seperti biasa, Delima sudah bangun sedari subuh, perempuan bertubuh gempal itu sedang memasuki masa-masa padat dalam perkuliahannya pada semester 5 di sebuah kampus negeri terbaik di kota ini. Delima memilih kost bersama sahabatnya, Sita, karena kampus dengan rumah mereka berbeda kota, dan cukup jauh. Delima mengambil jurusan komunikasi sedangkan sita mengambil sastra inggris. Selama ini memang sita lah yang kerap kali menjadi tameng bila mana Delima menjadi sasaran bully verbal oleh orang-orang tak berhati.
Bagi Delima, Sita adalah satu dari sandaran hatinya, Sita selalu mengerti isi hatinya. Tapi saat ini.. Sita tak selalu punya waktu lagi untuknya, Sita telah memiliki kekasih yang sama baiknya, Bagas. Hal itu membuat Delima menjadi kesepian. Terkadang muncul rasa iri di hati Delima, ia juga ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang kekasih yang bisa melindunginya, ah..tapi kan Delima tak secantik Sita, mana ada laki-laki yang sudi berbagi kasih dengannya.

Weekend ini Sita akan berangkat ke luar kota karena jurusannya mengadakan studi kampus selama 6 hari, itu berarti Delima harus menghabiskan hampir seminggu seorang diri di kamar, tak banyak yg bisa ia lakukan, sepulang kampus mungkin ia akan menonton film atau membaca novel dari penulis favoritnya

Hari kedua tanpa Sita, Delima dilanda bosan, sudah setengah hari Delima menonton drama series kesukaannya, ia tampak jenuh, namun tak ada hal lain yang bisa ia lakukan tanpa Sita, pergi sendirian rasanya akan canggung, belum lagi kalau nanti ada yang mengatainya, setiap kali di tempat umum Delima merasa risih karena orang-orang memandangnya aneh, seakan berkata "Hey..dasar gendut dan jelek". Padahal mereka tak tahu bahwa Delima sudah mati-matian mencoba berbagai cara untuk membuat dirinya turun berat badan dan cantik, dari mulai diet, nge gym, yoga, dan lain-lainnya, tapi nihil.
Ditengah kebosanan tiba-tiba Delima berfikiran untuk membuat akun palsu di sosial media, tujuannya sih untuk memangkas kebosanan, siapa tau ada orang yang bersedia mengobrol dengannya, tanpa tau ia siapa.
Delima mengambil foto2 cantik dari sebuah blog untuk dijadikan foto profil dari akun palsunya. Dinda..itu nama yg sekilas terlintas di benak Delima untuk menamai akunnya yg baru beberapa jam dibuat tapi sudah punya banyak pengikut.
Mayoritas teman "dinda" di sosial media adalah laki-laki yg setiap kali ia memposting foto cantiknya, mereka menghujani dengan segala bentuk pujian, acap kali ia juga menerima pesan pribadi dari beberapa orang yang ingin mengenalnya lebih dekat, tapi delima abaikan semua itu karena tujuan delima membuat akun itu hanya untuk bersenang-senang dan mencari teman ngobrol atau sekedar sharing seputar kesukaan tanpa harus tau siapa diri masing-masing.

Hingga pada suatu senja di hari ke empat yg ia lalui tanpa Sita, Delima tertarik dengan satu grup di media sosial yg mebahas tentang hal-hal yang sedang viral, delima bergabung dengan grup tersebut, disebuah postingan gambar poster sebuah film yang sedang tayang, delima iseng meninggalkan sebuah komentar yg kemudian di balas oleh sebuah akun bernama Arkha_d.93 dg profil selfie seorang laki-laki berkemeja putih jas navy lengkap dengan topi dan lencana di pundak kanan dan kiri, senyumnya tampak sangat menenangkan dengan mata sipit yg tajam. Tak biasanya delima penasaran dg siapa yg membalas komentarnya, delima terkesan terburu-buru membuka profil dari laki-laki itu, pada berandanya banyak postingan seputar penerbangan, tampaknya laki-laki tersebut bekerja di salah satu maskapai penerbangan. Tanpa sadar Delima "scrolling" beranda akun itu lebih dari 20 menit, delima terkesima dengan betapa laki-laki itu sangat murah senyum disetiap foto yg ia bagikan di beranda sosial media miliknya. Ah...laki-laki itu sungguh menawan, pikir delima.
Delima meninggalkan tanda suka di salah satu fotonya. Selang beberapa menit ada notifikasi dari sebuah pesan yg masuk ke inbox sosial media Delima. Ia membuka pesan tersebut dengan cepat, begitu membaca dari siapa pesan itu berasal Delima mendadak terdiam, matanya melotot tak percaya, bibirnya terus mengulang nama akun yg telah mengirimi ia pesan, akun itu bernama arkha_d.93.
" Hai..,Dinda..? "
Tanpa sadar delima melompat dari kursi meja belajarnya karena saking riangnya, untung saja laptopnya tidak ikut jatuh karena goncangan meja yg tersenggol tubuh gempal Delima. Cepat-cepat Delima membalas pesan tersebut dengan jantung yang berdegup kencang
" Iya, saya? "
" Tinggal di mana Dinda? "
" Kota A tapi sekarang sedang kuliah dan kos di kota B, kalau kamu? "
" Wah lumayan dekat ya, aku di kota C, boleh berteman kan, kalau iya tinggalin nomor WA nya ya, biar lebih gampang berkabar? "
" Iya boleh "

