XV

14.7K 3.9K 465
                                    

Jam dinding sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Entah sudah berapa kali playlist pengantar tidurku memutar lagu-lagu yang sama, dan semuanya mengumandangkan hal yang sama: misi tidur yang gagal.

Ini semua bermula dari berjam-jam yang lalu. Aku kelelahan sepulang dari Kedai Kita. Bahkan tanpa ganti baju, aku berbaring di kasur dan ketiduran. Sayangnya, baru lima belas menit, aku terbangun secara mendadak, dan teringat soal kata-kata Agni di Kedai Kita sebelum ia pergi tadi. Setelahnya, selamat tinggal kantuk. Benakku penuh dengan pertanyaan, dan pertanyaan-pertanyaan itu menyebalkan. Rasa kantukku diperangi oleh penasaran.

Aku juga sudah mencoba membaca buku untuk memancing kantuk, tetapi sama sekali nggak bisa konsentrasi. Aku beralih ke aplikasi desain untuk menggambar sembarangan, tetapi lama-lama bosan juga. Setelah sekian lama, kantukku belum juga kembali.

Dasar Agni sialan!

Baru saja malam-malamku tenang karena mimpi-mimpi absurdku tentangnya cukup lama absen, sekarang dia membuatku nggak bisa tidur dengan alasan yang berbeda. Lama-lama Agni itu bisa berdampak buruk untuk kesehatanku.  Setelah memaksaku menelan aspirin berkali-kali, masa sekarang aku harus menelan obat tidur juga?

Apa sih maksud kata-katanya tadi? Kenapa dia bilang bahwa dia itu bukan orang yang layak dicintai? Pesimisme macam apa itu? Mana ada orang yang nggak layak dicintai di dunia ini?

Oh, ada deng. Psikopat, koruptor dan penyiksa hewan. Pemerkosa juga.

Apa Agni itu psikopat? Namun, semua orang di kampus punya kesan yang baik soal Agni, bukan? Eh, jangan salah, Mon. Di film-film dan drakor itu, kebanyakan psikopat digambarkan berpenampilan baik, tampan, dan sama sekali nggak menunjukkan kelainan mental. Tapi ... masa Agni psikopat? Satu-satunya kekerasan yang Agni lakukan dan pernah kulihat adalah kekerasan pada diri sendiri. Itu juga aku hanya melihatnya dalam mimpi. Mungkin nggak sih, ada aliran psikopat yang targetnya adalah diri sendiri?

Atau mungkin Agni itu koruptor? Astaga, memangnya apa yang dikorupsi oleh Agni? Dana mahasiswa yang nggak seberapa itu? Tapi biasanya koruptor nggak mengakui apalagi menyadari kesalahannya, bukan? Sebaliknya, Agni justru mengatakan bahwa dia bukan orang yang layak untuk dicintai. Itu artinya dia sadar bahwa dia melakukan suatu kesalahan, atau setidaknya ada yang salah dengan hidupnya, bukan?

Bagaimana dengan penyiksa hewan? Saat bertemu denganku di pinggir danau waktu itu, Agni memang nggak menunjukkan ketertarikannya pada Keluarga Barbara. Dia nggak sepertiku yang rasanya yang selalu berdebar-debar setiap kali ada kucing yang mengeong padaku. Dia juga sepertinya nggak pengin guling-gulingan setiap kali melihat kucing sedang rebahan, sepertiku. Namun, hal-hal semacam itu kan nggak bisa disimpulkan bahwa dia penyiksa hewan. Toh, dia juga pernah membawa Paduka ke kos-kosan Ragil dan Paduka baik-baik saja. Jadi, kurasa Agni bukan penyiksa hewan.

Jangan-jangan Agni itu pemerkosa? Idiih, amit-amit! Kalau dia memang pemerkosa, aku nggak sudi menolongnya. Biar saja dia mati ditabrak kereta seperti yang terjadi di mimpiku waktu itu.

"Tapi masa sih ...."

Aku tahu bahwa ini pemikiran yang naif dan tergesa-gesa. Namun, rasanya mustahil Agni serendah itu. Maksudku, lihat saja sikapnya sehari-hari. Agni selalu sopan, bicara dengan santun, nggak pernah melakukan kontak yang nggak diperlukan. Rasanya, akan sangat plot twist bila Agni itu sosok pria bejat yang nggak punya nurani dan moral seperti itu.

"Terus apa dooong?" Kututup wajahku dengan bantal, dan aku berteriak keras-keras yang tentu saja nggak terdengar oleh siapa pun. "Nyusahin aja sih itu cowok!"

Kenapa Agni merasa dirinya nggak layak dicintai? Kesalahan apa yang dia buat sampai merasa dirinya nggak layak? Hal buruk apa yang dia alami sampai rasa self esteem-nya lenyap begitu? Dan apa yang bisa kulakukan untuk membantunya, jika Agni layak dibantu?

DIHAPUS - Di Mimpi Tempat Kita BerjumpaWhere stories live. Discover now