Tidak seperti biasanya, hari ini Naya memoleskan lip tint merah yang lumayan tebal di bibirnya. Tak hanya itu, Naya pun tak sungkan mendusel dada Algra dan memeluknya dari samping.

"Kemasukan atau cacingan nih ceritanya?" sarkas Algra terkekeh geli.

Naya mendongak, memamerkan puppy eyes-nya pada cowok itu. "Jadi nggak boleh?" kata Naya dengan nada bicara dibuat manja.

Mendapati itu, tak ayal Algra kesulitan menelan saliva-nya.

"Boleh kok boleh." Anak Rahayu itu membalas pelukan Naya setelah selesai menyimpul tali sepatunya.

"Bibir lo abis disengat tawon ya?" ucap Algra memicu tatapan tajam dari Naya. "Y!"

"Lipstik baru?"

"Bukan lipstik, tapi lip tint."

"Ooooh, lip tint-nya baru?"

Naya mengangguk.

"Rasa apa?"

"Stroberi."

Algra menampilkan smirk, sedikit menunduk mencapai wajah Naya yang masih setia dengan dada bidangnya. "Boleh cicip?"

Naya mengangguk lagi. "Boleh." Gadis itu menegapkan kepala dan mengeluarkan lip tint dari saku bajunya. "Nih...."

"Ck... Bukan yang disitu, tapi yang disini." Menyentuh bibir Naya dengan jempol dan telunjuknya.

Dengan kecepatan kilat, Naya memilih memeluk lelaki itu dan bersembunyi di dekat dadanya agar si cowok sulit meraih apa yang diinginkan. "Nggak!"

"Lo beda ya Nay, bukannya kabur malah dusel-in gue mulu...."

"Biarin."

"Jangan bilang lo tidur?" tanya Algra setelah 5 menit tidak ada pergerakan.

"Enggak, gue cuma mager aja negakin kepala," jawab Naya santai.

Hari ini mereka berdua sudah terdaftar di sekolah baru, yakni SMA Prada Maja. SMA yang dimaksud punya jadwal masuk yang lumayan longgar dari sekolah negeri, tepatnya jam 7.15 WIB. Jam masuk yang masih lama inilah yang membuat Algra bisa bermanja-manja dulu dengan istrinya-eh bukan Algra yang manja pagi ini, tapi Naya.

Sadar jika waktu tidak akan menunggu, Algra memeriksa jam tangannya. "Udah 6.45, mau gue gendong ke mobil?"

"Mau...." Naya menjawab masih dengan gaya manjanya.

Ikut campurnya kata 'sayang' yang ada di diri Algra membuatnya rela memanjakan Naya seperti saat ini. Cowok yang kini memakai seragam Prada Maja menggendong Naya dari kamar sampai ke lantai satu. Tadinya Algra mau langsung ke mobil, tapi tiba-tiba ia ingat perkataan mertuanya tentang Naya yang tidak bisa kalau tidak sarapan pagi.

"Turun gih, masak apa kek buat sarapan," perintah Algra yang sudah menunduk untuk menurunkan Naya, tapi gadis itu enggan melepas tangannya yang melingkar di leher Algra.

"Nggak mau sarapan."

"Ck... Jadi lo maunya pingsan di sekolah?"

Perkataan Algra barusan berhasil membuat Naya turun dari gendongannya. Tapi, bukannya menyiapkan sarapan, Naya malah fokus menatap pintu kamar tempat kakaknya Algra berada. Melihat Algra yang sibuk dengan ponsel, Naya berjalan mengendap-endap menuju kamar itu.

"Ngapain lo?!" Lagi, Algra sigap menahan tangan Naya yang ingin membuka pintu kamar.

"Kenapa sih gue nggak boleh ketemu sama Kak Raya? Gue juga pengen kenal sama Kak Raya, gue tuh pengen ngerasain gimana rasanya punya kakak perempuan!"

ALGRAFIWhere stories live. Discover now