Sore itu obrolan mereka di sosial media mengalir dengan lancar dan terkesan seru, mereka saling bertukar cerita seputar kegiatan sehari-hari, kerjaan dan lain hal, padahal mereka baru kenal beberapa jam namun mereka terasa sangat akrab. Ternyata Arkha adalah seorang kopilot junior yg baru saja menyelesaikan 1000 jam penerbangannya sebagai syarat agar bisa naik level menjadi kopilot madya, dia sempat bekerja di salah satu maskapai terbaik, namun tahun ini Arkha memutuskan untuk resign karena ingin mewujudkan keinginannya untuk mengambil S1 arsitektur. Ya..benar, menjadi pilot bukanlah keinginan Arkha sendiri melainkan kedua orang tuanya, karena Arkha lahir di keluarga besar yg mayoritas bekerja di penerbangan. Setelah sekian lama beradu argumen akhirnya orang tua Arkha menyerah dan mengizinkan arkha untuk mengambil S1 Arsitektur sesuai kemauannya.
Obrolan Delima dan Arkha terhenti karena adzan magrib, tapi sebelum itu Delima telah memberikan nomor ponselnya kepada Arkha.
Malamnya Delima terus memikirkan sosok Arkha, ia menunggu kapan Arkha akan menghubunginya.
Pukul 9 malam lewat 20 menit ada pesan dari nomor baru di Whatsapp Delima. Hati Delima berbunga-bunga kala ia tau bahwa Arkha yg mengiriminya pesan, belum sempat membalas pesan tersebut, hp Delima sudah berdering, Delima tau itu adalah Arkha, Delima mengangkat panggilan tersebut dengan hati-hati.
" Halo, Assalamu'alaikum Dinda.."
" Wa'alaikumsalam", sahut Delima, hati Delima rasanya mau meledak saking bahagianya
" Wah..ternyata suaranya se cantik orangnya, enak sekali di telinga. Haha..", lanjut Arkha diikuti dengan suara tawa kecil yg sangat renyah.
Batin Delima sungguh berbunga-bunga karena Arkha memujinya, ya..Suara Delima memang sangat merdu meskipun hanya berbicara, suaranya sangat lembut dan anggun serta sedikit ada logat manja. Dari kecil Delima memang sering bernyanyi di acara sekolah ataupun acara kecil lainnya, seringkali gurunya menyuruh Delima untuk ikut ajang bernyanyi nasional yg disiarkan di tv, namun Delima selalu menolaknya karena minder dengan penampilan fisiknya.
Malam itu mereka mengobrol hingga pukul 1 dini hari, sepanjang obrolan tersebut, Delima tak hentinya tersenyum sendiri, ia terkesima dengan kepribadian Arkha. Sungguh...meskipun baru sebentar perkenalan mereka, Delima sepenuhnya sadar bahwa ia telah jatuh ke lubang permainan yg ia gali sendiri, Delima..jatuh hati dg Arkha tapi Delima takut untuk berkata jujur bahwa Dinda bukanlah namanya dan juga foto-foto yang ia gunakan di sosial media itu bukanlah dirinya, Delima takut Arkha akan menjauh, kecewa dan ilfeel bilamana ia tau seperti apa sebenernya Delima.
Dalam kegundahannya Delima akhirnya memutuskan untuk tetap mengikuti kebohongan yang telah ia buat demi bisa tetap berhubungan dengan Arkha. Tanpa ia tau bahwa kebohongannya ini suatu saat nanti akan berimbas sakit yang teramat dalam.

Beautiful LiesWhere stories live. Discover now