XXI

14.4K 4.1K 425
                                    

Agni:
Fc gd E?
Ok
Gw ksna

Aku menghela napas lega. Kutatap jam di pergelangan tanganku. Tinggal sepuluh menit lagi sebelum waktu ujian tengah semester kelas Teori Kriminologi Modern dimulai. Sementara antrean fotokopi di gedung E ini bisa memicu asam lambungku. Ada tiga komputer di tempat print & fotokopi ini, tetapi ketiganya punya baris antrean masing-masing. Ada apa sih hari ini? Apa semua mahasiswa di kampus ini harus mencetak tugas hari ini juga? Jam ini juga?

Semua ini gara-gara semalam aku keasyikan membaca novel Amba yang kupinjam dari reading room. Aku baru tidur pukul 4 pagi, padahal aku ada jadwal ujian tengah semester kelas Bu Salma pukul 9 pagi. Tadinya aku hanya menghibur diri dengan baca novel setelah belajar untuk ujian. Eh, malah lupa waktu. Akibatnya aku bangun kesiangan, padahal aku harus mengeprint tugas esai individu yang mesti dikumpulkan nanti selepas ujian.

"Mon?"

Aku menoleh, dan seketika ingin bersorak ketika melihat Agni muncul. Yeay! Penyelamatku datang!

"Kak, please tolongin gue, ya? Please? Hidup dan mati gue di tangan lo!"

"Ck. Lebay, deh. Mana yang harus di-print?" tanya Agni.

Buru-buru kujejalkan flash disk-ku ke tangan Agni. "Nama failnya Teori Kriminologi Posmodern Aurora Monika."

"Oke. Kelasnya di gedung F?"

Aku mengangguk. "Kelas 4302. Kalau udah di sana, nanti chat aja, biar gue izin keluar."

"Sip. Udah sana buruan ke kelas!"

Aku mengangguk lagi. "Makasih banyak, Kak! Pokoknya makasih!"

Agni hanya mengangguk, lantas aku bergegas menuju gedung F yang berada di belakang gedung E ini.

"Good luck, Mon!" Terdengar suara Agni dari kejauhan.

Aku membalasnya dengan lambaian tangan, tanpa berbalik apa lagi menghentikan langkahku. Sekarang aku hanya punya waktu lima menit untuk tiba di kelas 4302 yang letaknya di lantai 4!

Namun, setidaknya Agni akan membantuku mencetak tugas sementara aku mengikuti ujian tengah semester. Bu Salma terkenal sebagai dosen yang sangat disiplin. Terlambat masuk kelas saat ujian, sama saja seperti permintaan tersirat untuk mengulang semester depan. Pasalnya sudah pasti aku nggak akan diizinkan ikut ujian.

Untung saja aku ingat semalam di warung pecel lele, Agni sempat bertanya apakah hari ini aku ke kampus atau nggak. Dia juga cerita kalau dia ada kepentingan ke kampus pagi-pagi. Jadi, untung-untungan, aku mencoba menghubungi Agni dan minta bantuannya untuk mencetak tugasku. Siapa tahu Agni sedang gabut. Siapa tahu Agni sedang butuh kegiatan. Siapa tahu Agni sedang berminat untuk beramal dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Tuhan memang maha baik! Dan Agni orang baik, tentu saja, karena ternyata dia membalas dengan cepat dan menyanggupi permintaanku. Lain kali aku akan mentraktirnya makan enak sebagai tanda terima kasih.

Berkat Agni, aku bisa tiba di kelas tepat waktu. Du menit setelah aku duduk di kursi sembari berkipas dengan kertas karena kegerahan setelah lari marathon, Bu Salma masuk dan membagikan soal ujian. Aku begitu khusuk mengerjakan, sampai tak ingat bahwa Agni seharusnya mengirimiku chat saat dia berada di depan kelasku agar aku bisa keluar kelas dan mengambil tugasku. Aku baru ingat soal tugas itu saat Arga, menjadi orang pertama yang mengumpulkan jawaban ujian sekaligus esai individu.

Kuperiksa ponselku diam-diam. Belum ada chat dari Agni.

"Oke, waktu habis, ya. Taruh jawaban kalian di sini."

Aku panik. Jangan-jangan dia ada urusan mendadak dan lupa bahwa separuh nyawaku masih dia bawa? Ya ampuun, masa iya sih? Sial amat nasibku kalau sampai itu yang terjadi.

DIHAPUS - Di Mimpi Tempat Kita BerjumpaWhere stories live. Discover now