"Om Nishimura udah nerima datanya." kata Yoshi ke gue. "Dia nyuruh aku ke rumahnya, so do you mind if i leave you?"

Gue menggeleng. "Enggak, pergi aja. Bantu om Nishimura okay. Oh iya, rekaman CCTV waktu Yuta nusuk aku juga udah aku kirimkan ke dia. Siapa tau bisa jadi pemberat Yuta di pengadilan nanti."

•••••

Malam hari ini gue duduk bersandar di kasur sambil megang remot TV, nyaksiin berita yang lagi ditayangkan panas.

"Nishimura Tsai mengadakan konfrensi pers tentang penyeludupan senjata ilegal dan narkotika yang berpusat di Osaka. Beliau menuduh Nakamoto Yuta dan sebelas pengusaha jepang lainnya terlibat dalam kasus ini. Pihak kepolisian sendiri sedang mendalami kasus tersebut dan sekarang tengah dalam masa penyelidikan..." ucap seorang presenter di sebuah saluran televisi.

Gue menghela nafas dan ngeganti chanel TV untuk nonton berita yang lain. Jelas aja berita soal Yuta dan komplotannya langsung heboh. Padahal gue baru ngirim data ke om Nishimura kemarin pagi, besok harinya TV sudah dipenuhi berita soal Yuta dan hal ilegalnya.

"Saham perusahaan milik ke sebelas pengusaha yang terlibat kasus penyeludupan senjata ilegal dan narkotika menurun drastis. Penurunan saham tertinggi dialami oleh perusahaan makanan instan Tiger Food. Perusahaan yang dipimpin Osaki Hitada sebagai chief executive officer ini mengalami penurunan saham lebih dari 20% dalam waktu yang cukup singkat..."

Sekali lagi gue ganti chanel dan kali ini lagi nayangin speech-nya om Nishimura Tsai.

"Seperti yang sudah saya katakan tadi, Yuta, Hitada, dan kesepuluh orang lainnya adalah bajingan. Mereka sembunyi dibalik topeng cantiknya selama ini. Yayasan amal yang mereka bangun pun hanyalah akal-akalan saja, jelas sekali kalo mereka membangun yayasan itu dengan uang haram mereka. Mengerikan sekali... Saya sampai gak habis pikir..." cuplikan speech om Nishimura di sebuah konfrensi pers.

Cklek!

Gue yang tadinya fokus ke TV langsung noleh ke arah pintu saat sadar benda itu terbuka. Giselle muncul dari balik sana sambil ngebawa sebuket bunga buat gue. Gue langsung ketawa waktu ngeliat dia, apalagi waktu sadar dia bawa bunga.

"Lo gak perlu bawa bunga kali." kata gue. "Daripada bunga, gue lebih butuh donat."

"Kepala lo ijo." umpatnya.

Gue ketawa karna penuturannya. Dia berdiri di samping kasur gue dan naruh buket bunga di atas meja nakas, sebelum akhirnya duduk di kursi yang ada di sebelah kasur gue.

"Serius, gue gak butuh bunga. Gue butuh makanan. Makanan di sini rasanya kayak air putih." ucap gue.

Giselle berdecih dan setelah itu noleh ke TV, ngelihat berita yang tadi gue tonton. "So... You really did it?" tanya Giselle.

Gue naruh remot di meja nakas dan berdehem ngejawab pertanyaan Giselle, kemudian kembali fokus natap dia.

"Udah gak bisa ditoleransi dosa dia ke gue, Selle." kata gue.

Sebenernya gue dirawat di rumah sakit yang sama dengan rumah sakit tempat Giselle dirawat karna asam lambung waktu itu, tapi Giselle cuma dirawat 2 hari jadi kemarin dia udah dibolehin pulang.

"Bagus deh kalo berhasil," responnya. "Mana Yoshi?"

Gue menghela nafas. "Hari ini dia belum jenguk gue. Gue telpon pun katanya lagi sibuk." curhat gue.

"Ya lo marah kek ke dia, masa gak dijenguk."

"Kayaknya sih dia sibuk ngebantu om Nishimura, gue gak mau ganggu. Papanya sama om Nishimura juga belum ngejenguk gue sama sekali. I feel hurt..."

Guns & Yuta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang